Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Di luar kendali
Andini tiba tiba saja berada di tempat yang sangat asing sekali, bukan hutan atau pun di rumah ini lokasi nya. melainkan sebuah rumah sakit kosong dengan bentuk yang sangat seram, dinding semua sudah terkelupas di bagian tertentu serta laba laba yang bersarang setiap pojok ruangan membuat wanita ini merasa sangat ketakutan.
Jalan keluar juga masih belum tau di mana, takut bila sembarangan berjalan malah semakin tersesat sehingga sudah pasti nanti tidak bisa mau keluar dari rumah sakit, maka nya sekarang masih melihat keadaan dulu. rasa jantung sudah tidak karuan karena rasa seram nya tidak main main, sampah dan tikus berlarian kesana kemari.
"Aaaaagghhhh."
"Ada orang!" Andini kaget karena ada suara teriakan.
Karena ada suara yang sedang menjerit maka lebih baik di datangi saja, siapa tau orang tersebut bisa tau jalan keluar. padahal bila menjerit seperti itu pasti ada sesuatu yang tidak beres, Andini mengambil tongkat besi yang tergelatak begitu saja dekat pintu ruangan yang tertutup.
"Di mana tadi suara nya, kenapa tidak terdengar lagi?" Andini masih berusaha mendengarkan.
Semakin di cari malah semakin lenyap entah kemana, membuat keringat dingin kian deras saja mengalir keluar. nafas juga terasa pengap karena berjalan cepat dengan perut buncit begini, keadaan juga sedang tidak baik.
"Ya allah tolong tunjukan aku jalan, kenapa juga aku mendadak ada di sini." rasa nya Andini ingin menangis.
"Aaaaghhhh."
"Itu suara tadi lagi." Andini cepat berlari sebelum hilang suara tersebut.
"Eghhhh."
Sampai lah Andini di depan ruangan yang bertulis kan ruangan bersalin, berarti orang yang sedang teriak itu sedang berusaha untuk mengeluarkan bayi nya dari dalam perut. Andini ragu antara mau masuk atau di luar saja, namun dia butuh bertanya agar bisa keluar dari rumah sakit ini.
"Apa yang harus aku lakukan? bagai mana aku mau masuk!" sejuta keraguan di hati Andini.
"Eeeghhh, sakiiiiittt!" suara wanita kembali berteriak kencang dari dalam.
Akhir nya Andini menemukan celah untuk melihat kedalam, agak membungkuk dia pun mengintip nya karena penasaran juga dengan wanita yang sedang kesakitan itu. betapa kaget Andini sekarang setelah melihat wanita yang sedang melahirkan di dalam, ternyata dia melahirkan sendirian dalam keadaan kaki dan tangan terikat rantai yang sangat besar.
"Apa ini, Ya allah?!" lemas lunglai tubuh Andini melihat nya.
Braaaak.
Pintu ruangan terbuka lebar dan tampak lah semua nya dengan jelas, wanita yang sedang kesakitan di atas ranjang dan bagai mana kondisi perut dia yang terus merekah seakan mau pecah. siapa pula orang yang sudah mengikat wanita ini, kenala dia di rumah sakit dalam keadaan seperti ini.
"Siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Andini berusaha melepaskan rantai itu.
"Tidak usah berusaha melepaskan ku, lebih kau lepaskan saja rantai yang membelenggu dirimu." ujar wanita itu serak.
"Apa maksud mu?!" Andini kebingungan tidak mengerti.
"Kau akan bernasib lebih parah dari aku bila tak segera mendapatkan obat nya, racun yang masuk kedalam tubuh mu jauh lebih ganas." seringai wanita.
"Maksud mu aku kena santet?" tanya Andini ketakutan.
"Eeeeghhhhh, aaagkkkk!"
"Pe-perut mu! Ya allah, allahu akbar." Andini begitu takut melihat perut besar itu.
"Sakiiiiittt, eeeghhhhk!"
"Allah, allah, allah!" Andini tidak bisa bergerak akibat terpaku melihat perut wanita tersebut.
Perut kian besar sehingga ukuran nya jauh sangat jauh dari wanita hamil biasa nya, sampai kulit kulit semua sudah pecah pecah akibat perenggangan yang terus terjadi. wanita di atas ranjang juga terus menggerang sambil menatap Andini, yang di tatap cuma melongo sembari menyebut nama tuhan.
"Aaaaaghhhhkk."
Duaaaar.
"Ya allahhh!" Andini ikut terpekik saat perut meledak.
Darah dan juga jeroan nya keluar semua melanting kemana mana karena ledakan yang sangat dahsyat, bayi yang di lahirkan kepala nya lepas dari badan. terbukti bayi itu bukan lah nayi setan, cuma memang mungkin ada yang sedang berbuat jahat pada wanita ini.
Sangking tidak kuat nya melihat pemandangan ini, Andini pingsan dan jatuh bersama dengan jeroan wanita hamil yang berserakan di lantai kotor penuh dengan daun kering. niat hati ingin lari, tapi malah jatuh pingsan akibat syok, di tengah kesadaran yang hampir hilang. Andini melihat bayangan seorang wanita dengan rambut panjang, sayang nya wanita itu memakai topeng untuk menutupi bagian wajah dari kening hingga kemata.
"Kau siapa?" Andini bertanya dan kemudian sukses pingsan.
Wanita bertopeng tersenyum sembari mengelus perut Andini yang buncit, tak lama kemudian semua nya hilang seperti berputar di telan angin yang sangat kencang, entah datang dari mana angin tersebut.
...****************...
Hendra memasuki rumah dengan perasaan campur aduk akibat memikirkan anak buah nya yang bunuh diri, dia berjalan dengan pikiran gundah kearah dapur karena mau mengambil minuman dari dalam kulkas. Andini tidak nampak, mungkin saja sedang istirahat di dalam kamar nya.
Greeep.
"Hah?!" Hendra kaget karena ada tangan yang memeluk pinggan nya dari belakang.
"Tuan wangi sekali." Wati tersenyum manis di depan Hendra yang melongo.
"Lepaskan saya!" Hendra menepis tangan Wati.
"Lihat lah saya, Tuan! milik saya lebih bagus dati milik Ibu, dan tentu nya saya masih perawan." bisik Wati yang sudah memakai baju haram berwarna merah merona.
"Dasar wanita gila! aku akan memecat mu, tidak tau diri." bentak Hendra sangat marah.
Wati malah tertawa kencang setelah di maki oleh Hendra barusan, dia bukan nya takut tapi malah memeluk Hendra sampai pria ini tidak bisa bergerak untuk menepis atau melarikan diri dari pelukan pembantu nya yang sangat sexy ini.
"Ayo lah, Tuan! Ibu tidak akan tau bahwa kita melakukan nya." Wati mengambil tangan Hendra dan meletakan di atas gunung kenyal.
"Ya allah kenapa tangan ku tidak kuat melawan?!" panik Hendra berusaha keras.
"Yang ini di masukan sini, Tuan." Wati mengambil tangan Hendra satu lagi dan mencolokan di apem kelapa hitam.
Sekuat tenaga Hendra menarik tangan nya agar tidak menyentuh tubuh Wati, namun sial nya tetap saja tidak bisa. Wati dengan leluasa menciumi wajah Hendra, bahkan juga mencium bibir majikan nya yang sangat menggoda itu.
"Punya ku lebih enak loh, Tuan! aaaah ya, di colok begitu." Wati mendes*h kenikmatan.
"Tolong lah aku, Ya allah! berikan aku kekuatan agar bisa lepas." pinta Hendra dalam hati nya.
"Aaaahhhh, aaaackkkk!" Wati menciumi Tuan nya dengan buas.
Semua nya sungguh di luar kendali dan tangan Hendra juga bergerak sendiri mengobok obok sumur yang sudah basah itu, Wati menggerang karena terpuas kan walau hanya dengan jari saja..
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...