Kalandra terpaksa menerima perjodohannya itu. Padahal dia akan dijodohkan dengan perempuan yang sedang hamil lima bulan.
Saat akan melangsungkan pernikahannya, Kalandra malah bertemu dengan Anin, perempuan yang sedang hamil, dan dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengannya. Ternyata Anin kabur dari rumahnya untuk menghindari pernikahannya dengan Kalandra. Anin tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah, harusnya yang menikahinya itu Vino, kekasihnya yang menghamili Anin, akan tetapi Vino kabur entah ke mana.
Tak disangka kaburnya Anin, malah membawa dirinya pada Kalandra.
Mereka akhirnya terpaksa menikah, meski tanpa cinta. Apalagi Kalandra masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Akankah rumah tangga mereka baik-baik saja, ketika masa lalu mereka mengusik bahtera rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Tujuh
Satu Minggu setelah pertemuan dengan Anin, Bima semakin membaik dengan istinya. Bima semakin sayang dengan istrinya dan tidak pernah melakukan kekasaran lagi dengan istrinya.
Dia sangat berterima kasih dengan Anin. Iya, Anin adalah sahabat baik Bima sejak SMA. Hanya Anin dari dulu yang bisa menasehati Bima, hingga kadang ibunya Bima meminta Anin menasehati Bima yang kadang sikapnya kasar juga arogan saat dia SMA hingga kuliah. Bima selalu menuruti apa yang Anin katakan. Entah kenapa hanya Anin yang bisa menasehati Bima.
"Sayang, aku ingin mengenalkan kamu dengan sahabatku. Apa kamu mau menemani?" Bima bertanya dengan istrinya.
"Boleh, kapan?" tanya istri Bima.
"Em ... besok mau? Aku akan mengundang dia dengan suaminya juga," ucap Bima.
"Baiklah, sarapan dulu yuk, aku sudah memasak." Istri Bima mengajak sarapan.
"Oke. Terima kasih, sayang. Maafkan aku, sudah berbuat kasar padamu selama ini." Bima memeluk istrinya dari belakang dan mencium lembut pipinya.
"Sudah, yang sudah ya biar berlalu, jangan di ingat lagi. Ayo sarapan dulu, kamu harus ke kantor, sudah siang," tutur istri Bima.
Mereka berdua sarapan bersama, dan setelah itu Bima berangkat ke kantornya.
"Sayang?" panggil Bima pada istrinya.
"Iya, ada apa Bim?" tanya istri Bima
"Ganti baju sana, temani aku kerja," pinta Bima. Seketika istri Bima mengernyitkan dahinya.
"Aku ikut kamu bekerja? Yang benar saja, aku harus memasak untuk makan siang, katanya kamu ingin makan siang bersama di rumah?" ucap istri Bima
"Em, sepertinya, kita butuh refreshing. Kamu ganti baju, lalu siapkan baju ganti untuk aku dan kamu, aku akan menyelesaikan pekerjaanku secepat mungkin dan kita pergi ke suatu tempat," tutur Bima.
"Mau kemana?" tanya istri Bima.
"Sudah nurut saja, aku kan bilang aku ingin melepas penat, pergi ke suatu tempat bersama kamu," ucap Bima.
"Oke, tunggu sebentar." Istri Bima menuruti apa kata suaminya.
Bima sengaja mengajak istrinya ke villa miliknya yang berada di daerah pegunungan. Dia ingin menikmati quality time bersama istrinya. Karena sejak menikah dia sama sekali tak pernah mengajak istrinya kemana-kemana, jangankan mengajak istrinya pergi, hubungan di ranjang saja dia main kasar dan selalu menyiksa istrinya. Kebahagian terpancar dari Bima dan istrinya. Mereka layaknya pengantin baru yang sedang hangat-hangatnya, dan akan menikmati bulan madu.
"Sudah?" tanya Bima di balik pintu kamarnya
"Sudah, ayo berangkat," ajak istri Bima.
"Oke. Aku bilang bibi dulu kita tidak akan pulang selama 5 hari," ucapnya
"Lima hari?" Istri Bima sangat terkejut.
"Iya." jawabnya.
"Katanya besok mau menemui sahabatmu?" tanya istri Bima.
"Bisa di undur kalau itu. Kita nikmati saja waktu kita berdua. Kamu membawa pakaian seksimu?" tanya Bima menggoda istrinya.
"Pakaian seksi apa, Bim? Tidak usah macam-macam deh! Jangan menggodaku seperti ini," ucap istri Bima. Bima terkekeh melihat pipi istrinya menjadi merah merona
"Sudah jangan pikirkan itu, ayo berangkat." Bima menggandeng istrinya menuju mobil, dia juga berpamitan dengan asisten rumah tangganya untuk menjaga ruangnya selama 5 hari.
^^^
Anin sedang bersama Kala menghabiskan sarapan paginya di meja makan. Ponsel Anin berdenting, dia melihat ada notifikasi WhatsApp masuk di ponselnya. Anin segera membukanya dan membaca isi pesannya, Bima mengirim pesan pada Anin jika minggu depan dia mengundang Anin dan Kala makan malam, dia akan mengucapkan terima kasih pada Anin karena telah menyelamatkan rumah tangganya.
"Kala." panggil Anin.
"Apa, Anin?" jawab Kala.
"Bima mengundang kita makan malam Minggu depan. Kamu mau?" tanya Anin.
"Em, iya boleh, dalam rangka apa dia mengundang makan malam kita?" tanya Kala.
"Dia sudah baikan dengan istrinya, dan tadi dia bilang, kalau dia sedang berbulan madu dengan istrinya," ucap Anin.
"Bulan madu? Boleh juga itu, kita juga harus bulan madu," ucap Kala semangat.
"Jangan ngawur kamu, aku sedang bicara serius!" tukas Anin.
"Aku juga serius. Kita akan berbulan madu, kamu mau?" tanya Kala.
"Em, lalu Dava?" tanya Anin.
"Kita titipkan sama orang tua kita, pasti mereka senang kalau Dava di sana?" jawab Kala.
"Itu akan merepotkan mereka, Kala," ucap Anin.
"Tidak, mereka malah senang, please, mau ya?" bujuk Kala lagi.
"Baiklah, aku akan membicarakan ini dengan mamah," ucap Anin.
"Ya sudah, nanti sore kita ke rumah mamah," ucap Kala.
"Baiklah."ucap Anin.
"Oke aku berangkat dulu ya?" pamit Kala, Anin mencium tangan Kala, dan Kala mencium kening Anin dan Dava.
Kala melajukan mobilnya ke kantor. Dia sangat bahagia, karena sudah berhasil membujuk Anin untuk pergi berbulan madu.
"Anin, maaf aku belum memiliki rasa cinta untuk mu, tapi aku nyaman dengan kamu, aku nyaman saat bersama kamu, ada kehangatan tersendiri yang aku dapatkan darimu, dan tidak pernah aku dapatkan dari Sandra, walaupun aku sangat mencintainya. Dan hingga sekarang, rasa cinta ini masih ada untuk Sandra," gumam Kala dalam hati.
Kala sudah sampai di kantornya, dia segera memasuki ruangan kerjanya, sebelum masuk ke ruangannya, ia memanggil Adam lebih dulu dan menyuruh ke ruangannya. Setelah itu Kala masuk ke ruang kerjanya dan mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.
"Ada apa kamu memanggilku, Kala?" tanya Adam
"Adam, kurang lebih satu Minggu aku akan pergi ke luar kota bersama istriku, tolong semua pekerjaanmu kamu yang menghandlenya," ucap Kala
"Kamu mau ke mana?" tanya Adam.
"Aku ingin mengajak dia berbulan madu." ucap Kala.
"Kamu yakin?" tanya Adam.
"Iya, yakin," jawabnya singkat.
"Apa hatimu sudah melupakan Sandra?" tanya Adam lagi.
"Aku belum bisa melupakannya, bahkan aku masih sangat mencintainya. Tapi, dengan Anin, aku memiliki rasa nyaman tersendiri dengan dia. Aku merasakan ada kehangatan jika bersama Anin, rasa itu tak pernah aku dapatkan dari Sandra. Hanya dengan Anin aku dapatkan, Dam," jelas Kala.
"Gila kamu, Kala. Kasihan istrimu, kamu benar- benar tidak punya perasaan kamu, ya!" kesal Adam.
"Bukan aku tak punya perasaan, ini memang kenyataannya. Aku akan mencoba mencintai Anin, Dam," ucapnya.
"Ya sudah terserah kamu, jangan sampai kamu menyesali apa yang kamu perbuat ini." Ucap Adam sambil berlalu dari ruangan Kala.
"Aku tidak tau, apa sih yang ada di otak bos ku itu. Punya isti baik, cantik, seksi, masih aja cinta sama Sandra, yang jelas-jelas meninggalkan dia saat dia terpuruk. Iya sih, memang Sandra sangat cantik, bahkan Anin kalah cantiknya. Tapi kalau body, Sandra kalah jauh, lebih seksi Anin, walaupun dia sudah beranak satu. Ah, biarlah, terserah dia mau bagaimana." gumam Adam dalam hatinya.
Sore hari sepulang kerja, Kala dan Anin segera ke rumah orang tua Anin, mereka akan menitipkan Dava di sana, karena nanti malam Anin dan Kala akan pergi ke luar kota untuk berbulan madu. Betapa senangnya hati kedua orang tua mereka, Kala dan Anin sudah bisa saling menerima dan salin mencintai. Ya, setau mereka, Kala dan Anin sudah saling mencintai.
Anin dan Kala segera berangkat ke luar kota untuk berbulan madu setelah menitipkan Dava di rumah orang tua Anin.
Kala akan mengajak Anin berbulan madu ke sebuah pegunungan. Iya, Anin yang meminta, dia ingin ke dataran tinggi Dieng di Wonosobo. Dia ingin sekali menikmati pemandangan negeri atas awan di sana bersama orang yang ia cintai. Kala, lelaki yang ia cintai, walaupun dia tau, hati Kala masih belum untuknya. Anin sangat bahagia, karena suaminya memenuhi permintaannya. Dan dia setuju karena di sana udarany dingin jadi cocok sekali untuk berbulan madu di sana.
semangat