Zaki Iskandar Mubarak seorang CEO yang terkenal begitu sangat dingin dan datar tanpa ekspresi.Diam diam menyukai salah satu karyawatinya yang juga memiliki sifat yang sama dengannya.Jika banyak wanita yang mengejar cintanya lain akan halnya dengan Kinara Ayu Wicaksono yang merupakan karyawatinya bersikap acuh dan cuek.
Hal ini membuat Zaki penasaran dengan gadis itu.Bagaimana kisah cinta mereka?,yuk simak!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Zaki melangkah memasuki gedung pencakar langit miliknya dengan Dave yang sudah menunggunya di depan lobi.
"Dave... bagaimana dengan hasil pertemuan kemarin?",tanya Zaki.
"Semua lancar Pak, pertemuan selanjutnya penandatanganan kontrak",jawab Dave.
"Hmmm...minta Adi kirimkan notulennya ke emailku",ujar Zaki.
"Baik Pak...",jawab Dave.
Kedatangan Zaki membuat karyawatinya heboh karena gosip yang beredar pria itu sudah menikah secara diam diam dengan salah satu atau keuangannya.
Banyak karyawati yang patah hati karena Zaki telah menikah.Meski Zaki dingin tanpa ekspresi tapi hampir seluruh karyawati yang masih lajang mengagumi pria itu.
"Dave... umumkan resepsi pernikahanku yang akan diadakan dua hari lagi dan ya atur ulang jadwalku untuk ke luar negeri",ujar Zaki saat akan memasuki lift.
"Baik Pak...",jawab Dave.
"Hmmmm"
Sementara itu di ruangan staf keuangan rekan kerja Kinar tampak heboh dengan gosip yang beredar.
"Gimana Yu,Kinar bisa dihubungi gak?",tanya Jeni.
"Gak... nomornya gak aktif",jawab Ayu.
"Sumpah gue gak nyangka jika selama ini Kinar diam diam udah nikah dengan Pak Zaki",ujar Ayu.
"Hooh...pantas saja saat gue ajak pulang bareng dia gak mau", timpal Rudi.
"Sudah...mungkin ada sesuatu hal yang membuat Kinar menyembunyikannya dari kita tapi apapun alasannya kita dukung Kinar.Meski dia gak lagi kerja tapi Kinar adalah bagian dari staf disini",ujar Jeni.
"Ya Lo benar.Tapi kasihan Evan tau,dia kan suka Kinar sudah lama",bisik Ayu.
"Ya sudah kamu aja sana dekati Evan",ujar Rudi.
"Ogah...apa kabar cowok gue,masih gantengan Yuga dibandingkan Evan",jawab Ayu.
"Ya...deh iya",ujar Rudi.
"Ehemmm..."
"Eh Pak Dave...",ujar Jeni tersenyum tipis pada asisten dari CEO itu.
"Dengar semuanya,Pak Zaki mengundang kalian semua di resepsi pernikahannya yang di adakan disalah satu hotel nya di daerah xxx hari Sabtu siang ",ujar Dave.
"Iya Pak...",jawab semuanya serempak.
"Fix...Kinar jadi Nyonya Bos",ujar Ayu saat Dave meninggalkan ruangan mereka.
"Huumm...Lo benar",jawab Jeni membenarkan ucapan Ayu.
Sementara itu Kinar saat ini berada di sebuah hotel dimana acara resepsi pernikahannya dengan Zaki diadakan.Wanita yang sedang hamil muda itu tampak terpukau dengan dekorasi yang dipilih mertuanya dan sang suami.Dia memang meminta resepsi secara sederhana saja.Namun definisi sederhana dari mertuanya jauh berbeda dengan harapannya.Semua ruangan di sulap dengan begitu indah.
"Bun...ini sangat indah",ujar Kinar menatap pelaminan dimana ia dan Zaki dua hari lagi akan duduk disana.
"Kamu suka?",tanya Fira.
"Huummm...akan aku foto dan kirim ke Mas Zaki",jawab Kinar.
"Lakukanlah Nak",ujar Fira.
Kinar memotokan beberapa spot yang indah diruangan itu lalu mengirimkan pada Zaki.
"Ada yang mau kamu tambahkan sayang untuk dekorasinya?", tanya Fira.
"Gak Bun ..semuanya udah sempurna",jawab Kinar.
"Baiklah...temani Bunda ke toko perhiasan ya",ujar Fira.
"Ayo bunda!",jawab Kinar.
Keduanya berangkat menuju toko perhiasan yang tak jauh dari hotel.Sesampainya disana kedua memasuki toko perhiasan itu dengan Fira yang tampak bersemangat.
"Saya mau atau set perhiasan yang terbaru",ujar Fira pada penjaga toko.
"Baik Buk...",jawab penjaga toko itu lalu memberikan satu set perhiasan yang tampak berkilauan.
"Bagaimana menurut kamu perhiasan ini Kinar?", tanya Fira
"Hmmm...apa Bun?",tanya Kinar yang tak konek karena sibuk memandangi perhiasan yang ada di etalase.
Fira tersenyum melihat menantunya itu yang tampak bingung."Kamu melihat apa?",tanya Fira.
"Ah bukan apa apa Bun",jawab Kinar.
"Perhiasannya bagus",ujar Kinar menatap perhiasan yang ada dihadapan Fira.
"Kamu suka?",tanya Fira.
"Ya... simpel tapi sangat cantik",puji Kinar.
"Ini akan sangat cantik lagi jika Bunda yang memakainya", sambung Kinar.
"Tidak...kamu yang akan memakainya Kinar",jawab Fira.
"A-apa?",gumam Kinar.
"Ya perhiasan ini akan kami pakai dihari resepsi kami nanti",jawab Fira.
"Tapi Bun ini sangat mahal", bisik Kinar.
"Kenapa memangnya jika mahal?", tanya Fira.
"Ya--
"Uang suamimu tak berseri Kinar jadi membeli perhiasan ini tak akan membuatnya jatuh miskin",jawab Fira.
"Eh...?"
"Kenapa kamu terkejut seperti itu,hum?",tanya Fira.
"Tidak Bun,apakah ini tidak berlebihan?",jawab Kinar.
"Tidak Nak",jawab Fira.
"Pak kita ambil yang ini",ujar Fira pada penjaga toko.
"Baik Buk",jawab penjaga toko.
Ting
Kamu jauh lebih indah
Kinar mengulum senyumanya saat membaca balasan pesan dari Zaki yang mampu membuatnya berdebar.
Bohong jika ia tak senang dipuji oleh suaminya sendiri.Tapi entah kenapa dia selalu berdebar setiap kali Zaki memujinya.
Tring
Mas Zaki is calling...
"Ya Mas..."
"Lagi dimana?",tanya Zaki.
"Toko perhiasan Mas, nemani Bunda beli perhiasan",jawab Kinar.
"Hanya Bunda?,kamu tak membelinya juga?",tanya Zaki.
"Tidak Mas,aku tak terlalu suka memakai perhiasan,jadi untuk apa",jawab Kinar.
"Hmmmm... datanglah ke perusahaan!",ujar Zaki.
"Tapi Mas--
"Tak ada penolakan Kinar",sela Zaki.
"Baiklah...tapi aku--
"Sudah aku katakan tak ada penolakan",jawab Zaki lalu memutuskan sambungan teleponnya begitu saja.
"Mas...Hallo..."
"Siapa Kinar?", tanya Fira menyentuh pundak sang menantu.
"Mas Zaki minta aku datang ke kantor Bun",jawab Kinar.
"Lalu kenapa kamu panik seperti itu?", tanya Fira.
"A-aku-- takut para karyawan men--
"Jangan berprasangka buruk sebelum kamu datang ke sana.Ayo Bunda antar sekalian Bunda juga mau ke kantor Daddy",jawab Fira.
"I-iya Bun",jawab Kinar.
"Oh ya... kamu bawa ini!",ujar Fira memeberikan paper bag berisi perhiasan yang ia beli untuk membantunya itu.
Fira mengantarkan Kinar hingga lobi kantor sang anak.
"Bunda titip salam untuk Zaki ya",ujar Fira lalu kembali masuk kedalam mobil.
Kinar menghembuskan nafas berat saat menatap lobi kantor dan beberapa orang yang menatap ke arahnya.Jika dulu ia bebas keluar masuk kantor ini tanpa peduli tatapan orang orang padanya tapi kali ini dia bukan lagi karyawan tapi istri dari pemilik perusahaan.
Kinar melangkah dengan pelan menuju lift khusus petinggi perusahaan.Tapi seseorang menghentikan langkahnya.
"Maaf Mbak itu lift khusus petinggi dan disana lift untuk karyawan",ujar resepsionis.
"Tapi saya ingin bertemu Pak Zaki",jawab Kinar.
"Apakah sebelumnya sudah membuat janji?",tanya resepsionis.
"Sudah...",jawab Kinar.
"Mohon menunggu sebentar Mbak,atas nama siapa?",tanya resepsionis.
"Kinara...",jawab Kinar.
"Sebentar ya Mbak",ujar resepsionis itu ramah.
"Ya..."
"Nona Kinar...",sapa Dave yang baru saja keluar dari lift.
"Dave..."
"Pak Zaki sudah menunggu Nona dari tadi",ujar Dave membuat resepsionis menutup kembali sambungan teleponnya.
"Tapi ini--
"Ayo...",ujar Dave meminta Kinar untuk masuk ke dalam lift.
"Terimakasih Dave...",jawab Kinar.
"Ya..."
"Kamu kenapa menahan Nona Kinar disini?",tanya Dave pada resepsionis.
"Maaf Pak saya tidak tau jika dia adalah--
"Jangan mengulanginya lagi", jawab Dave lalu pergi untuk menggantikan Zaki menemui klien.
***
"Silahkan Nona anda sudah ditunggu...",ujar Adi membukakan pintu ruangan Zaki.
"Terimakasih ya",jawab Kinar ramah lalu masuk ke dalam ruangan suaminya itu.
"Mas..."
"Kamu sudah datang?",tanya Zaki.
"Ya...kamu kenapa Mas,pucat begini?",tanya Kinar.
"Aku tak tau kenapa rasa mual aku kumat lagi,dan membuatku seperti ini",jawab Zaki.
"Kita ke rumah sakit ya",ujar Kinar.
"Tidak...dengan kamu ada disini mualku hilang", jawab Zaki.
"Masa sih Mas?",tanya Kinar.
"Ya...",jawab Zaki menarik Kinar hingga duduk diatas pangkuannya.
"Mas...kamu--
"Diamlah Kinar!, dengan seperti ini rasa mualku hilang",jawab Zaki memeluk pinggang Kinar dari belakang dan menghirup aroma tubuh Kinar yang membuat rasa mualnya hilang.
...****************...