"Aku, Dia, dan Sahabatku" adalah sebuah novel yang mengeksplorasi kompleksitas persahabatan dan cinta di masa remaja, di mana janji dan pengorbanan menjadi taruhannya. Lia Sasha putri, seorang siswi SMA yang ceria, memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan Pandu Prawinata , sahabatnya sejak SMA . Mereka membuat janji untuk bertemu kembali setelah 8 tahun, dengan konsekuensi yang mengejutkan: jika Pandu tidak datang, berarti Pandu sudah meninggal. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan mereka diuji ketika Lia jatuh cinta dengan Angga, seorang laki-laki yang pengertian dan perhatian. Di tengah gejolak cinta segitiga, persahabatan mereka menghadapi ujian yang berat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvia Febri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab : 7
Pandu menatap Lia dengan tatapan yang menakutkan. Ia melangkah mendekat ke Lia dan menjulurkan tangannya ke arah Lia.
"Gue ngasih peringatan buat lo. Jangan dekat-dekat sama gue dan teman-teman gue. Kalo lo nggak mau nyesel," ancam Pandu dengan nada yang keras.
Lia menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan diri. Ia tidak mau menunjukkan rasa takut pada Pandu. Ia berusaha menunjukkan sikap yang tegas dan berani.
"Gue nggak takut sama lo," jawab Lia dengan suara yang tegas. "Gue datang ke kelas ini buat belajar dan berteman, bukan buat berantem."
Pandu mengerutkan kening mendengar jawaban Lia. Ia tidak menyangka Lia akan menentang nya. Ia menatap Lia dengan tatapan yang mengancam.
"Lo ngerti nggak sih, siapa gue di kelas ini?" tanya Pandu dengan nada yang mengancam.
"Gue nggak peduli siapa lo. Yang penting gue bisa bergaul dengan baik di kelas ini," jawab Lia dengan suara yang tegas.
Pandu terdiam sejenak, merenungkan jawaban Lia. Ia tidak pernah menemukan anak perempuan yang berani menentang nya seperti Lia. Ia terkejut dan sedikit tertarik pada keberanian Lia.
"Oke, lo berani ya," ujar Pandu dengan nada yang sedikit kagum. "Gue penasaran mau liat sampai kapan lo bisa bertahan di kelas ini."
Pandu kemudian menarik tangannya dan berbalik meninggalkan Lia. Ia menatap Lia dengan tatapan yang tajam dan mengancam.
Lia menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan diri. Ia berusaha mengusir rasa takut yang menyerang hatinya. Ia bertekad untuk tetap berani dan menjalani kehidupan baru di kelas IPS 3 dengan penuh semangat.
"Lia, kamu nggak papa, kan?" tanya Kania dengan nada yang khawatir. Kania dan Rangga yang melihat peristiwa itu tampak cemas.
Lia menangguk dan mencoba menunjukkan senyum yang tegar. "Aku nggak papa. Dia cuma nakal aja."
"Kamu nggak usah takut, Lia," kata Rangga. "pandu itu cuma suka meresahkan. Dia nggak berani ngapa-ngapain kamu. Lagian, kita bertiga kan berteman?"
Lia menangguk mengerti. Ia merasa lega mendengar kata-kata penghiburan dari Kania dan Rangga. Ia berharap perkataan mereka benar dan ia bisa bergaul dengan baik di kelas baru ini.
"Aku juga bakal lindungi kamu kok, Lia. Jangan takut ya," sambung Kania dengan nada yang menenangkan.
Lia tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Kania dan Rangga. Ia merasa lega memiliki teman yang selalu mendukungnya. Ia berharap bisa menjalani kehidupan baru di kelas IPS 3 dengan penuh semangat dan persahabatan baru.
Sepanjang hari itu, Lia mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru di kelas IPS 3. Ia ikut serta dalam kegiatan kelas dan berusaha menjalin pertemanan dengan teman-teman baru nya. Ia merasa sedikit canggung dan takut untuk mendekati Pandu dan teman-temannya, tapi ia bertekad untuk terus mencoba dan menunjukkan sikap yang ramah.
Saat jam pelajaran selesai, Lia berjalan menuju gerbang sekolah bersama Kania dan Rangga. Mereka berencana untuk nonton film bersama di malam hari.
"Lia, nanti malam kita nonton film di mal ya?" tanya Kania dengan semangat.
"Iya, aku udah siaap," jawab Lia dengan senyum. "Aku nggak sabaran mau nonton film ini."
"Oke. Kita ketemuan di depan gerbang jam lima sore," kata Kania.
Lia menangguk mengerti. Ia merasa senang bisa menjalani aktivitas bersama dengan Kania dan Rangga. Ia berharap bisa menjalin persahabatan yang erat dengan mereka dan bersama-sama menjalani masa sekolah yang menyenangkan.
Saat Lia menunggu di depan gerbang sekolah, tiba-tiba Pandu datang menghampirinya. Ia menatap Lia dengan tatapan yang tajam dan mengancam.
"Lo mau ngapain malam ini?" tanya Pandu dengan nada yang mengancam.
"Aku mau nonton film sama teman-teman," jawab Lia dengan suara yang sedikit gemetar.
"Lo nggak usah sok berani," ujar Pandu dengan nada yang kasar. "Gue bakal nonton film bersama lo. Dan gue bakal buat lo nyesel udah datang ke kelas ini."
kyk"Lia menghela nafas dalam-dalam", "Jangan takut, pandu itu sebenarnya baik" kasih kyk cerita lai gt spy pembaca juga menikmatinya tdk hny kalimat itu" sj dr bab 1-5 Lia cerita k keluarganya, tmn" ny bhkn guru" nya di mohon dong jgn terlalu banyak cerita seperti itu! tolong berikan cerita yang lebih menarik lagi!