Sebagai satu-satunya penerus Keluarga Hector dia adalah Elgard Fidelyo Hector pria yang sangat terkenal di Kota Alfakrest dengan kekayaannya yang melimpah membuat semua wanita tergila-gila dengan akan kekayaannya.
Namun pria itu tidak pernah berminat untuk mengganti stasusnya menjadi menikah, ada hal yang lebih penting di bandingkan itu.
Pada akhirnya, Elgard merubah statusnya menjadi menikah karena utusan dari Arthur Hector dan Arisha Yunna Hector untuk mencari keturunan.
Hal yang tidak terduga terjadi dikehidupan Elgard telah memiliki Ketiga Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20-Belum Menjadi Ibu Seutuhnya
2 hari kemudian, dimana Oliv sudah kembali dirumah mewahnya tersebut.
Kini dia sangat sibuk sedang mengurus kedua putrnya, karena mereka saat pulang kerumah menjadi sangat rewel dan menangis terus-menerus.
Rasa ingin teriak yang dirasakan Oliv, namun dia menahannya ditambah lagi hari ini Elgard dipanggil kekantornya karena ada sesuatu yang terjadi disana.
" Ayolah sayang, tolong kerja samanya jika kalian menangis barengan begini Mommy jadi bingung" ujar Oliv dengan nada yang menahan tangisnya
Dia mencoba untuk membujuk putra pertamanya, mereka berdua benar-benar sangat menangis terus sehingga membuat Oliv juga meneteskan air matanya.
Dia sangat bingung harus bagaimana lagi, dikasih asi juga tidak mau, saat dicek popoknya masih kering.
Kadang juga Oliv dibantu oleh Kepala Pelayan namun tetap juga masih belum diam. Hal itu membuat Oliv merasa jadi frustasi.
Oliv mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Elgard.
Setelah beberapa menit Oliv menunggu Elgard tak kunjung juga menjawab panggilannya. Lalu Oliv mencoba kembali.
Tiba-tiba.
" Hallo sayang"
" Mas"
Suara Oliv berubah seketika membua Elgard langsung khawatir.
" Sayang, ada apa?"
" Mas, bisakah kamu pulang? Aku tidak tau ada apa dengan kembar sedari tadi mereka tidak mau diam mas aku sudah mencoba memberikan asi kepada mereka namun tetap saja mereka menangis, lalu melihat kearah popoknya masih kering sampai sekarang mereka menangis terus mas"
Suara tangisan Oliv terdengar dari arah ponsel itu, hal itu membuat Elgard semakin khawatir dengan keadaannya Oliv.
" Sayang, jangan menangis lagi okey aku akan pulang sebentar lagi"
Elgard langsung mengakhiri panggilannya dia sangat khawatir dengan keadaan Istrinya. Dimana Elgard langsung memberikan semua pekerjaannya kepada Anak buahnya.
********
Kondisi Nadine, dia hanya bisa bertahan hidup dengan satu infusan.
Satu makanan pun tidak ada yang bisa masuk kedalam mulutnya membuat dirinya sangat lemas sekali.
Ezra juga menunda pekerjaannya karena harus menemai Istrinya yang sedang mabuk berat itu.
Padahal hari ini Ezra harus menjual hasil dari ladangnya, tetapi karena Nadine kondisinya tidak memungkinkan mau tidak mau Ezra menundanya terlebih dahulu.
" Sayang, ada yang sesuatu kamu inginkan?" tanya Ezra sambil mengelus-elus punggungnya Nadine
Nadine menganggukkan kepalanya dan membuka matanya.
" Hubby, aku ingin yang asam-asam"
Seketika Ezra mengernyitkan keningnya dia merasa bingung makanan apa yang asam-asam?
Iya diharap maklumi untuk pertama kalinya Ezra merasakan seperti ini bukan jadi dia sangat kelihatan bingung.
" Makanan apa yang asam-asam sayang?" tanya Ezra dengan nada bingungnya
" Bukan makanan Hubby, aku ingin buah yang asam-asam "
" Buah?" ulang Ezra diangguki Nadine
Dia sedikit bingung, bagaimana dia bisa menemukan buah yang asam?
" Sayang, dimana aku harus mendapatkannya itu?"
" Hubby, coba kamu kekebun belakang rumah pasti disana ada mangga yang muda"
Ezra menganggukkan kepalanya dan beranjak dari duduknya. Kini dia keluar dari kamarnya dan mulai berjalan kearah dapur untuk lewat dipintu belakang.
Apapun untuk istrinya, Ezra harus melakukannya walaupun dia bingung.
Pasti ada yang bertanya-tanya dimana kedua orang tua mereka?
Tentu saja sudah tidak ada lagi, Ezra yang hidup sendirian disaat usianya 15tahun orang tuanya pergi meninggalkannya dengan sendirian lalu saat Ezra mencarinya ternyata kedua orang tuanya sudah meninggal yang sangat lama.
Itulah mengapa Ezra selalu menjual hasil dari ladangnya.
Untuk Nadine, orang tuanya meninggal disaat dia beberapa bulan menikah dengan Elgard.
Awalnya meninggal itu adalah Ayahnya, lalu selang beberapa hari Ibunya juga ikut meninggalkannya untung saja waktu itu dia hidup bersama Elgard jika tidak mungkin dia akan mengikuti kedua orang tuanya.
itulah mengapa hanya mereka berdua saja yang ada, seperti Elgard dan Oliv orang tuanya sudah tidak ada lagi.
Setelah beberapa menit kemudian, tibalah Ezra dengan membawa 3 buah mangga yang masih muda raut wajahnya sangat bahagia sekali saat dia berhasil.
Lalu dia mencoba mengupas satu buah mangganya dan mencucinya serta memotong-motongnya.
Saat selesai, Ezra membuatkan bumbu untuk menambah meningkatkan saat Nadine memakannya apapun untuk istrinya Ezra mengusahannya.
Dia pun berlari setelah selesai semuanya, lalu masuk kedalam kamarnya.
" Sayang, ini buahnya" kata Ezra membuat Nadine menoleh
Ezra mendekat kearah Istrinya, dimana raut wajah istrinya tersenyum sangat bahagia dimana kemaiannya telah dituruti oleh Suaminya.
Ezra membantu Nadine untuk membaiki posisi duduk Nadine yang benar.
Lalu memberikan satu tempat kecil dan mangkuk kecil berisi buah mangga.
" Ini sayang, aku tidak tau kamu suka atau tidak karena ini untuk pertama kalinya aku membuatnya"
" Terima kasih Hubby, maafkan aku membuatmu jadi repot"
Ezra menggelengkan kepalanya.
" Tidak sayang, itu sudah tugasku menjadi Suami"
Nadine tersenyum lalu mencoba satu potongan mangga serta mencolek bumbu yang dibuat oleh Ezra tadi.
Awalnya raut wajah Nadine biasa-biasa saja itu membuat Ezra menjadi panik.
" Apakah enak sayang?"
Nadine menoleh kearah Ezra lalu menganggukkan kepalanya dengan wajah tersenyumnya.
" Sangat enak Hubby"
Ezra menghembuskan nafasnya merasa sangat lega ternyata dia berhasil membuat rasa lidah istrinya membaik.
" Syukurlah kalau enak sayang"
" Terima kasih banyak Hubby"
" Sama-sama sayang, jika ada sesuatu yang ingin kemau makan lagi katakan saja kepadaku"
Nadine menganggukkan kepalanya dan melanjutkan makan potongan mangga tersebut.
********
Oliv yang masih menunggu kedatangannya Elgard, dimana kedua putranya masih saja belum diam..hal itu benar-benar membuat Oliv merasa dirinya tidak berguna menjadi Ibu.
Tiba-tiba.
Brak!
Pintu kamar terbuka dengan keras dan kasar, siapa lagi kalau bukan Elgard yang datang dengan raut wajahnya sangat khawatir saat mendengar suara tangisan istrinya.
" Sini kemarilah" ujar Elgard langsung menggendong putra pertamanya
Lalu Oliv mengusap air matanya dan menggendong kembali putra keduanya.
Seketika mereka berdua langsung terdiam saja kehadirannya Elgard, hal itu semakin membuat Oliv menyalahkan dirinya.
" Ternyata, aku ibu yang payah membuat mereka diam saja tidak bisa" ujar Oliv sambil menundukkan kepalanya
Elgard hanya menghelankan nafasnya, lalu dia menaruh putra pertamanya didalam box bayi tersebut.
Setelah itu dia mengambil putra keduanya, membuat Oliv mengangkat wajahnya dan menatap Elgard yang sedang menaruh putra keduanya didalam box bayi.
Mereka berdua tertidur tenang saat kedatangannya Elgar, Oliv hanya bisa diam dan menangis saja.
" Hey, mengapa kamu menangis hm?" tanya Elgard dengan lembutnya
" A-aku gagal menjadi ibu yang baik untuk mereka berdua, membuatnya tenang saja tidak bisa saat mas datang mereka berdua langsung diam dan tenang aku sangat payah menjadi ibu" jawab Oliv dengan nada tangisnya
" Sssttt, sstttt kamu adalah ibu yang terbaik untuk mereka berdua jangan berkata seperti itu okey, perjuanganmu sangat hebat sayang untuk melahirkan mereka mungkin mereka hanya sedang rindu kepadaku" bujuk Elgard
Oliv masih menangis sambil terisak-isak, dimana Elgard membawa Oliv kedalam pelukannya.
" Apakah ini yang dimanakan Baby blues untuk seorang ibu baru?" lirih Elgard dalam hatinya
Elgard masih mengelus-elus punggungnya Oliv agar dia merasakan tenang dalam pelukannya Elgard..
Ternyata benar apa yang dikatakan anak buahnya yang sudah menikah mempunyai anak, kadang yang baru menjadi ibu agar merasakan baby blues apalagi jika anak sedang rewel.
Pasti akan menyalahkan dirinya karena tidak menjadi ibu yang becus untuk mereka, mungkin karena faktor lelah itulah pikiran yang tidak baik selalu muncul didalam benaknya.
Setelah beberapa menit, tanpa disadari Oliv tertidur didalam pelukannya Elgard perlahan-lahan dia merubah posisi tidurnya Oliv dan menaruhnya diatas tempat tidur.
Lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya Oliv, Elgard memandang wajah istrinya terlihat begitu sangat lelah mungkin itu membuatnya menangis dah frustasi.
" Maafkan aku, untuk saat ini aku akan membantumu sampai mereka besar dimana semua pekerjaanku akan ku berikan kepada anak buahku saja" Gumam Elgard dalam hatinya