Menceritakan tentang kisah khumaira larasati, gadis desa yang selalu di hina teman temannya karena miskin serta di khianati pacarnya, dia nekad ke jakarta untuk merubah nasib menjadi seorang pengasuh anak kembar milik duda kaya, simak kisahnya, mampukah Ira menakhlukkan si kembar dan merubah nasibnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat ke Jakarta
Malam ini Laksmi mengadakan doa bersama, di pimpin ayah Ira, pak Budi, untuk keselamatan Dan mendoakan Supaya pekerjaan Ira membawa berkah serta selalu dalam lindungan Allah. Setelah sholat magrib seisi rumah pal Budi tidak boleh kemana mana mereka akan membaca Alquran yang Fadilahnya mereka tujukan pada Ira. setelah doa bersama mereka makan malam bersama dengan menu seadanya, tapi bedanya malam itu memakai lauk telor balado. Menu yang sangat Istimewa bagi keluarga Ira, karena jarang sekali menikmati Telor sebagai makanan sehari mereka.
Malam itu Ira tidur dengan Laksmi, bu Laksmi memberikan banyak nasehat pada Ira supaya berhati hati dan tidak boleh meninggalkan kewajibannya sebagai muslim. Mereka memang bukan orang Alim, tapi mereka tidak akan meninggalkan rukun Islam.
" Nduk, Jakarta itu jauh, bapak dan ibu tidak berada di sampingmu, ibu mohon kamu jaga diri baik baik, lindungi harkat, martabat serta derajat kita sebagai wanita, jangan lupa untuk Sholat, dan janganlah terlena dengan gemerlapan kehidupan kota, yang sangat berbeda dengan di desa." Kata laksmi sambil membelai rambut putrinya.
" Iya Bu, Ira akan selalu ingat pesan ibu, dan menjaga diri baik baik, Doakan Ira ya bu supaya majikan Ira orangnya baik." Kata Ira.
"Iya nak, Bapak dan ibu, berhutang padamu, seharunya kami yang membahagiakan kamu, menyekolahkan kamu sampai tinggi, supaya sukses, tapi kami selalu membuat kamu berkorban, bahkan Ke Sekolah Pun kamu harus jualan. setelah lulus kami masih saja membebani kamu dengan masalah demi masalah.' ucap Laksmi yang selama ini belum bisa membahagiakan anak anaknya.
Ira memeluk ibunya dengan Erat, dis tidak pernah merasa tidak bahagia hidup di keluarga ini.
" Bu, apa yang ibu katakan, siapa bilang Ira tidak bahagia, siapa bilang ibu dan bapak belum bisa membahagiakan Ira. Ira bangga menjadi anak bapak dan ibu, kalian orang tua terbaik buat Ira, kalian tidak pernah menuntut Ira untuk begini dan begitu, kalian sudah memberikan kasih sayang yang melimpah pada Ira, membimbing Ira supaya jadi anak yang baik, kini giliran Ira yang harus membahagiakan Bapak dan ibu, meskipun Ira tidak akan pernah sanggup untuk mengganti semua yang telah Bapak dan ibu berikan pada Ira." Kata Ira sambil tergugu, dia mencium punggung tangan Laksmi sangat lama, lalu mencium kedua pipi yang sudah mulai keriput itu.
Malam itu mereka mengobrol sampai larut malam, menghabiskan malam berdua serta mencurahkan semua yang mengganjal di dada.
" Ir, tadi ibu kok melihat Deni dan Vania bergandengan tangan, bukannya?". Laksmi tidak melanjutkan perkataannya.
" Kami sudah putus bu, mas Deni selingkuh dengan mbak Vania yang lebih seksi dan cantik. dan ini adalah jalan yang terbaik bagi kita." Jawab Ira dengan menghela nafas panjang.
" Sabar ya nak, itu berarti dia bukan jodoh kamu, ibu yakin Allah sudah menyiapkan yang terbaik untuk putri ibu yang cantik ini, siapa bilang kalau Vania lebih cantik dari kamu, ya memang dianya saja yang terlalu over memakai make up, kalau ini mah beda , putri ibu cantiknya alami, Asli." Jawab ibu.
Mereka jadi cekikikan dan tidak tidur tidur.
Malam berubah menjadi pagi. Ira menyiapkan semuanya, bu Suci juga memberi Ira koper bekas miliknya yang masih bagus dan jam 13.00 mereka berangkat ke stasiun dan jam 14.00 kereta ekspres tujuan Jakarta berangkat dari stasiun kota Blitar. Kereta terus berjalan meninggalkan kota kecil tempat kelahiran Ira dan bu suci.
" Besok pagi kita akan sampai ke stasiun Gambir, Suami ibu yang akan menjemput kita di stasiun dan langsung menuju ke kediaman Aditama, disana akan ada Tuan Rafi aditama dan istrinya Bu Sharmila, mereka adalah kakek dan nenek Den mike dan michael, lalu ada tuan Dave aditama, ayah dari di kembar, dan juga nona sharen adik dari tuan Dave." Suci memberi tahukan siapa saja nama nama majikan Ira kelak.
" Tapi tugasmu cuma mengasuh tuan muda kembar, tapi mereka sangat nakal dan tidak bisa di atur." Kata Suci lagi.
" Kalau soal anak nakal, serahkan pada Ira bu, Ira sudah sering menjadi pengasuh sementara anak anak tetangga, serta kedua keponakan Ira, jadi ira sudah terbiasa kalau cuma mengatasi kenakalan anak anak." jawab Ira dengan mantab.dia harus bisa dan tekadnya sudah bulat, Ira tidak akan pulang sebelum berhasil.
Ira tidak tahu kalau sudah ada 50 lebih, pengasuh yang di kirim ke rumah tersebut tapi tidak ada yang kuat, bahkan ada yang cuma bertahan 1 jam, mereka takut dengan hewan peliharaan si kembar, serta kejahilan kedua bocah itu.
Sebenarnya mereka anak anak yang pandai dan cerdas, tapi mereka menyembunyikannya dari siapapun juga, mereka cuma haus akan kasih sayang, kasih sayang nenek saja tidak cukup buat mereka.
Jadi kedua bocah kembar tersebut melampiaskannya dengan mengerjai para pengasuh untuk mereka, selama ini satupun belum ada yang cocok dan mengerti keduanya.
" Kalau suami bu Suci kerja dimana?" Tanya Ira
" Suami ibu jadi satpam, kalau anak pertama ibu sudah menikah,yang kedua sudah SMP, setiap malam ibu akan pulang ke rumah." jawab Suci.
Ira mengangguk mengerti, maklum bu Suci juga sudah berkeluarga dan punya dunianya sendiri.
Mereka bermalam di kereta, dan sampai di stasiun gambir jam 7 pagi. Pak Roy alias Roikhan sudah menunggu di kursi ruang tunggu.
"Pak!" Panggil Suci sambil melambaikan tangannya ke arah Roy.
" Itu suami ibu namanya Roy nama panjangnya Roikhan, hihi." Ucap Bu suci sambil tersenyum geli menyebut nama suaminya.
Roy membawa mereka sarapan dulu baru ke rumah majikan mereka. Di sepanjang jalan Ira tak henti hentinya berceloteh menunjukkan kekagumannya pada kota metropolitan itu, maklumlah anak kampung yang baru pertama kali ke kota besar, terutama ke ibu kota tersebut.
" Bu maaf, Ira norak ya, hehe ini pertama kali Ira ke kota, apalagi ibu kota. bukan kotamadya seperti yang ada di kota kita, hehe." kata Ira
" Tidak apa apa nduk ibu mengerti, tapi kalau di hadapan orang lain bahkan orang tidak di kenal, jangan kamu tunjukkan kalau kamu dari desa, nanti mereka pasti akan lebih mudah memanfaatkan kamu." Nasehat Suci.