NovelToon NovelToon
GADIS MANJA DAN PANGERAN DINGIN

GADIS MANJA DAN PANGERAN DINGIN

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Cintamanis / Romansa-Teen school
Popularitas:25.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Akibat trauma masa lalu, Chaby tumbuh menjadi gadis yang sangat manja. Ia hidup bergantung pada kakaknya sekaligus satu-satunya keluarga yang peduli padanya.

Di hari pertamanya sekolah, ia bertemu dengan Pika, gadis tomboi yang mengajaknya loncat pagar. Kesialan menimpanya, ia tidak tahu cara turun. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. Disaat yang sama, muncul pria tampan bernama Decklan membantunya turun.

Decklan itu kakaknya Pika. Tapi pria itu sangat dingin, dan suka membentak. Tatapan mengintimidasinya selalu membuat Chaby menunduk takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Setelah keluar dari lapangan, Decklan memutuskan makan di kantin kelas X karena letaknya paling dekat dengan lapangan. Ia tak mau berlama-lama dan langsung mengantri karena sudah merasa lapar. Pandangannya sesekali menengok kebelakang, melihat barisan yang cukup panjang. Pandangannya berhenti ke sosok gadis yang dikenalnya yang berdiri tak jauh dibelakangnya, jaraknya hanya dihalangi oleh dua siswi perempuan yang ikut mengantri.

Ia melihat kanan kiri. Sih Pika ke mana? Biasanya mereka selalu bareng. Batin Decklan karena tidak melihat adiknya sama sekali. Bukan karena ia peduli kalau gadis itu ada atau tidak, ia hanya berpikir gadis lemah, manja dan ceroboh seperti Chaby ini tidak bisa ditinggalkan sendirian.

"Gue nggak percaya kak Decklan berdiri didepan gue." bisik salah satu siswi dibelakang Deklan ke temannya.

Mendengar ucapan itu Decklan kembali menghadap depan dengan ekpresi dingin tak tersentuhnya seperti biasa.

Pria itu melangkah pelan keluar barisan setelah mendapatkan makanannya. Ia memutuskan untuk tidak mempedulikan Chaby yang sekarang sedang menunggu makanannya

Tapi..,

Langkahnya terhenti sesaat ketika mendengar kata ayam bakar keluar dari mulut gadis itu. Ia berdecak pelan. Yang benar saja, baru semalam gadis itu kena alergi karena makanan itu, sekarang malah mau makan ayam lagi. Rutuknya dalam hati. Tanpa pikir panjang ia berbalik berjalan ke dekat Chaby dan merampas piring berisi makanan dari tangan gadis itu . Chaby dan murid- murid yang ada di barisan itu ikut menatap ke cowok itu merasa bingung dan heran. Yang lain malah merasa iri. Menurut mereka Chaby sangat beruntung.

"K...k...kak Deklan?" gumam Chaby pelan. Ekspresinya lumayan kaget melihat Decklan yang menatapnya tajam.

"Ikut gue." katanya tegas dan tak bisa ditolak.

Mau tak mau Chaby menurut saja. Ia berjalan mengekor dibelakang pria tampan itu. Beberapa siswi yang melihat mereka tak berhenti-berhenti merasa iri dan ada yang tidak rela. Ini pertama kalinya mereka melihat seorang Deklan yang tak tersentuh itu bicara duluan pada perempuan di sekolah itu. Pake bawa-bawain makanannya pula.

Deklan memilih duduk di meja paling pojok kantin karena disitu tidak begitu ramai. Meski sebenarnya sama saja sih.

"Duduk." perintahnya menatap Chaby datar.

Gadis itu menurut. Ia menatap Decklan heran karena cowok itu menyodorkan piring yang bukan berisi makanannya padanya. Matanya berpindah-pindah ke piring didepannya dan piring didepan Decklan yang sekarang isinya sudah mau dilahap cowok itu.

"K..i..itu ma..makanannya ke tukar."

Ucapnya akhirnya dengan penuh keberanian. Decklan balas menatap gadis itu dengan tatapan tajamnya membuat sih gadis yang ditatap berubah ciut karena merasa terintimidasi.

"Y.. ya udah, aku makan yang ini aja." kata Chaby lagi lalu menunduk menatap makanan didepannya dengan ekspresi cemberut.

Decklan terkekeh pelan mengamati tingkah gadis yang mulai mengunyah makanan didepannya itu dengan wajah cemberut.

Lucu.

Gadis ini lucu, pikirnya. Meski sudah berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak tertarik pada gadis itu tapi hatinya tidak bisa menipu. Ia mengakui bahwa dirinya mulai merasa tertarik untuk ingin lebih mengenal gadis manis ini.

"Kakak kok makan dikantin kelas X? Bareng Chaby lagi."

Suara Pika membuat lamunan Decklan terhenti. Ia dan Chaby sama-sama menoleh kearah datangnya suara. Tatapan mereka sangat bertolak belakang ke gadis itu. Kalau Decklan menatap adiknya dengan ekspresi datar dan malas, Chaby malah menatapnya dengan wajah sumringah penuh kebahagiaan merasa lega karena merasa penyelamatnya sudah datang.

Pika masih menatap dua orang didepannya itu dengan wajah bingung sebelum akhirnya terhenti setelah Decklan berdiri dari tempat duduknya.

"Perhatikan tuh temen lo, jangan sampe pesen makanan yang jelas-jelas nggak bisa dia makan."

Kata cowok itu datar lalu melangkah keluar meninggalkan kantin. Pika masih belum mengerti dan terus melihat kepergian kakaknya dengan ekpresi cengo. Tumben banget tuh cowok ngomong panjang lebar.

Setelah kakaknya menghilang dibalik pintu barulah Pika duduk di tempat yang ditempati Decklan tadi. Pandangannya menatap ke makanan didepannya yang masih tersisa banyak bahkan nyaris belum dimakan sebagian. Gadis itu heran menatap makanan didepannya itu.

Kak Decklan mesen ayam bakar? Kok bisa? Itu kan makanan yang paling dia tidak suka. Pikir Pika heran. Tiba-tiba perkataan cowok itu tadi kembali terngiang dibenaknya dan ia langsung menatap Chaby penuh selidik

"Lo yang pesen nih ayam bakar kan?" Selidiknya menyipitkan mata curiga. Chaby hanya tertawa pelan mewakili jawabannya. Ingin rasanya Pika menjitak kepala gadis itu sekarang juga.

"Chaby, lo tuh ya. Baru kemaren alergi, sekarang malah mau makan ayam lagi. Bener-bener deh. Untung diliat kakak gue." geramnya gemas.

"Kan efeknya cuman gatal doang."

Balas Chaby tak mau kalah.

"Gatal doang apaan, kemaren tuh kalo nggak ada kak Decklan lo udah is dead tahu nggak."

Raut wajah Chaby berubah dongkol.

"Pika ngomongnya selalu serem gitu deh." balasnya sebal.

"Salah lo sendiri." balas Pika masa bodoh.

"Oh ya, kok kakak gue makannya dikantin ini ? Ini kan kantin kelas sepuluh?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Nggak tahu." sahut Chaby mengangkat bahunya acuh tak acuh. Mana dia tahu.

\*\*\*

"Dari mana aja lo?" tanya Andra saat melihat Decklan yang baru nongol di salah satu ruangan sekolah tak terpakai yang sudah di jadikan basecamp oleh mereka.

"Kantin." sahut Decklan pendek. Ia membaringkan dirinya di sofa dengan dua tangannya berada dibelakang kepala sebagai sandaran dan wajahnya menatap langit-langit ruangan itu.

Bara dan Andra saling menatap.

"Kantin mana? Kita nggak liat lo dikantin tadi."

Tanya Andra lagi.

"Kelas sepuluh." sahut cowok itu pendek kemudian menutup matanya supaya ia tidak di ganggu lagi dengan pertanyaan-pertanyaan tidak penting berikutnya.

1
Bola nasi
emang bener2 sakit ni omaa nya
Bola nasi
gilaaaa banget emaknya
Tuti irfan
Luar biasa
Lala Kusumah
syukaaaaaa ceritanya 😍😍
Kenzi Gummy
🙏🏼🙏🏼🙏🏼🤣🤣🤣🤣
julia sorong
Luar biasa
Suroyya AlGadrie
😭🤣🤣🤣🤣🤣🤣
piyo lika pelicia
pika kan wanita kecil yang kuat, dari cerita ini aku menemukan sebuah nama yang sangat cantik
Anonymous
Luar biasa
Sesha
gk jadi benci deh sama author nya
karyaku
hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
Kasut Sekolah
/Sob/
Rafinsa
Luar biasa
Ella Fatur Rohman
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Jennifer Jatam
Luar biasa
Jennifer Jatam
Biasa
Laeli Sulasiyatin
meskipun cuma fiksi..tp karya lo dach bikin gwe nangis 2 kli thorrr....
😭😭😭😭😭😭
Yanti Dwijaya
part ini aku ketawa capek 🤣🤣🤣🤣😭
Nurul Wafa
Luar biasa
Hope
bara km tau salah sasaran sampai berbuat sejauh itu ke chuby pdhl dia ga tau apa2 kok lgsg maen tampar aja sih 🙁😡🤬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!