NovelToon NovelToon
Pendamping Hati Cucu Kyai

Pendamping Hati Cucu Kyai

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bunga Matahari Biru (Dybi)

Dila tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi pendamping seorang pendakwah, satu satunya cucu laki laki dari Kyai pemilik pondok pesantren dan sosok inspiratif yang terkenal di media sosial melalui perjodohan balas budi. Selain itu, ia tidak menduga bahwa laki laki yang biasa disapa Ustadz Alfi itu menyatakan perasaan kepadanya tanpa alasan. Dila akhirnya luluh karena kesungguhan dari Ustadz Alfi dan bersedia untuk menjadi pendamping dalam keadaan suka maupun duka.

Bagaimana kisah selanjutnya?, ikuti terus kelanjutannya hanya di sini setiap Rabu s/d Jumat pukul 20.00


[Salam Hangat Dari Dybi😉]
[Bunga Matahari Biru x @chocowrite_04]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Matahari Biru (Dybi), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Adalah Rumah

Masih dihari yang sama….

Sehabis pulang dari cafe, Dila menjadi terus kepikiran tentang laki laki yang tidak sengaja menabraknya sampai jatuh. Ternyata tidak hanya tubuh miliknya yang jatuh, tapi juga hatinya jatuh pada pesona laki laki tersebut. 

Wajah berbalut masker kesehatan tidak membuatnya menolak pesona dari seseorang itu. Apalagi matanya yang berwarna cokelat hazelnut itu indah. Tubuh tinggi tegap dengan kulitnya putih bersih seakan akan matahari malu untuk menyinarinya. 

Tanpa matahari yang menyinari saja, pesonanya sudah menguar sampai ke hati. Tapi kira kira siapakah laki laki yang tidak sengaja menabraknya? Seandainya laki laki itu membuka maskernya, apakah ia benar benar terjatuh sedalam dalamnya pada pesona itu?

Senyum Dila terbit tanpa disadari olehnya. Rasanya mie ayam dengan es teh manis begitu spesial di lidahnya saat ini. Dirinya dan Dayu sedang menikmati makan siang dengan menu sesuai perkataan Dayu tadi pagi. Setelah sholat Dzuhur, barulah mereka memakan mie ayam langganan tersebut.

Dayu yang asik menikmati mie ayam mengalihkan pandangan ke arah Mbaknya Dila di depannya. Lihatlah, senyuman Mbaknya begitu manis dan jarang terlihat karena selalu tanpa bisa ditebak ekspresinya. Lalu ada apakah hari ini? Apakah mbaknya menang lotre? Atau??

“Mbak senyum aja, habis ketemu laki laki yaa? Apakah itu calon kakak iparku Mbak? oh senangnya dalam hati, bertemu calon suami”ledek Dayu sedikit bersenandung yang berhasil membuat lamunan Dila menghilang.

“Eh?! Mana ada”kilah Dila yang menggelengkan kepalanya.

“Halah tipu. Mbak jujur aja sama Dayu. Adikmu ini sudah bertahun tahun bersamamu, tentu saja apa yang dirasakan Mbak saat ini Dayu memahaminya. Coba ceritakan”bujuk Dayu yang penasaran dengan apa yang saat itu dipikirkan saudarinya sampai tersenyum senyum begitu.

“Ah malas, nanti kamu meledek”simpul Dila melanjutkan makan siangnya. 

Dayu pun cemberut tapi ia tidak akan menyerah begitu saja. Mungkin selesaikan acara makan siang ini dahulu barulah mencoba mengajak bicara Mbaknya lagi. 

Setelah makan siang, Dayu mengikuti Dila kemana saja bagaikan anak ayam. Dari dapur, kamar, teras bahkan hingga kini duduk di ruang tamu dengan menonton televisi. Dila yang diikuti mulai jenuh. 

“Kamu tuh kenapa sih ngikutin mulu? Ke kamar sana”kesal Dila. 

Bukannya takut, Dayu malah memamerkan deretan gigi rapinya menatap Dila sudah terlihat tidak mau diganggu gugat apa yang dilakukannya. 

“Mbak~”panggil Dayu mendayu dayu.

“....”Dila tidak membalas apapun perkataan dari adiknya.

“Ihh Mbak Dila ayune rek”goda Dayu yang tanpa menyerah. 

Dila yang mendengar mendadak merinding. Tapi dirinya harus bertahan dengan mimik muka datar tanpa ekspresi. Ayolah, dirinya pasti bisa menghadapi iblis kecil yang sedang penasaran dengannya ini.

“Aku Dila, bukan Ayu”singkat Dila yang tanpa mengalihkan perhatiannya dari televisi. 

“Adduh, ayune Mbakku iki. Kembang desa kalah lah sama pesonanya”puji Dayu dengan mengedip-ngedipkan matanya macam sedang kelilipan debu. 

Dila mulai goyah dengan pujian dan ekspresi adiknya saat ini. Ia menelan salivanya perlahan lahan lalu mengambil buku novel dekat laci dan membacanya buru buru.

“Haha, kau tidak akan bisa tidak terpengaruh denganku. Baca novel aja terbalik”suara hati Dayu yang sudah tertawa keras melihat aksi seorang Dila yang sedang salah tingkah ini.

Benar saja, Dila memegang buku novel terbalik dengan mata yang cepat membaca tulisan terbalik begitu mudahnya. Mungkin bisa dibilang aneh namun ini sangat nyata. Seorang Dila bisa membaca terbalik mah udah biasa, yang gak biasa itu tuh salah tingkahnya.

“Mbak, serius banget sih bacanya. Mau tau caranya memikat hati seorang Ustadz ya..”ledek Dayu makin gencar karena menemukan bahan bacaan mbaknya kali ini berjudul “Gadis Pemilik Hati Ustadz Tampan”

“Sebenarnya apa sih maumu Dayu, aku menyerah”sungut Dila meletakkan buku novel itu di meja ruang tamu.

“Hehe, mau tahu siapakah penyebab Mbak tersenyum senyum seperti orang jatuh cinta. Hanya itu saja kok”santai Dayu tersenyum puas dengan membuat Mbaknya menyerah akhirnya.

Dengan menghela napasnya, Dila mulai menceritakan kejadian di cafe. Dari awal menapaki lantai cafe, ketemu kakak sepupu dengan teman temannya sampai kejadian laki laki bermata cokelat hazelnut membuatnya jatuh hati secara lengkap.

“Hemm, apakah Mbak pernah bertemu dengannya sebelum ini?”tanya Dayu yang mulai hanyut dengan cerita dari Dila.

“Tidak pernah sekalipun. Dan kau tahu, pakaian kita seperti couple dengan gamis yang dikirim waktu itu”jawab Dila mengerutkan keningnya.

“Ah, atau jangan jangan”tebak Dayu membuat Dila juga memikirkan hal yang sama.

“Ustadz Alfi?”ucap Dila dan Dayu bersamaan. 

“Mana mungkin”pikir Dila tidak yakin. Dirinya pun membuka ponsel dan mencari foto sang idolanya. Terlihat laki laki tersebut tersenyum ramah memegang sebuah mikrofon dan sebuah kertas kecil. 

“Lihat, warna mata Ustadz Alfi adalah hitam kalau dilihat dari foto. Mana mungkin itu beliau, lagipula mungkin saja itu hanya kebetulan produk pakaiannya sama seperti yang dikasih Umi Shita”jelas Dila yang memperlihatkan foto sang idola. Dayu pun mengangguk setuju karena apa yang diucapkannya sangat logis.

“Yaudah mungkin itu laki laki lain. Padahal kan kalau itu Ustadz Alfi, lumayan memperbaiki keturunan. Aku punya kakak ipar seorang Ustadz hehe”timpal Dayu diakhiri candaan.

“Kamu mah. Tapi jujur saja, Mbak jatuh hati dengan laki laki itu”senyum Dila lepas tanpa beban. 

“Hahaha, cieee…”ledek Dayu tidak habis habis.

Dila lebih nyaman jika curhat dengan adiknya. Sejak Dayu masih bayi yang tidak mengerti dengan apapun, Dila sudah mengoceh tentang isi hatinya. Jadi, sudah terbiasa dengan curhat kepada adiknya. Sedangkan untuk curhat dengan orang tua sedikit sungkan.

Berbicara tentang orang tua, Dila dan Dayu memiliki seorang ayah yang bernama Ahmad Risalah Adhinata dengan seorang ibu yang bernama Adinda Almira. Pekerjaan sang ayah adalah pedagang sayur di pasar dan sang ibu adalah pedagang kue pesanan. Selain itu, mereka berdua memiliki keluarga yang lain. Kakeknya bernama Dahlan Sutomo Dimitri dan neneknya bernama Ayunika Aruni Asmara yang telah meninggal beberapa tahun lalu. 

Ayah Ahmad memiliki 2 saudara yakni Almarhum Purwadi Pramudya (kakak) dan Ishara Asmara Gantari (adik). Almarhum Purwadi Pramudya memiliki seorang istri bernama Almarhumah Zayya Utami Hapsari yang dikaruniai anak laki laki yakni Muhammad Umay Khairulanam. Sedangkan Ishara Asmara Gantari memiliki seorang suami bernama Dzaki Wahyu Janadi yang dikaruniai anak perempuan bernama Assyifa Kirana Nalin dan anak laki laki yakni Almarhum Muhammad Kavindra Handayani. Keluarga dari Ishara tinggal di Tangerang dan terkenal sebagai pengusaha grosir.

Kembali lagi ke Dayu dan Dila. Sang adik dari Dila masihlah tertawa dan gemar menggodanya terus menerus sampai membuat Dila menyesal telah bercerita tentang laki laki cokelat hazelnut itu. Yah, mau bagaimana lagi dirinya harus mengelak terus. Suatu saat pasti akan kebongkar juga bukan.

“Siapakah engkau wahai tuan cokelat hazelnut? Adakah kesempatan kita bertemu kembali nanti? Entah mengapa diriku jatuh hati denganmu hanya dengan pertemuan tidak sengaja. Tapi jujur saja diriku ini tidak percaya diri untuk jatuh hati denganmu tuan cokelat hazelnut. Namun setidaknya dirimu bukanlah Ustadz Alfi, aku masih bisa menyimpan perasaan ini. Jika memang tuan cokelat hazelnut adalah Ustadz Alfi, mungkin diriku patah hati duluan”batin Dila yang masih terbayang bayang si “tuan cokelat hazelnut”

“Sudah sudah. Oiya Mbak masih berusaha mengurus keperluan pindah sekolahmu. Tapi Mbak pastikan, sekolah barumu juga akan sama berkualitasnya. Ayah dan Ibu akan membayar biaya sekolahmu, jadi rajinlah belajarnya. Jangan menentang perintah mereka”ujar Dila membuat tawa Dayu berhenti.

“Iya Mbak. Begitupula nanti, jika Mbak butuh apapun langsung kabari kami. Jangan lupa banyak minum vitamin biar imunnya terjaga”timpal Dayu serius.

“Iya tentu saja. Kalian kan keluarga yang merupakan rumahku. Tentu saja, apapun itu Mbak akan berusaha mengabari secepatnya jika butuh bantuan”jawab Dila tersenyum yang membuat Dayu lega. 

“Bersiap, 10 hari kemudian kita berangkat”titah Dila kemudian.

“Baik Mbak”patuh Dayu.

▪️▪️▪️▪️▪️

Seorang laki laki dewasa terduduk di sofa dengan tatapan mengarah ke figura foto bersama keluarga saat masih kecil dulu. Terlihat wajah sang Ayah sangat mencintai ibunya dan menyayangi dirinya. 

“Ayah… Bunda… kalian baik baik saja disana? Tidak rindu denganku”

“Saat ini, kehidupan pernikahanku dengan istriku berjalan dengan baik. Kami membangun komitmen yang dipatuhi masing masing. Pekerjaan menuntut kami untuk sering tidak bersua”

“Kini tidak ada istriku, aku pun rindu dengannya dan menambah rindu kepada kalian”

“Ayah.. Bunda.. Khair rindu kalian”

Begitulah suara hati seorang laki laki dewasa yang tidak bisa merubah ekspresinya lalu bisa dapat menangis begitu mudah. Dirinya merasa air matanya telah habis sejak kedua orang tuanya meninggalkan dirinya.

Dia, Umay. Nama kecilnya adalah Khair. Adik sepupunya, Dila sering kali memanggilnya Ikan Koi waktu kecil karena tidak bisa mengeja nama kecilnya. Jika di ingat kembali kenangan bersama saudari sepupunya ketika kecil membuatnya tersenyum sampai mengalihkan luka besar di hatinya yang telah ditinggal kedua orang tuanya sejak balita. Hidupnya, diurus keluarga ayahnya dan entah dimana keluarga sang bunda yang tidak mengambil alih memberikan perhatian juga untuknya.

Sejak kecil Umay belajar banyak. Dirinya mengerti bahwa untuk rasa bahagia dalam hatinya harus mampu berdiri sendiri dan mandiri dalam segala hal. Tentu saja, dirinya telah mencapainya dengan baik dan menjadi andalan banyak orang. Semua orang tidak tahu bahwa dibalik kedewasaannya dan keprofesionalannya dalam bekerja, dia dulunya hanyalah anak laki laki kecil yang kesepian tanpa kasih sayang orang tua.

Istrinya juga tidak memiliki kedua orang tua sepertinya. Terkadang mereka seperti satu bagian yang sama dan berakhir berjodoh lalu menikah. Tapi saat ini dirinya juga rindu sosok ceria dari sang istri yang saat ini sedang bertugas demi negara. Ditinggal istrinya juga dibarengi rasa rindu, takut dan cemas. Umay takut bahwa istrinya ketika nanti kembali hanya tinggal nama bagaimana? Membayangkannya saja tidak sanggup.

“Ya Allah lindungilah istri hamba dimanapun dia berada”batin Umay tulus mendoakan istrinya setiap saat.

Tanpa ia sadari, bahwa menjadi pengawal pribadi dengan sumpah setianya kepada majikan juga termasuk pekerjaan yang bisa saja kehilangan nyawa demi pengabdian. Saat libur tugas mengawal, Umay pulang ke rumahnya namun yang ada bukan beristirahat tapi rindu semakin menggunung untuk keluarganya. Umay bahkan hendak berlibur menemui kakeknya dikampung jika istrinya tidak bisa pulang bulan ini. 

Tak lama, terdengar suara di ponsel miliknya yang berada di atas meja ruang tamu dan membuat dirinya beralih menatap benda pipih tersebut dari figura foto di depannya.

Ting…

Adek ❤

[Assalamualaikum Mas. Gimana kabarmu Mas? Baik baik saja kan? Adek disini baik dan rindu padamu]

Senyum cerah muncul diwajah Umay. Dirinya langsung membalas pesan itu dengan segera selagi istrinya senggang, bukankah harus dimanfaatkan untuk bertukar kabar. Inilah kesempatan bagus.

Umay

[Waalaikumussalam, akhirnya kamu menghubungiku Dek. Alhamdulillah Mas baik baik saja dan tentu saja juga merindukanmu. Kapan kamu pulang Dek?]

Tak lama istrinya pun membalas pesannya dengan segera dan membuat Umay merasakan debaran jantung menggila karena jatuh cinta kembali dengan sosok perempuan hebat miliknya ini.

Adek ❤

[Akhir bulan ini, Adek pulang Mas. Seneng banget Alhamdulillah bisa bertemu dengan Mas nanti. Adek rindu sekali denganmu Mas]

Senyum Umay tambah merekah seperti bunga yang baru mekar. Ia pun membalas pesan tersebut dengan perasaan bahagia luar biasa tidak terkira. Berarti akhir bulan nanti dirinya tidak jadi berlibur ke kampung menemui kakeknya. Mungkin lain kali saja dirinya kesana.

Umay

[Alhamdulillah kalau begitu. Mas tidak sabar akhir bulan nanti jadinya]

Tak lama, istrinya kembali membuatnya menahan rindu padahal baru beberapa saat bertukar pesan harus segera dihentikan. Jujur saja membuatnya ingin sekali menyusul sang istri dan memeluknya setiap detik waktu berjalan.

Adek ❤

[Mas maaf, Adek harus kembali bertugas. Jangan lupa makan dan tidur teratur. Jaga kesehatan yaa, Adek mencintai Mas Khair]

Umay pun membalasnya dengan sedikit menahan rasa kecewa dihatinya. Namun dirinya harus bisa memahami dan mengingat akan komitmen. Tidak lupa dengan rasa ikhlas, percaya dan saling mendoakan satu sama lain.

Umay

[Tidak apa apa, jaga dirimu. Mas juga mencintaimu Dek]

Sudah biasa dirinya tidak bebas bertukar kabar dengan istrinya tapi Umay tetap memaklumi keterbatasan komunikasi diantara keduanya. Lagipula nanti mereka akan bertemu di akhir bulan, memikirkannya saja membuatnya tidak sabar. 

(Dybi ngetiknya juga merasakan kerinduan Umay kepada istrinya dan ikut baper sendiri soalnya. Jadi, semoga berasa yaa feelnya ke kalian)

Ting…

Umay yang hendak pergi ke dalam kamar mendadak berhenti dan menunda bangkit dari duduknya. Terlihat benda pipih miliknya kembali berbunyi dan menampilkan pesan saudari sepupunya.

Dila

[Assalamualaikum kak. Aku boleh minta tolong gak? Kakak gak sibuk kan]

Umay

[Waalaikumussalam tidak sibuk. Boleh dong, mau minta tolong apa adik sepupu?]

Dila

[Alhamdulillah, 10 hari lagi aku sama Dayu mau pulang. Jadi, kak Umay antar kami ke terminal ya]

Umay

[Baiklah. Tapi kalian mau berlibur kesana? Nanti ada titipan buat kakung yaa]

Dila

[Bukan kak, Dayu mau pindah sekolah. Aku mau lanjut kuliah di Jogja. Oh boleh, tentu saja kak]

Umay

[Selamat menempuh pendidikan dibangku kuliah ya Dek. Alhamdulillah, berarti dapat beasiswanya kesampaian]

Dila

[Makasih kak. Kalau gitu, jangan lupa 10 hari lagi ya kak. Maaf mengganggu waktunya, aku mau mempersiapkan keperluan pindah sekolahnya Dayu]

Umay

[Oke]

Hari ini Umay dapat dua kabar gembira dari orang tersayangnya. Sungguh, berkah Allah itu nyata untuknya dan dirinya selalu merasa bersyukur dibalik setiap peristiwa apapun. Tidak pernah menyalahkan takdir Allah ataupun menjauhi kebaikan. Umay selalu taat akan perintah sang pencipta apalagi lingkungan pekerjaannya sangat sangat menjunjung tinggi agamanya. Beruntunglah ia dalam hal itu.

Bersambung….

1
Ning Amah
Luar biasa
Jihan Hwang
semangat thor...aku mampir nih...
mampir juga dinovelku jika berkenan/Smile//Pray/
Kutipan Halu
semangat upnyaaa torrr jangan lupa mamoir ke karya aku juga yaaa "AIR MATA PERNIKAHAN " udah tamattt . yuksaling dukung torrrr☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!