🥈 Juara 2 YAAW Priode 3 2024 Genre pria
Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Sakit gigi
Nyuuutt.
Mendadak saja Diana merasakan gigi nya berdenyut kencang, tidak pernah dia merasakan sakit gigi karena gigi dia sangat bagus dan rapi. tapi entah kenapa mendadak saja sekarang sakit gigi hingga rasa nya bagai kan di tusuk tusuk, Novan tersenyum karena efek nya sudah mulai ada di tubuh Diana si gadis binal.
"Kenapa kamu?" tanya Novan pura pura tidak tahu saja.
"Enggak, cuma ngilu ini gigi ku." jawab Diana berusaha tersenyum.
"Ada yang ingin ku katakan padamu, aku merasa hubungan kita cukup sampai sini saja!" Novan memasang wajah serius.
Diana menatap mata Novan lekat dan malah tertawa kencang, karena dia mengira kekasih nya ini cuma bercanda saja, mana berani lah Novan minta putus dari Diana. sebab selama ini orang orang juga tahu bahwa Novan begitu mencintai Diana, hingga di suruh melakukan apa saja pasti akan di lakukan demi cinta nya itu. sebenar nya juga bila Novan tidak melihat perselingkuhan tersebut, maka pasti dia akan tetap bertahan.
Sayang nya pemuda ini sudah melihat semua nya secara langsung, mana sekarang pun dia melihat bagai mana banyak nya bercak merah yang ada di leher sampai dada nya Diana, betapa ganas pria yang bersama dengan Diana sehingga menimbulkan bercak yang sangat banyak sehingga tidak mau hilang.
"Kamu kenapa sih, Mas? enggak lucu kalau bercanda begitu." sergah Diana yang mengusap ujung mata nya.
"Aku serius! lebih baik kita putus saja sekarang, aku tidak mau lagi membangun hubungan dengan mu, silahkan kau cari pria yang lebih baik dari ku." Novan mengatakan nya dengan aru wajah serius.
"Kalau ada masalah ya di omongin lah, mari kita bahas." Diana tahu Novan serius.
"Sudah tidak perlu di bicarakan lagi, aku tahu kamu punya hubungan sama pria lain." Novan tak sedang bercanda.
"Aku sama sekali tidak punya hubungan dengan pria lain, siapa yang bilang begitu?" Diana berkata sambil meraba pipi nya.
"Tanyakan pada dirimu sendiri, Diana! kau punya pria lain, sebenar nya kurang apa aku padamu?" Novan menggeram kesal.
Diana ingin menjawab lagi namun tidak bisa karena gigi terasa sangat sakit sekali, maka dia pun bergegas masuk kedalam toileþ untuk melihat keadaan gigi nya yang terasa sangat sakit luar biasa.
"Tidak ada yang lubang, aduuuh kok sakit sekali." keluh Diana melihat mulut nya.
"Ini bukan satu yang sakit, semua nya sakit." Diana sampai meneteskan air mata.
Bukan main memang sakit nya bagai kan di korek oleh ulat yang ada dalam rongga gigi, Novan sangat puas melihat kekasih nya yang kesakitan begitu. rasa sakit hati dan kecewa sudah terbalas dengan ini semua, biar lah Diana menanggung derita yang sangat parah.
"Aduuuh sakit nya." keluh Diana berkumur kumur.
Sampai lupa diri nya perihal ajakan nya Novan tentang putus, karena rasa sakit ini melebihi dari apa pun, tidak bisa bila begini terus dan dia berlari keluar untuk pergi ke apotik untuk mencari obat sakit gigi.
"Dia sudah pulang, berarti benar kalau dia ingin putus!" batin Diana menatap meja tempat dia makan tadi, Novan sudah tidak ada di sana.
"Sssshhh! sialan gigi ini, padahal tidak ada yang lubang tapi kok sakit sekali ya." keluh Diana berlari mencari motor nya.
Tujuan gadis ini adalah apotik terdekat untuk mencari obat sakit gigi, maka dia pun masuk dengan tergesa gesa karena sudah tak tahan dengan rasa sakit itu. sakit gigi memang sangat luar biasa sekali, karena terhubung pada otak dan saraf kepala lain nya sehingga rasa itu begitu luar biasa.
"Pakai merek yang paling bagus, Mbak." ujar Diana pada pegawai apotik.
"Ini, Kak! harga nya delapan puluh ribu, memang sangat bagus." ujar pegawai.
"Ya sudah ini saja." Diana pun mau, bahkan dia langsung membuka satu untuk di minum karena rasa sakit yang sangat menusuk sampai kemana mana.
Lebih baik sakit hati dari pada sakit gigi, sakit hati akan lupa bila di bawa jalan jalan. tapi bila sakit gigi maka tak akan sanggup mau berbuat apa apa karena sangat luar biasa, yang ada selalu bad mood bila sakit gigi sudah menyerang. apa pun selalu saja salah, mau dengar suara keras juga salah.
"Duuuh kok masih sakit aja ya, berapa menit baru terasa efek nya?" tanya Diana.
"Biasa nya akan berefek setelah lima belas menit, Kakak nya sama siapa kesini?" tanya pegawai.
"Sendiri."
"Wah bahaya kalau Kakak bawa motor sendiri, karena obat itu menyebabkan kantuk." jelas pegawai cemas juga.
Diana mencoba untuk menghubungi Novan yang pasti belum jauh dari daerah sini, sebenar nya memang Novan ada di sana melihat apa pun yang sedang Diana lakukan. sebab Novan masih penasaran bagai mana efek nya bila sudah merasuk, apa mungkin bisa hilang saat korban meminum obat pereda rasa nyeri pada gigi.
"Rasakan saja penderitaan itu, kurang baik apa aku padamu!" geram Novan mencengkeram erat ponsel nya.
"Mas Novan lagi kesambet apa sih? tiba tiba saja ngajak putus, mana mungkin lah dia tahu kalau aku selingkuh saja Beno!" kesal Diana mengira Novan tidak tahu bahwa dia sudah main gila bersama pria lain.
Karena Novan tak kunjung mengangkat panggilan nya, maka Diana pun nekat untuk pulang sendiri karena sekarang dia ingin bergulung di atas kasur merasakan rasa sakit pada gigi nya. tidak peduli dengan larangan nya pegawai, karena sama sekali tidak ada efek nya di Diana.
"Astaga sakit sekali." Diana menepuk pipi nya keras.
Selama perjalanan pun dia terus menangis dan sempat beberapa kali oleng karena rasa sakit ini, ingin rasa nya dia mengorek gigi yang sedang sangat sakit ini, namun lubang nya tidak ada sehingga apa yang mau di korek. yang ada hanya rasa sakit kian jadi saja, mata pun sudah bengkak karena banyak menangis.
"Kamu kenapa, Di?" Ria selalu orang pertama menyambut adik nya.
"Bukan urusan mu!" sentak Diana tak pernah bisa bagus.
"Aku cuma tanya saja kan bisa kau jawab baik baik." Ria berkata pelan.
Diana tidak mendengarkan karena rasa sakit ini begitu menusuk, air mata juga tidak bisa berhenti keluar karena rasa sakit ini, lama lama bukan tangis saja melainkan rintihan juga karena Diana sungguh tidak kuat menahan rasa sakit nya.
"Huhuuuu sakiiit." rintih Diana menepuk nepuk pipi dan kepala.
Ria mendengar bahwa adik nya sedang menangis, maka nya dia segera mencari Ibu nya agar bisa bertanya pada Diana yang menangis kencang akibat rasa sakit.