NovelToon NovelToon
TINGGAL DI RUMAH ANGKER YANG LAMA TIDAK DIHUNI

TINGGAL DI RUMAH ANGKER YANG LAMA TIDAK DIHUNI

Status: tamat
Genre:Tamat / Rumahhantu / Hantu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: KERTAS PENA

Menceritakan tentang Anis yang pindah rumah, Karena di tinggal kecelakaan oranf tuanya.Rumah tersebut milik tante Parmi yang ada di kampung. Banyak kejadian yang di alami Anis di rumah tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KERTAS PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menguak Rahasia Tua

Setelah acara yang penuh emosi di Taman Kenangan, Anis dan Fina merasa terinspirasi untuk melanjutkan pencarian mereka. Pengalaman tersebut membawa mereka lebih dekat satu sama lain, dan mereka berdua menyadari bahwa kisah cinta nenek dan Rudi lebih dalam daripada yang mereka bayangkan. Ada lebih banyak rahasia yang tersimpan dalam rumah tua dan di dalam diri nenek Fina yang menunggu untuk ditemukan.

Suatu pagi, setelah beristirahat dari kegiatan kemarin, Anis mengajak Fina untuk kembali ke rumah nenek. “Aku merasa ada yang belum kita gali sepenuhnya. Mungkin ada lebih banyak hal di sana yang bisa menjelaskan tentang nenek dan Rudi,” kata Anis, penuh semangat.

Fina setuju. “Ya, mungkin ada bagian dari kisah mereka yang masih tersembunyi. Kita harus mencari tahu lebih dalam.”

Setibanya di rumah nenek, mereka langsung masuk dan menuju kamar nenek. Meskipun sebagian besar barang sudah mereka lihat, Anis merasa ada sesuatu yang terlewatkan. Saat mengamati lebih dekat, ia melihat sebuah lukisan tua tergantung di dinding.

“Fina, lihat ini!” serunya, menunjuk lukisan itu. Lukisan tersebut menggambarkan pemandangan taman yang indah, dengan dua sosok muda yang tampak berbahagia di tengahnya. “Apakah ini nenek dan Rudi?” tanya Anis, berusaha mendekat.

Fina mengangguk. “Sepertinya iya. Lihat, mereka terlihat sangat bahagia. Mungkin ini adalah momen berharga bagi mereka.”

Di sudut lukisan, Anis menemukan tulisan kecil yang sulit terbaca. Ia merapikan debu yang menempel dan mencoba memperjelas tulisan itu. “Kita harus menemukan cara untuk membersihkan lukisan ini,” katanya.

Mereka mencari perlengkapan pembersih di sekitar rumah, dan setelah beberapa saat, mereka menemukan sikat lembut dan kain bersih. Dengan hati-hati, mereka mulai membersihkan lukisan tersebut. Setelah beberapa menit, tulisan di sudut lukisan itu mulai terlihat lebih jelas.

“Aku bisa membaca sedikit,” kata Anis, kegirangan. “Tulisannya: ‘Untuk cintaku, Rudi. Semoga kenangan ini abadi.’”

Fina merasakan getaran di hatinya. “Itu adalah ungkapan cinta yang tulus. Sepertinya lukisan ini sangat berharga bagi nenek,” ucapnya.

Setelah selesai membersihkan lukisan, Anis berusaha memeriksa dinding di sekitar lukisan. “Ada sesuatu di balik lukisan ini,” ucapnya, meraba dinding tersebut. Ia menemukan sebuah lubang kecil yang sepertinya menyimpan sesuatu.

“Fina, lihat! Aku menemukan sesuatu,” teriak Anis, memanggil Fina.

Dengan penuh rasa ingin tahu, Fina mendekat dan mengamati. Anis menggunakan jari telunjuknya untuk membuka bagian dinding yang tersembunyi. Setelah beberapa detik berusaha, ia berhasil membuka panel kecil di dinding. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak kayu tua yang tertutup debu.

“Ini dia! Sepertinya ini adalah sesuatu yang penting,” kata Anis, sambil mengeluarkan kotak tersebut. Fina terlihat bersemangat dan menunggu dengan cemas.

Mereka membuka kotak itu dengan hati-hati, dan Anis hampir tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Di dalam kotak terdapat beberapa barang antik—sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati, sebuah buku harian kecil, dan beberapa surat yang tampak sangat tua.

“Wah, ini sangat berharga,” Fina berkomentar sambil mengagumi kalung itu. “Kalung ini pasti milik nenek. Dan buku harian ini… mungkin ada kisah-kisah di dalamnya.”

Anis mengeluarkan buku harian dan membukanya. Halaman-halamannya kuning dan berbau tua. “Mari kita baca,” ajaknya. Mereka berdua duduk di lantai, mengelilingi buku harian itu dengan rasa penasaran.

Fina mulai membaca dengan pelan. “Hari ini aku melihat Rudi lagi. Dia kembali dari luar kota dan sepertinya sudah siap untuk memulai hidup baru bersamaku. Hatiku bergetar saat melihatnya.”

Mendengar itu, Anis merasakan haru. “Rudi kembali! Ini luar biasa,” katanya.

Fina melanjutkan membaca, “Namun, ada satu hal yang menggangguku. Rudi tampak berbeda. Seolah ada sesuatu yang tidak bisa dia ceritakan. Aku berharap semuanya baik-baik saja.”

“Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal dalam hubungan mereka,” ucap Anis. “Kita perlu mencari tahu apa yang terjadi setelah itu.”

Mereka melanjutkan membaca, dan setiap halaman memberikan petunjuk lebih lanjut tentang hubungan mereka. Rudi mengungkapkan kerinduan yang mendalam dan ketakutannya akan masa depan. “Aku ingin bersamamu selamanya, tetapi ada hal-hal di masa lalu yang tidak bisa kita abaikan,” tulis Rudi.

“Ini semakin menarik,” Anis berkomentar. “Tapi apa yang dimaksud Rudi dengan ‘hal-hal di masa lalu’?”

Fina melanjutkan membaca, “Aku tahu nenekku tidak setuju dengan hubungan kami. Mungkin dia berpikir bahwa aku tidak cukup baik untuk Rudi. Namun, cinta ini bukan hanya milik kami berdua, tetapi juga melibatkan banyak orang.”

Di saat itu, Fina menghentikan bacaan dan menatap Anis dengan serius. “Mungkin ada konflik antara nenek dan keluarga Rudi yang menghalangi mereka untuk bersatu,” katanya.

“Mari kita coba cari tahu lebih lanjut tentang keluarga Rudi,” Anis menyarankan. “Mungkin ada cerita-cerita yang tersimpan di sana yang bisa menjelaskan semua ini.”

Setelah menyelesaikan buku harian, mereka menyimpan semua barang yang ditemukan ke dalam tas. Fina sangat bersemangat, merasa bahwa mereka sedang berada di jalur yang benar untuk mengungkap kisah cinta yang terhalang ini. “Kita harus mencari tahu siapa saja yang mengenal Rudi dan keluarganya. Mereka mungkin bisa membantu kita menemukan jawaban,” kata Fina.

Mereka memutuskan untuk berkunjung ke desa tempat Rudi berasal, berharap menemukan informasi yang lebih mendalam. Ketika tiba di desa tersebut, suasana terasa sangat berbeda. Jalan-jalan kecil, rumah-rumah tua, dan suasana tenang membawa mereka ke masa lalu.

“Sepertinya ini adalah tempat yang tepat untuk mencari tahu lebih banyak,” ucap Anis, merasa terinspirasi.

Mereka mulai bertanya kepada penduduk desa, mencari orang yang mungkin mengenal Rudi atau keluarganya. Setelah berkeliling, mereka akhirnya menemukan seorang lelaki tua yang mengenali nama Rudi.

“Aku ingat Rudi, anak yang tampan dan baik hati. Dia pergi untuk belajar dan tidak pernah kembali lagi. Tapi cerita di sini adalah bahwa cintanya pada seorang gadis dari desa sebelah sangat terkenal,” kata lelaki itu, tersenyum kenangan.

“Maksudnya nenek saya?” Fina bertanya, bersemangat.

Lelaki tua itu mengangguk. “Ya, mereka saling mencintai, tetapi ada banyak hal yang menghalangi. Keluarga mereka tidak menyetujui hubungan itu. Rudi dituntut untuk kembali dan menikah dengan seorang gadis dari keluarganya.”

Anis dan Fina saling bertukar pandang, merasakan betapa dalamnya konflik yang terjadi. “Apakah Rudi pernah kembali?” tanya Anis.

“Tidak, dia pergi terlalu jauh dan tidak pernah kembali. Keluarga nenekmu berusaha menghubunginya, tetapi tidak pernah berhasil. Beberapa orang percaya bahwa cinta mereka terputus karena nasib yang kejam,” lelaki tua itu menjelaskan.

Fina merasakan kesedihan mendalam. “Berarti nenekku hidup dalam penantian yang sia-sia selama bertahun-tahun,” katanya, terharu.

Mereka melanjutkan percakapan dengan lelaki tua itu, menggali lebih banyak cerita tentang Rudi dan kehidupannya setelah pergi. Dia menceritakan tentang bagaimana Rudi berjuang untuk memenuhi harapan keluarganya, tetapi hatinya selalu tertinggal di desa, dengan cinta yang tidak pernah padam untuk nenek Fina.

Ketika mereka selesai berbincang, Anis dan Fina merasa seperti mereka telah mengambil langkah besar dalam pencarian mereka. Semua informasi baru ini memberi mereka gambaran lebih jelas tentang kisah cinta yang penuh liku-liku ini.

Di perjalanan pulang, Fina terlihat merenung. “Aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya nenek ketika Rudi pergi. Dia harus menghadapi semua itu sendirian,” ucapnya.

“Dan sekarang kita bisa menghormati cinta mereka dengan memastikan bahwa kisah ini tidak hilang begitu saja. Kita harus menyebarluaskan kisah ini agar orang-orang tahu betapa dalamnya cinta mereka,” Anis menyarankan.

Fina mengangguk. “Kita harus menuliskan semuanya, mulai dari awal hingga akhir. Mungkin kita bisa membuat buku atau sesuatu yang lebih permanen untuk menghormati mereka.”

Dengan semangat baru, mereka kembali ke rumah nenek, siap untuk menciptakan sesuatu yang berarti dari semua informasi yang telah mereka kumpulkan. Mereka tidak hanya menemukan jejak yang tersisa dari cinta nenek dan Rudi, tetapi juga menyiapkan fondasi untuk mengenang dan merayakan kisah mereka dengan cara yang akan abadi.

1
Sri Ningsih
bukankah fina dah meninggal...jdi bingung nih
KERTAS PENA: memang kak
total 1 replies
Jing Mingzhu5290
Bikin nagih deh!
KERTAS PENA: terima kasih kak simak terus novel lainya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!