Dokter Heni Widyastuti, janda tanpa anak sudah bertekad menutup hati dari yang namanya cinta. Pergi ke tapal batas berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi pada Bumi Pertiwi. Namun takdir berkata lain.
Bertemu seorang komandan batalyon Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang antipati pada wanita dan cinta. Luka masa lalu atas perselingkuhan mantan istri dengan komandannya sendiri, membuat hatinya beku laksana es di kutub. Ayah dari dua anak tersebut tak menyangka pertemuan keduanya dengan Dokter Heni justru membawa mereka menjadi sepasang suami istri.
Aku terluka kembali karena cinta. Aku berusaha mencintainya sederas hujan namun dia memilih berteduh untuk menghindar~Dokter Heni.
Bagiku pertemuan denganmu bukanlah sebuah kesalahan tapi anugerah. Awalnya aku tak berharap cinta dan kamu hadir dalam hidupku. Tapi sekarang, kamu adalah orang yang tidak ku harapkan pergi. Aku mohon, jangan tinggalkan aku dan anak-anak. Kami sangat membutuhkanmu~Mayor Seno.
Bagian dari Novel: Bening
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
Mayor Seno begitu kaget melihat salah satu ajudannya bernama Fatih datang ke markas namun sendirian.
"Di mana Aldo?" tanya Mayor Seno secara to the point dengan tatapan tajam pada Fatih.
"Lapor, Komandan. Mas Aldo minta langsung diantar pulang ke rumah. Jadinya sekarang dia ada di rumah dinas," jawab Fatih apa adanya.
"Haishhh, Fatih !!" teriak Mayor Seno dan kelabakan.
Tangannya seketika menyambar jaketnya. Wajah Mayor Seno sudah tampak pucat dan terlihat mulai panik. Sebab, ia khawatir putranya yang belum mendapat penjelasan darinya, bertemu lebih dahulu dengan Dokter Heni di rumah. Ia tak mampu membayangkan apa yang terjadi jika keduanya bertemu. Dan yang ditakutkan pun akhirnya terjadi juga.
"Push up 300 kali!" perintah tegas Mayor Seno pada Fatih seraya dirinya berjalan cepat menuju parkiran motor.
"Ya ampun, apes tenan nasibku jadi ajudan. Bapak-anak sama-sama keras kepala. Satunya minta A terus yang satunya minta B. Ujungnya aku yang kena hukuman. Nasib-nasib," batin Fatih.
Dan tak lama suara deru motor milik Mayor Seno terdengar bergemuruh meninggalkan markas. Berusaha ngebut secepat mungkin untuk sampai di rumah. Namun saat masuk, justru ia mendengar hal yang begitu mencengangkan. Pembicaraan empat mata antara Dokter Heni dengan putranya, Aldo, yang sudah ia tebak namun tak menyangka hasil akhirnya seperti ini.
Walaupun ia belum mengenal lebih dalam istri barunya itu, namun ia yakin wanita itu bukan tipe murahan seperti tuduhan Aldo. Setelah ia menelaah kondisinya kembali kala itu. Jika Dokter Heni tak segera menolongnya, bisa jadi nyawanya sudah tak tertolong. Akan tetapi, untuk mengucapakan rasa terima kasih dan sekedar meminta maaf secara langsung dari lisannya, sungguh sulit. Lagi-lagi terhalang gengsi dan ego setinggi gunung.
Ia berusaha menetralkan napasnya serta perih tak kasat mata di hatinya. Ia sangat yakin saat ini istri barunya itu sedang bersedih di kamar Aya atas ucapan Aldo barusan.
Sedangkan Aldo menatap punggung Dokter Heni dengan tatapan yang belum bisa ditebak saat meninggalkan ruang tamu. Namun Aldo cukup terkejut saat melihat Dokter Heni tidak masuk ke kamar utama milik Papanya, melainkan ke kamar Aya.
"Kok dia tidur di kamar Aya, bukan di kamar Papa?" batin Aldo bertanya-tanya.
Tiba-tiba derap langkah sol sepatu seseorang terdengar dan Aldo melihat Papanya sedang berjalan menuju ke arahnya.
"Kamu sudah sampai?" tanya Mayor Seno sedikit berbasa-basi pada Aldo seraya mendaratkan b0kongnya pada salah satu kursi di ruang tamu. Kini ayah dan anak tersebut duduk saling berhadapan
"Iya, Pa."
Aldo pun maju ke depan lalu mencium punggung tangan ayahnya penuh takzim.
"Punya istri baru rasanya gimana, Pa?" tanya Aldo yang terkesan menyindir Mayor Seno.
"Maafkan, Papa."
"Buat apa minta maaf? Apa Papa berbuat salah?" tanya Aldo.
Akhirnya Mayor Seno pun menceritakan pada Aldo semuanya tanpa ada yang ia tutupi. Tentang awal mula dirinya bisa sampai menikah secara mendadak dengan Dokter Heni. Aldo pun begitu tercengang mendengarnya. Ia percaya dengan apa yang disampaikan oleh ayahnya. Hanya saja seakan ada sebuah hal yang masih terbilang janggal di benaknya dari keterangan sang Papa. Namun ia tidak tahu.
Ya, Mayor Seno tak menceritakan pada Aldo bahwa sebelum kejadian penggrebekan itu, dirinya sebenarnya sudah pernah bertemu dan berkenalan sejenak dengan Dokter Heni di kota lain, tepatnya di dalam pesawat milik T N I AU. Dokter Heni pernah menolongnya ketika ia terluka saat latihan gabungan. Dan kejadian penggrebekan di gubuk adalah pertemuan keduanya dengan Dokter Heni setelah lama tak berjumpa.
"Istirahatlah, sudah malam. Lagi pula kamu habis perjalanan jauh," ucap Mayor Seno.
Aldo pun tak banyak bicara. Ia pamit dan masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Mayor Seno juga kembali istirahat malam ke kamar utama. Sebenarnya hari ini dirinya tidak ada tugas malam. Ia hanya beralasan pada Dokter Heni agar bisa keluar rumah. Sebab, awalnya ia menyuruh Fatih mengantarkan Aldo secara langsung ke markas bukan ke rumah. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Aldo justru langsung bertemu dengan Dokter Heni di rumah dinas tanpa ada dirinya.
☘️☘️
Aya tiba-tiba terbangun dan melihat sang Bunda terduduk di lantai dengan kedua telapak tangannya menutupi wajah. Aya pun mengucek matanya guna memastikan penglihatannya saat ini.
"Bunda," panggil Aya lirih.
Deg...
Seketika Dokter Heni membuka telapak tangan yang menutupi wajahnya setelah mendengar Aya memanggil namanya. Ia terhenyak melihat Aya terbangun. Ia langsung bergegas menghapus air matanya dengan cepat ala kadarnya.
"Aya kok bangun, sayang? Ada apa, hem?" tanya Dokter Heni seraya berdiri dan berjalan menuju ranjang tempat Aya berada. Tak lama Dokter Heni sudah mendaratkan b0kongnya di tepian ranjang.
"Bunda kok belum bobo?"
"Iya, sayang. Bunda tadi belum ngantuk, jadinya ini baru saja mau bobo." Dokter Heni segera menjawab pertanyaan Aya dan berusaha tersenyum di depan Aya. Berusaha menutupi luka batin yang ia rasakan saat ini dari Aya.
"Kok ini wajah Bunda basah kayak habis nangis. Bunda nangis ya? Kenapa? Apa karena Aya nakal?" tanya Aya terdengar sendu seraya tangan mungilnya mengelus pipi Dokter Heni. Mata bocah cantik ini tampak ikut berkaca-kaca usai melihat wajah sembab Dokter Heni.
Deg...
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Just info :
Kisah Dokter Heni dan Mayor Seno ini, setelah meninggalnya Papa Pras (ayah kandung Bening). Almarhum Jenderal Prasetyo Pambudi adalah cinta pertama Dokter Heni sekaligus mantan tunangan yang kabur saat hari pertunangan mereka. Jadi beberapa bulan setelah kematian Papa Pras, Dokter Heni memutuskan pergi ke tapal batas. Detail kisah Papa Pras dan Dokter Heni silahkan baca di karya judul "Bening".
Dikarenakan ada beberapa pertanyaan pembaca baru terkait Papa Pras kondisinya sekarang bagaimana? Jadi yang belum singgah pada karya berjudul Bening, boleh dibaca dulu ke sana biar lebih mantap menjiwai karya yang saat ini. Sudah paham semua ya, Sobat ?
BANTU LIKE💋
bukan sukarela seperti yg km bilang
beneran apa bener teteh author
🤭🤭🤭
lo itu cuma mantan
buanglah mantan pada tempatnya
dasar racun sianida
💕💕👍👍
tampan se-kecamatan
🤣🤣🤣
🤦🤦🤦🤦
🤭🤭🤭🤭