Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diriku Di Masa Lalu
Beberapa hari setelah sekolah kami di serang oleh satu orang yang berasal dari sekolah lain dan di duga adalah pentolan sekolah tersebut. Namun sekolah orang itu sudah berhenti beroperasi sejak 7 bulan yang lalu dan sudah dipastikan bahwa sekolah itu hanya akan menjadi tempat berkumpulnya para brandalan.
Lalu yang membuatku kesal dan frustasi adalah kenyataan bahwa aku sangatlah lemah. Aku begitu lemah hingga tak berkutik melawannya, bahkan kurasa sepertinya aku sama sekali tidak dapat menyerangnya saat aku bertarung dengannya. Aku hanya bisa bertahan dan di hajar habis-habisan olehnya.
Yang berhasil menyerang saat itu adalah Roy yang melemparkan sebuah meja ke arahnya hingga dia terpental dan terjatuh tertimbun meja. Tapi tetap saja hal itu tak berpengaruh besar, dan pada akhirnya kami hanya bisa menyatakan bahwa kami kalah.
Seharusnya sebagai seorang pemimpin di sekolah ini, aku bisa menjaga kedamaian di sekolah ini. Mereka jadi terluka dan bahkan ada yang perlu di rawat di rumah sakit karena tulangnya patah. Syukurlah tidak ada satupun dari mereka yang terluka parah sampai menjadi cacat atau mati.
Setelah melewati hari demi hari, sekolah ini kian membaik. Semua aktivitas keorganisasian sudah mulai bekerja kembali dan kebersihan dan keamanan juga mulai kembali. Murid-murid di sekolah ini cepat sekali beradaptasi mengikuti pedoman yang kami buat bersama.
Aku turut merasa senang, tapi karena kejadian yang lalu. Aku tidak boleh merasa hal ini sudah selesai dan tidak boleh santai-santai. Karena mungkin saja dia akan kembali, bahkan kemungkinan yang lebih buruk bisa saja sekolah kami di serang oleh sekolah lain.
Saat ini aku sedang berkumpul bersama dengan teman-temanku, dan mengobrol bersama di taman sekolah.
"Semuanya ... Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada kalian semua yang mau membantu dan menuruti perintah dari orang sepertiku" ucapku sambil membungkukkan badan kepada mereka semua karena aku bersyukur dan merasa terbantu.
"Kau tidak perlu sampai melakukan hal seperti ini Demand" ucap Adams.
"Benar, lagi pula kami juga senang bisa membantumu" sambung Boron sambil menghela nafas.
"Aku benar-benar tidak pernah mengira hal ini akan terjadi. Membayangkannya saja tidak pernah" ucap Bryan sambil merenggangkan sesuatu.
"Itu karena yang ada dipikiran mu hanya berkelahi dan membuat onar saja Bryan" ucap Roy yang menyindir Bryan dan yang membuat semua orang tertawa karena candaannya.
"Apa katamu! Jangan lari!" Ucap Bryan sambil berlari mengejar Roy.
Hahaha ... Perasaan ini ... Benar-benar membuatku merasa tenang. Hal yang sudah lama sekali tidak aku rasakan, berkumpul dengan teman-temanku dan tertawa bersama. Tapi dalam keadaan dan sudut pandang yang berbeda, hal ini lebih membahagiakan dari pada sebelumnya.
Kemudian begitu waktu sekolah berakhir dan semua murid pulang ke rumah mereka masing-masing. Aku pergi ke atap sekolah sebentar untuk melihat pemandangan sekolah ini dari atas, sekaligus menantikan matahari yang mulai terbenam seorang diri.
Atap sekolah ini terlihat kosong dan tidak ada apa-apa, sayang sekali jika halaman disini kosong dan tidak digunakan. Sepertinya aku memiliki ide untuk membuat halaman di atap sekolah ini menjadi lebih baik. Besok aku akan membicarakannya kepada kepala sekolah dan para murid di sekolah.
"Tidak seharusnya kau melakukan hal ini, Demand ..." Ucap seseorang yang berada di belakangku.
Suaranya?! ... Seketika aku yang sedang bertengger di pembatas atap sekolah langsung berbalik badan dan menatap siapa yang berbicara padaku itu. Yang benar saja?! Apa-apaan ini! Aku sangat terkejut dan benar-benar syok melihat siapa yang berbicara itu.
Yang kulihat saat ini yang tidak lain dan tidak bukan adalah diriku. Apakah ini benar-benar masuk akal?! Aku bisa bertemu dengan diriku?! Diriku yang lain? Padahal aku sudah mengulang waktu dan seharusnya aku tidak bertemu diriku yang lain!. Karena waktu berputar kembali! Seharusnya hanya ada aku disini dan tidak ada yang lain!.
Apakah dia juga sebuah anomali yang ku ciptakan karena aku memilih untuk kembali mengulang kehidupan?!. Seharusnya itu tidak mungkin dan ini tidak benar!. Dia benar-benar terlihat seperti diriku ... Diriku yang dulu, penuh dengan bekas luka, penampilannya ... Apakah aku berpenampilan seperti itu dulu? Terlihat seperti gelandangan yang tak terurus.
Apakah aku benar-benar terlihat seperti itu dulu? Benar-benar penampilan yang membuat orang-orang sekitar tidak ingin mendekatiku. Orang yang berpenampilan acak-acakan dan penuh dengan bekas luka, siapa yang tidak takut jika melihatnya.
"Siapa kau! Apa yang kau inginkan dariku! Kenapa aku terlihat sepertiku!" Teriakku kepadanya sambil berjalan mendekatinya dengan perlahan.
"Tentu saja aku adalah ... Dirimu di masa lalu, aku adalah Demand yang sama sepertimu" ucapnya sambil berjalan ke arahnya dengan tatapan yang menyebalkan.
"Apa yang kau lakukan disini! Bagaimana kau bisa ada di sini! Bagaimana bisa diriku yang lain ada di dunia yang sama!" Ucapku yang mempercepat langkahku dan menghampirinya.
Diriku yang lain juga mulai mempercepat langkahnya dan berkata, "Karena aku adalah ..."
Saat aku ingin mencekik lehernya ... Diriku yang lain lewat begitu saja tanpa kontak fisik. Yang artinya saat aku memegangnya dia menembus begitu saja seperti makhluk halus yang tidak bisa ku pegang atau ku raih. Aku mulai bertanya-tanya dan merasa heran, karena hal ini semakin tidak masuk akal.
"... Dirimu di masa lalu yang sedang berada di alam bawah sadarmu. Singkatnya, kau hanya sedang mengalami halusinasi" ucapnya yang kata-katanya cukup masuk akal tapi aku masih heran dengan semua ini.
"Apakah orang lain bisa melihatnya? Dan kenapa aku bisa berhalusinasi mengenai diriku di masa lalu?" Ucapku kepadanya.
"Entahlah ... Mungkin itu karena ... Jiwamu yang sedang gelisah" ucapnya.
"Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti perkataan mu!" Ucapku yang kesal karena dia terus mengatakan hal-hal yang membuatku bingung di tambah lagi dengan situasi seperti ini yang membuatku semakin bingung dan hampir kehilangan akal sehatku.
"Seperti yang kukatakan sebelumnya ... Tidak seharusnya kau melakukan hal ini. Kau telah merubah begitu banyak jalur takdir yang seharusnya kau lewati. Kau telah membuat berbagai macam cabang jalan takdir"
"Seharusnya kau hanya perlu lakukan seperti dulu dan merubahnya di saat-saat terakhir sebelum kau mati kan? Atau kau mengubahnya sedikit saja, tidak sampai sebanyak ini Demand."
"Apakah kau tahu dampaknya akan sebesar apa jika kau terus membuka jalan takdir baru dan terus-menerus membuat cabang yang baru?. Kau mungkin saja sedang menggali jurang yang lebih dalam dan lebih besar dari sebelumnya. Karena itulah jiwamu merasa gelisah" ucapnya dengan panjang lebar.
Kata-katanya ... Benar-benar membuatku terdiam seketika dan membuat otakku tidak bisa bekerja. Seketika aku mulai merasa kengerian yang luar biasa dari kata-katanya. Karena itu bukanlah sekedar kata-kata biasa, apa yang dia katakan memiliki arti dan makna yang sangat dalam, lebih dalam.
Hal itu membuatku ragu dan gugup sekarang, aku mulai kehilangan arah, kata-kata itu mempengaruhi pikiran dan pendirian yang telah ku persiapkan dengan matang. Aku mulai merasa takut dan gelisah ... Ragu dan putus asa.
Karena salah satu yang dia maksud sudah pernah terjadi dalam hidupku sekarang. Dengan kedatangan anomali yang bernama Luise, hal itu sudah cukup membuktikan kata-kata yang ia ucapkan. Karena Luise tidak pernah ada bahkan muncul saja tidak pernah ada dalam kehidupanku sebelumnya.
Jadi aku harus bagaimana? Apa yang harus kulakukan sekarang?. Apakah aku harus menghancurkan kembali apa yang telah ku bangun saat ini?. Demi memperbaiki garis takdir yang seharusnya agar tidak berdampak buruk suatu saat. Pilihan apa yang harus ku pilih sekarang? Aku benar-benar bimbang dan tak tahu arah kemana aku harus pergi.