Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 21 - Membenahi Diri dan Menata Hidup
Masih membawa 2 kantong plastik belanjaannya, Jia mendatangi makan kedua orang tuanya.
Dia bersimpuh diantara kedua makam itu dan meletakkan seikat bunga mawar merah di masing-masing pusara.
Jia tersenyum, seraya membersihkan beberapa bunga kamboja yang menjatuhi makam mereka, juga daun kering dan ranting kecil.
"Maaf ayah, bunda, Jia baru bisa datang. Tapi percayalah, Jia selalu mendoakan ayah dan bunda," ucap Jia, menatap kedua nisan itu secara bergilir.
Ada perasaan menghangat yang tiba-tiba hadir ketika kenangan indahnya bersama kedua orang tua kembali berputar diingatan.
Masa-masa yang ingin kembali dia ulang.
Tapi karena tidak bisa memutar waktu, Jia hanya mampu tersenyum kecut.
Puas berada di sana, Jia pun memutuskan untuk pulang. Pergi dari tadi pagi dan sampai di rumah jam setengah 3 sore.
Jia langsung memutuskan mandi, membersihkan tubuh dan wajah. Memandang lekat-lekat dirinya sendiri di dalam cermin meja riasnya dan menyaksikan wajahnya yang memang buruk rupa.
Jia menghela nafasnya berat, jangankan wajah, bahkan untuk makan dengan tenang pun dia harus bersembunyi dari mantan ibu mertuanya.
Jia menggeleng, "Tidak tidak, aku tidak boleh lagi mengingat kenangan itu."
"Ayo bangkit, membenahi diri dan menatap hidupku kembali," yakin Jia.
Dia mulai memakai cream di wajahnya, cream kecantikan untuk menghilangkan jerawat juga membuat wajahnya agar nampak tak kusam, tadi dia juga sempat membelinya di pasar.
Selesai dengan itu Jia pun kembali ke dapur dan membuat makanan yang dia suka, lalu makan dengan lahap dan nikmat. Apalagi saat Ina mengirimkan beberapa foto Rayden yang ceria, makin membuat harinya ini sempurna.
Selesai makan Jia masih berada di sana, mulai mencari pekerjaan di jejaring sosial.
Dulu Jia memang tidak kuliah, namun kini mulai terpikir jika pendidikan itu penting, maka Jia memutuskan untuk ikut les saja, dia ikut les untuk memahami tentang bisnis dan manajemennya.
Pendaftaran dan jadwal kelasnya semua bisa dia selesaikan secara online.
"Daftar Les sudah, tapi pekerjaannya belum dapet," gumam Jia.
Sampai akhirnya Jia melihat sebuah lowongan pekerjaan di hotel bintang 5, Five Season Hotel. Bagian House Keeping, sebagai pegawai laundry dengan gaji 3 juta.
Jia tersenyum, tanpa pikir panjang dia segera membuat lamaran pekerjaan seadanya dan mengirim lamaran kerja itu melalui email.
Membuat usaha Jia belum memiliki skill, sementara uang 85 juta yang tersisa pasti akan habis tak bersisa jika dia tidak memiliki pekerjaan.
Maka apapun itu kini akan Jia lakukan, meski menjadi pegawai laundry di hotel.
"Astaga!" Jia terkejut.
Saat tiba-tiba email yang dia kirim langsung mendapatkan balasan. Dengan jantung bergemuruh dia membuka email itu, jika secepat ini dibalas pasti di tolak, yakin Jia.
Email itu berisi ...
Sore ini juga Jia langsung diminta datang untuk wawancara kerja.
Kedua mata Jia membola, seolah udara segar mulai menghampiri dirinya. Dengan tergesa Jia pun mulai bersiap untuk pergi.
Menggunakan baju putih dan rok span selutut berwarna hitam. Menyisir dan mengikat rambutnya rapi seperti ekor kuda, juga menutup jerawatnya menggunakan cream dan bedak yang tadi juga dia beli. Juga memakai lipstik berwarna merah lembut.
Wajah Jia nampak lebih segar.
Jia pun memesan ojek online, meski di garasi mobilnya sudah diisi mobil oleh Alex.
Sampai-sampai si ojek online itu pun heran.
"Loh mbak, itu ada mobil kok nggak pakai mobil saja? ini sepertinya nanti malam turun hujan."
"Saya nggak bisa pakai mobil Pak," jawab Jia dan tersenyum kikuk.
"Ayo Pak cepet, saya sudah di tunggu."
"Siap mbak!"
Dan motor itu pun kemudian melaju.