Alyssa, seorang gadis dari keluarga sederhana, terpaksa menerima pernikahan dengan Arka, pewaris keluarga kaya raya, demi menyelamatkan keluarganya dari krisis keuangan. Arka, yang memiliki masa lalu kelam dengan cinta pertamanya, juga tidak menginginkan pernikahan ini. Namun, tuntutan keluarga dan strata sosial membuat keduanya tidak punya pilihan.
Dalam perjalanan pernikahan mereka yang dingin, muncul sebuah rahasia besar: Arka ternyata memiliki seorang anak dari cinta masa lalunya, yang selama ini ia sembunyikan. Konflik batin dan etika pun mencuat ketika Alyssa mengetahui rahasia itu, sementara ia mulai menyadari perasaannya yang kian berkembang pada Arka. Di sisi lain, bayangan cinta lama Arka kembali menghantui, membuat hubungan mereka semakin rapuh.
Dengan berbagai pergulatan emosi dan perbedaan kelas sosial, Alyssa dan Arka harus menemukan jalan untuk berdamai dengan masa lalu dan membuka hati, atau memilih berpisah dan meninggalkan luka yang tak terobati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ansel 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal yang Baru
\*Setelah menghadapi berbagai rintangan dan konflik yang menguji kesabaran dan ketahanan, Alyssa dan Arka akhirnya merasakan cahaya baru dalam hidup mereka. Setelah keputusan untuk menerima Dito sebagai bagian dari keluarga, mereka berdua mulai membangun kehidupan yang penuh cinta dan pengertian.
Setiap hari menjadi lebih cerah, meskipun tidak selalu mudah. Alyssa menyadari bahwa menerima Dito bukan hanya tentang membangun keluarga, tetapi juga tentang memahami dan mencintai semua yang terkait dengannya. Dalam beberapa bulan ke depan, mereka menjalani rutinitas baru yang mengubah suasana hati dan pandangan hidup mereka.
Pagi-pagi, Dito biasanya bangun lebih awal. Alyssa dan Arka mengambil giliran untuk menyiapkan sarapan, dan saat Dito turun dari kamarnya, wajahnya selalu dipenuhi senyuman. “Selamat pagi, Ayah! Selamat pagi, Alyssa!” teriak Dito, menghampiri mereka dengan pelukan hangat yang selalu berhasil menghapus segala rasa lelah.
Alyssa sering teringat akan masa-masa sulit yang pernah mereka lewati. Dia ingat saat-saat penuh ketegangan saat berhadapan dengan keluarga Arka. Namun, sekarang semua itu terasa jauh dan tidak berarti ketika dia melihat senyum ceria Dito. “Kita akan pergi ke taman hari ini, kan?” Dito bertanya dengan semangat, matanya berbinar penuh harap.
“Tentu saja! Setelah sarapan, kita pergi bermain,” Arka menjawab, memberikan senyuman hangat kepada anaknya. Alyssa mengamati interaksi mereka, merasakan kehangatan dalam hati. Ternyata, cinta itu bisa tumbuh di tempat yang tidak terduga.
Selama beberapa bulan, Arka semakin terbuka kepada Alyssa tentang masa lalunya. Dia mulai menceritakan kisah tentang ibunya, tentang betapa sulitnya menghadapi tekanan dari keluarganya, dan bagaimana dia merasa terjebak di antara cinta dan kewajiban. Alyssa mendengarkan setiap kata, dan dengan setiap cerita, mereka semakin dekat. Ia merasa semakin memahami beban yang dibawa Arka dan merasakan betapa tulusnya perasaannya terhadap Dito.
Suatu malam, setelah Dito tertidur, Alyssa dan Arka duduk di teras belakang rumah mereka, menikmati suasana malam yang tenang. Bintang-bintang bersinar di langit, memberikan perasaan damai. “Aku ingin kamu tahu, Alyssa,” kata Arka perlahan, “bahwa keputusan untuk bersamamu dan Dito adalah hal terbaik yang pernah aku lakukan. Aku merasa aku bisa menjadi diriku sendiri bersamamu.”
Alyssa tersenyum, hatinya bergetar mendengar kata-kata itu. “Aku juga merasa hal yang sama. Kita telah melalui banyak hal, tapi aku yakin kita bisa menghadapinya bersama.”
Arka mengangguk, dan dalam kesunyian malam, mereka merasakan ikatan yang semakin kuat. Cinta yang tadinya tampak terpaksa kini bertransformasi menjadi sesuatu yang tulus dan mendalam. Mereka telah berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan ini, dan mereka bertekad untuk menjaganya.
Keesokan harinya, saat mereka bersiap untuk pergi ke taman, Alyssa memutuskan untuk membuat kejutan untuk Dito. Dia memasak kue cokelat kesukaan Dito dan mengemasnya dalam kotak yang cantik. Saat Dito melihat kue tersebut, wajahnya bersinar. “Alyssa, ini luar biasa! Kue cokelat favoritku!” Dito berteriak penuh kegembiraan.
“Selamat menikmati, Dito! Kita akan menikmatinya setelah kita bermain di taman,” kata Alyssa sambil tertawa. Keceriaan Dito membuatnya merasa lebih bersemangat, dan saat mereka tiba di taman, Alyssa merasa bersyukur atas kesempatan ini.
Di taman, mereka bermain bola, berlari-lari, dan tertawa bersama. Arka terlihat begitu bahagia saat bermain dengan Dito, dan Alyssa merasa seolah mereka bertiga adalah keluarga yang sempurna. Momen-momen kecil seperti ini menguatkan ikatan mereka dan membantu Alyssa merasakan cinta yang tulus di dalam hati.
Namun, di balik semua kebahagiaan, Alyssa tidak bisa sepenuhnya mengabaikan masa lalu. Ia tahu bahwa meskipun Dito adalah bagian dari keluarga, mereka masih harus menghadapi orang-orang yang menolak keberadaannya. Pertengkaran dengan keluarga Arka masih membekas dalam ingatannya. Namun, ia berusaha untuk tidak membiarkan hal itu mempengaruhi kebahagiaan mereka saat ini.
Saat makan malam di rumah, Alyssa dan Arka membahas rencana masa depan mereka. “Kita harus merencanakan sesuatu untuk merayakan Dito yang telah menjadi bagian dari kita,” kata Alyssa. “Mungkin kita bisa mengadakan pesta kecil untuknya. Keluarga kita bisa datang dan kita bisa menunjukkan kepada mereka betapa bahagianya kita bersamanya.”
Arka terlihat berpikir sejenak, kemudian mengangguk setuju. “Itu ide yang bagus. Kita perlu membuktikan kepada mereka bahwa Dito adalah bagian dari keluarga kita, dan kita tidak akan membiarkannya merasa terasing.”
Alyssa merasa harapan baru muncul. Meskipun mereka harus menghadapi penolakan, dia yakin dengan ketulusan hati mereka, cinta akan selalu mengalahkan semua rintangan.
Beberapa minggu kemudian, Alyssa dan Arka mulai merencanakan pesta kecil untuk Dito. Mereka mengundang teman-teman terdekat dan keluarga. Dito sangat antusias dan membantu mereka menyiapkan semua persiapan. Setiap malam, dia akan bertanya, “Kapan pestanya? Aku tidak sabar!”
Hari yang dinanti pun tiba. Pesta digelar di halaman belakang rumah mereka, dipenuhi balon warna-warni dan dekorasi yang ceria. Alyssa dan Arka ingin memberikan Dito perayaan yang tidak akan dia lupakan.
Saat tamu mulai berdatangan, Alyssa merasakan kegugupan yang sedikit. Ia berharap keluarga Arka bisa menerima Dito dengan sepenuh hati. Ketika ibu Arka tiba, Alyssa bisa merasakan ketegangan di udara. Dia berusaha tersenyum dan menyambutnya dengan hangat.
“Selamat datang, Bu. Kami senang Anda bisa datang,” ucap Alyssa, berusaha menampilkan sikap positif.
Ibu Arka hanya mengangguk, matanya memandang Dito yang sedang berlari bermain dengan teman-temannya. Alyssa berharap bisa melihat sedikit kehangatan di wajahnya, tetapi itu tidak terjadi. Namun, ia tidak akan membiarkan hal itu menghentikannya untuk menikmati hari tersebut.
Ketika Dito soufflé, Alyssa menggandengnya ke tengah taman dan memperkenalkan Dito kepada semua orang. “Ini adalah Dito, anak Arka yang sangat kami cintai. Kami sangat bahagia bisa merayakan hari istimewanya bersama kalian semua.”
Dito tersenyum lebar, dan Alyssa merasakan kegembiraan yang tulus dalam dirinya. Saat semua orang mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun, Alyssa melihat Arka tersenyum bangga melihat anaknya.
Tetapi saat kue dipotong, Alyssa melihat ibunya Arka menggelengkan kepalanya, dan saat itu Alyssa merasa hatinya berat. Namun, ia bertekad untuk tidak membiarkan perasaan itu menghentikannya.
Setelah kue dipotong dan semua orang mulai menikmati makanan, Alyssa memutuskan untuk mendekati ibu Arka. “Bu, saya sangat berharap Anda bisa melihat betapa bahagianya Dito. Dia adalah bagian dari keluarga kita sekarang,” ucapnya, dengan suara lembut.
Ibu Arka menatap Alyssa dengan serius, dan Alyssa merasakan ketegangan di antara mereka. “Kau harus tahu, Alyssa, bahwa semua ini sulit untuk kami terima,” kata ibu Arka. “Kami ingin menjaga reputasi keluarga ini.”
Alyssa berusaha menjaga ketenangannya. “Saya mengerti, Bu. Tapi Dito tidak bersalah atas apa pun yang terjadi di masa lalu. Dia membutuhkan kasih sayang dan dukungan dari semua orang, termasuk keluarga.”
Ibu Arka terdiam sejenak, lalu mengalihkan pandangannya. Alyssa tidak tahu apakah kata-katanya akan berdampak, tetapi ia berharap bisa membuka hati ibu Arka.
Setelah beberapa jam, suasana di pesta semakin ceria. Dito berlarian dari satu teman ke teman lainnya, dan Alyssa merasakan kebahagiaan mengalir di sekitarnya. Bahkan beberapa anggota keluarga Arka mulai berinteraksi dengan Dito, dan Alyssa merasa harapan itu tumbuh dalam dirinya.
Di malam hari, ketika pesta berakhir, Alyssa dan Arka berpelukan di teras. “Kau melakukannya dengan baik,” Arka memujinya. “Aku bangga padamu.”
“Terima kasih, Arka. Tapi ini hanya langkah pertama. Kita masih harus menghadapi banyak hal, terutama dengan keluargamu,” jawab Alyssa, merasa lelah namun bahagia.
“Aku akan selalu bersamamu, Alyssa. Kita akan melalui ini bersama,” Arka berjanji, menggenggam tangan Alyssa erat.
Beberapa minggu setelah pesta, Alyssa mulai melihat perubahan kecil di keluarga Arka. Mereka mulai menerima Dito dengan lebih terbuka, meskipun perlahan. Alyssa merasa bersyukur bahwa cinta mereka mampu mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka.
Seiring berjalannya waktu, Alyssa dan Arka semakin dekat.