Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Respon Athaya
Suara adzan subuh membangunkan Arya dari tidur nyenyaknya. Sebentar mengumpulkan kesadaran yang masih berserakan di ubun-ubun kepala. Lalu ia segera bangkit menuju kamar mandi untuk wudhu. Bergegas berganti pakaian dengan baju koko karena akan menunaikan sholat subuh di masjid.
Dicoleknya pinggang istrinya agar segera bangun. " Sayang bangun...sholat dulu gih...aku mau ke masjid..."
Vita menggeliat karena colekan Arya membuatnya geli. " Iya bentar lagi mas..." ujar Vita dengan suara serak sambil matanya tetap terpejam.
Arya membiarkannya...segera ia bergegas turun takut ketinggalan berjamaah.
Didepan rumah ia berpapasan dengan pak Wahyu. " Ayo pak...kita berangkat bareng..."
" Mari den..."
Mereka menuju masjid yang jaraknya tidak jauh, hanya kisaran 100 m dari rumah.
***
Jam menunjukkan pukul 7 pagi
Pagi ini cuaca cukup cerah, sinar matahari mulai merangkak naik dari peraduannya memulai titah sang pencipta alam semesta.
Rutinitas pagi disebuah kamar lantai 2 tampak sibuk. Mereka bersiap-siap untuk ke tempat kerja masing-masing.
Arya memakai celana jeans biru berpadu kemeja putih slimfit membalut tubuh tinggi tegapnya. Tampan ? itu mah tidak terbantahkan, ditambah keramahan yang terpancar diwajahnya menambah nilai plus. Tak ada kesan dingin dan keangkuhan seperti pada umumnya seorang petinggi. Orang-orang hormat kepadanya bukan karena takut justru karena ramah plus wibawanya yang membuatnya disegani.
Vita sudah selesai memoles wajahnya, rambut panjang sebahu dibiarkannya tergerai. Ia memakai dress hitam dibawah lutut berpadu blazer warna marun. Terlihat sangat cocok dikenakan...kontras dengan kulit putihnya.
Arya menyuruh istrinya menyiapkan perlengkapan untuk Athaya yang akan ia bawa.
Vita mengecek semuanya...
Baju ganti, diaper, tisu basah, susu plus botol, botol minum. Oke semua siap...tinggal biskuit, nasi lauk, buah potong tinggal diambil dibawah...sudah bi Idah siapkan.
Mereka lalu turun ke bawah menuju meja makan untuk sarapan. Tampak Athaya sedang disuapi oleh bi Idah.
" Wuih...anak mami pinter ya mamamnya...sini mami suapin..." Vita mengambil mangkuk yang bi Idah pegang...lalu ia coba suapin tapi Athaya geleng-geleng kepala. " moh...mo bibi.."
Arya pun melihat kejadian itu. " Udah biarin aja sama bi Idah...kita sarapan aja. "
Vita mengalah, ia duduk disamping suaminya menyendokkan nasi goreng yang sudah ada di meja.
" Lihat kan Vit...respon Athaya itu akibat jarang berinterkasi dengan ibunya..." ujar Arya disela makannya. Vita hanya diam tak menjawab.
" Maaf neng...mobilnya sudah saya panasin.." Pak Wahyu datang menghampiri mereka saat dilihatnya sudah selesai makan.
" Ya...sebentar lagi saya jalan " balas Vita.
" Pak Wahyu sudah sarapan belum.." tanya Arya.
" Sudah den...kalau gitu saya permisi kedepan. " pamit pak Wahyu.
" Oh ya pak...kalau Meta sudah datamg kasih tahu saya..."
" Baik den..." pak Wahyu mengangguk sambil berlalu keluar.
" Sayang...aku berangkat duluan ya..." Vita berdiri sambil mencium tangan suaminya. Arya pun mengecup keningnya..." Take care.."
" Sayang...mami pergi dulu...baik- baik ya jangan nakal.." Vita mencium pipi anaknya yang hanya dibalas lirikan saja karena lebih asyik dengan mainan bola karetnya.
Vita pun melangkah menuju mobil Civic merah kesayangannya. Perlahan melaju keluar gerbang menyusuri jalan perumahan...menuju jalan raya ke arah Hotel YZ. Hotel bintang lima yang ia impikan bisa bekerja didalamnya sejak masa ia kuliah.
*****
Bersambung
sehat dan sukses selalu dalam lindungan Alloh SWT
aamiin yaa Rabbal Aalamiin