Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.
Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.
Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#7 – Jezebel’s Secret Plan
Di tempat lain, di antara kedalaman jurang-jurang kegelapan yang bertingkat, ribuan monster arachnid humanoid berukuran raksasa berlalu lalang di sana, mengisi kesibukan mereka sebagai makhluk yang datang dari dunia mimpi buruk.
Para monster arachnid ini adalah merupakan anak-anak dari penguasa tempat itu, di dalam dimensi kegelapan yang berada di dalam lantai 67.
Morgana, adalah nama dari penguasa sekaligus ibu mereka. Dan dia adalah ciptaan Jezebel.
Semua arachnid humanoid berukuran besar memiliki tubuh setengah manusia yang maskulin dengan postur yang kekar. Mereka memiliki rata-rata level berkisaran antara 320 ~ 520.
Berbeda dengan makhluk summon yang menggunakan skill atau spell, mereka eksis karena terlahir dari kemampuan khusus ibu mereka dari job-class nya yang bernama Broodmother of The Abyss.
Kemampuannya itu, adalah sebuah kemampuan yang bisa membuatnya terus menghasilkan satu telur setiap harinya tanpa adanya proses perkawinan. Dan karena proses unik nya itu, membuat anak-anak nya tidak memiliki batas waktu summon, sehingga sejak masih di game dan sejak dilahirkan mereka tidak pernah menghilang dari game, tidak seperti makhluk summon lain yang menggunakan skill maupun spell.
Kini, Jezebel memasuki dimensi tersebut melalui pintu rahasia yang berada di dalam istana, dengan dirinya yang langsung disambut oleh ribuan monster Arachnid raksasa dan juga oleh ratu sekaligus ibu mereka, Morgana, sesaat melangkahkan kaki nya di atas lantai istana.
“Selamat datang di lantai 67, master. Semuanya adalah milik anda. Keinginan anda adalah perintah untuk kami,” kata Morgana sambil membungkuk dalam-dalam dengan diikuti oleh anak-anak nya.
Jezebel dengan santainya langsung berjalan ke sisi Morgana, yang mana secara sigap Morgana langsung menurunkan posturnya.
Jezebel tanpa banyak bicara, dengan anggun dan berwibawanya pun langsung menaiki tubuh laba-laba Morgana. “Bawa aku ke sarang kalian. A-aku ingin melihat-lihat.”
“Baik, master,” balas Morgana menunduk patuh.
‘K-kenapa aku malah main naik ke tubuh nya? Apakah karena aku terlalu tenang sampai sempat lupa tujuanku sebenarnya datang kesini?’ pikir Jezebel semantara itu.
Kemudian, di dalam interior istana yang sangat luas dan gelap, penuh dengan kesan mencekam, Morgana dengan Jezebel yang duduk menyamping di atas tubuh laba-laba nya pun mulai berjalan ke arah rubanah.
Ketika Morgana mulai berjalan, ribuan barisan Arachnid yang hadir di sana, dari yang berdiri di lantai sampai yang bergelayutan di langit-langit pun mulai membuka jalan, seakan mereka tidak mau menghalangi atau berada di posisi lebih tinggi dari master mereka.
“Dan ngomong-ngomong ... kamu yang membalas pesan telepatiku, bukan? Kalau begitu, apakah kamu sudah tahu kalau HQ kita telah berpindah lokasi dunia?” tanya Jezebel membuka pembicaraan.
‘Aku tidak tahu harus membahas apa. Tapi situasi ini terlalu menegangkan, mengingat mereka sudah menjadi sosok yang nyata. Jika bukan karena peredam emosi otomatis, mungkin aku akan berlari kembali ke kakak ku dan minta ditemani setelahnya,’ pikir Jezebel.
Sembari berjalan, Morgana menoleh ke arah Jezebel. “Soal itu ... kami hanya tahu jika ada getaran dan gemuruh. Mengingat lantai kita tidak memiliki akses jendela untuk melihat keluar. Jadi, kami tidak sadar akan kejadian di luar. Mohon maafkan ketidaktahuan saya, master.”
“Tidak apa ... itu bukan salah mu,” balas Jezebel. “Aku pun kesini karena aku ingin memeriksa sesuatu.”
“Kalau boleh saya tahu, anda ingin memeriksa apa master?” tanya Morgana dengan wajahnya yang sangat manusiawi dan polos, berbeda dengan karakter nya yang dibuat sangat kejam oleh penciptanya.
“Soal itu ... apakah kamu merasa ada yang berubah pada dirimu dan sekitarmu?” tanya Jezebel, mencoba memastikan dan menyelesaikan tujuan utamanya dia datang ke lantai 67.
“Berubah?” Morgana mulai mengusap dagunya seakan berpikir dalam. “Satu-satunya yang saya rasakan ... mungkin hanyalah saya merasa terbebaskan karena semua batasan-batasan pada setiap kemampuan yang saya miliki hilang begitu saja.”
‘Sepertinya para NPC juga bisa merasakan kalau kekuatan mereka berubah, karena peraturan pada game sudah banyak yang tidak berlaku lagi di dunia ini,’ pikir Jezebel.
“Kalau begitu, apakah kamu sudah mencoba untuk bertelur lagi?” tanya Jezebel tiba-tiba.
Untuk sesaat terjadi keheningan, namun dengan santai Morgana langsung membalas dengan agak gugup, “b-belum ... master ... saya hanya melakukannya setiap pagi.”
Mereka pun terus berjalan dan masuk ke dalam rubanah melalui mulut gua yang besar seperti seekor monster kolosal yang sedang menganga.
Di dalam sana, terlihat lebih banyak Arachnid rakasasa dari bermacam bentuk. Mereka saling berbeda dan hampir terlihat tidak ada yang sama, seakan setiap dari mereka memiliki keunikan tersendiri.
“Oke, oke,” angguk Jezebel menyetujui perkataan Morgana begitu saja.
Kemudian di tengah perjalan itu, Jezebel melihat ke salah satu sudut dimana di sana terdapat bagian ruangan-ruangan yang memiliki jeruji besi seperti penjara yang kosong. Di dalam ruangan itu, permukaannya cukup rata meski di sekitarnya memiliki permukaan berbatu dan dipenuhi dengan formasi stalaktit dan stalakmit.
“Apa itu? Aku tidak ingat di sana ada penjara,” kata Jezebel sambil menunjuk.
Pandangan Morgana seketika mengikuti arah jari Jezebel. “Oh itu ... saya pikir itu anda yang menambahkannya, master. Apakah itu bukan anda?”
“Bukan, itu bukan aku yang menambahkannya. Dan tampaknya kakak ku lah yang menambahkannya,” balas Jezebel. Kemudian, Jezebel sambil menepuk punggung Morgana pun kembali berkata, “cukup sampai disini saja, biarkan aku turun, dan sekalian, aku ingin mencoba sesuatu darimu.”
“Baik, master.” Dengan penuh kepatuhan, Morgana pun menurunkan postur tubuh nya kembali.
Jezebel turun dari atas tubuh Morgana, dan mulai mengingat-ingat kemampuan yang dia berikan kepada nya. “Morgana, seingatku, kemampuanmu dari Broodmother of The Abyss hanya bisa bertelur sehari sekali, ya kan?”
Morgana mengangguk.
“Kalau begitu, coba bertelur lah sekali lagi,” perintah Jezebel dengan santai nya.
Tampak wajah tersipu terpancar di wajah Morgana, yang mana bersamaan dengan itu ia agak menutupi bagian depan tubuh nya. “T-tapi ... apakah ini tidak apa-apa? Bertelur di depan anda ... itu agak ....”
“Tidak apa-apa, cobalah!”
Morgana menekuk kaki bagian belakang nya dan mulai menurunkan bokong laba-laba nya sedikit lebih rendah. Kemudian sambil memejamkan mata, dengan ekspresinya yang menahan rasa malu dengan pipi nya yang juga mulai memerah, perlahan telur putih besar yang terbungkus jaring laba-laba pun keluar dari sana.
“Ughhh~” Morgana agak mengeluarkan suara desahan nya sesaat telur itu keluar dari sana.
“Hmmm ... ternyata cooldown dengan durasi selama itu juga hilang di dunia ini,” kata Jezebel sambil mengangguk-angguk dan memperhatikan bagaimana telur itu mendarat dengan sempurna.
“Master ... ini aneh ... saya pikir ini tidak akan berhasil,” ungkap Morgana dengan wajah yang masih tersipu.
“Cobalah sekali lagi!” lanjut Jezebel seakan menghiraukan perkataan Morgana.
“Master— b-baiklah,” angguk Morgana sambil terus menahan malu.
Kemudian Morgana pun mengulang cara sebelumnya, dan segera, telur berikutnya pun keluar.
Sementara itu, Jezebel yang sudah memperhatikan gelagat malu Morgana pun langsung memegang tangan nya. “Oke, oke, sudah cukup. Dan karena sudah tahu, aku ingin kamu terus menambah anak-anak mu. Karena situasi saat ini yang cukup mengkhawatirkan dengan HQ kita yang berpindah ke dunia yang belum kita kenal, kita tidak bisa bersantai-santai lebih lama lagi. Kita membutuhkan pasukan sebanyak-banyaknya.”
Morgana yang melihat itu pun langsung berdiri tegak dan menatap serius Jezebel dengan penuh kepercayaan dan kepatuhan. “Baik ... master. Saya akan melaksanakan perintah anda dengan sebaik-baiknya.”
“Bagus,” angguk Jezebel, sembari mata nya masih menatap ke arah kaki belakang Morgana yang masih bergetar. “Namun ... aku tidak ingin memaksamu. Lakukan lah sesuai dengan kemampuanmu—“
“Ti-tidak apa-apa, master! Saya ... saya sebenarnya suka dengan aktivitas ini ... karena entah bagaimana ... saat telur ku keluar, itu terasa sangat enak sekali. Dan itulah sebabnya selama ini aku selalu mendambakan hal ini untuk terjadi terus menerus dengan jeda waktu yang sedikit!” tiba-tiba mata Morgana mulai berbinar dan tampak terlihat ekspresinya yang berubah menjadi mesum.
Jezebel pun hanya bisa menatap Morgana dengan tatapan putus asa.
***.
Setelah melakukan 10 kali lagi percobaan, keduanya pun mulai berjalan-jalan di dalam sarang sambil melihat-lihat penjara yang dibangun.
“Ngomong-ngomong, sejak kapan penjara-penjara ini muncul?” tanya Jezebel sembari terus berjalan di sebelah Morgana.
“Sebulan yang lalu ... kira-kira,” jawab Morgana.
‘Kenapa dia membuat penjara-penjara ini?’ Pikir Jezebel di sela-sela itu.
Jezebel kemudian mengingat bahwa ada salah satu guild di salah satu top 20 yang pernah diserang oleh anggota top guild lainnya. Lalu, di penyerangan itu, diketahui bahwa beberapa penyerang terperangkap ke dalam jebakan dan terteleportasi ke dalam penjara yang ada di dalam HQ yang mereka serang.
Kemudian para player dan NPC yang terjebak di dalam penjara-penjara itu pun tidak bisa melakukan apa-apa. Semua kemampuan mereka terkunci, dan mereka harus melakukan force logout. Lalu setelah mereka kembali login, karakter mereka tetap berada di dalam penjara-penjara tersebut.
Hal ini, benar-benar sangat jahat dan toxic, karena para player harus terjebak di sana dan tidak bisa respawn. Dan selama di dalam sana juga, mereka mengalami trauma yang sangat berat. Mereka dirundung dan bahkan disiksa selama di dalam. Meski secara fisik sama sekali tidak ada dampaknya, namun secara mental itu benar-benar berdampak besar bagi mereka yang terjebak.
Oleh sebab itu, mereka pun memutuskan untuk bunuh diri setelah seminggu berada di penjara-penjara tersebut, dan harus kehilangan banyak sekali level karena terkena penalti dan kehilangan banyak NPC buatan mereka yang saat itu juga terjebak di dalam penjara.
Setelah itu, karena banyaknya komplain dari para player, developer pun memutuskan untuk menghilangkan sistem penjara untuk menjaga lingkungan game agar tetap terjaga dan tidak kembali toxic.
Dan semua kejadian itu terjadi dua tahun lalu.
‘Tampaknya selama ini dia tahu tentang sesesuatu hal yang selama ini tidak aku ketahui ... dan Tak sampai disitu, dia bahkan secara spesifik menaruh penjara-penjara itu di dalam sarang arachnid. Huuff ... diam-diam ternyata kamu luar biasa kejam juga ya, kak, hehehe,’ pikir Jezebel sembari tersenyum lebar.
Morgana yang melihat itu pun memiringkan kepala nya, merasa bingung dengan apa yang sedang pencipta nya pikirkan. “Master, apakah anda memiliki rencana tertentu?”
Jezebel terdiam untuk sesaat sambil kembali mengetuk-ngetuk bagian bawah bibir nya dengan jari telunjuk nya. Kemudian, ia pun menoleh ke arah Morgana. “Aku punya ide yang jauh lebih baik, dan rencana ini kedepannya secara pasti akan meringankan tanggung jawab mu. Tapi ... aku tidak yakin, apakah kamu bisa melakukannya atau tidak.”
Mata Morgana terlihat kembali berbinar dan bersemangat. “Beritahu saya, master! Cepat, beritahu saya!”
“Oke, oke,” dan Jezebel pun mulai berbisik ke telinga Morgana.
...
..
.
Dan, sesaat mendengar semua rencana pencipta nya, mata penuh semangat Morgana pun berubah menjadi mata penuh dengan kekejaman. “Anda tidak perlu khawatir, master, heheheh. Saya yakin anak-anak pasti siap dan suka untuk segera melakukannya.”
“Bagus kalau begitu,” angguk Jezebel dengan senyum nya yang semakin terlihat lebar, dan tatapan nya yang terlihat semakin jahat.
‘Entah kenapa ... aku merasa biasa saja, padahal aku bakal melakukan hal yang sangat tidak manusiawi sebentar lagi. Apakah ini karena efek peredam emosi? Atau karena jiwa ku yang sudah menyatu dengan tubuh karakter ini?’ Pikir Jezebel sementara itu sambil memegang dada nya.
Tak perlu lama-lama, Jezebel pun mulai men-summon 20 [crow demon] sekaligus dengan cara merapalkannya yang sepersekian detik kemudian sehingga itu terlihat seperti di-summon secara bersamaan, karena sistem cooldown di dunia ini yang sudah tidak lagi berlaku.
20 crow demon pun keluar dari lingkaran kegelapan yang muncul di permukaan gua, dan kini berlutut di hadapan master mereka dengan penuh kepatuhan dan kehambaan.
“Kami siap menerima perintah anda, master,” kata salah satu dari crow demon yang berada di barisan terdepan.
“Hm,” angguk Jezebel yang kemudian langsung memutar tubuh nya, membelakangi para crow demon dan juga Morgana. “Sebelum itu, aku akan membuatkan kalian portal untuk kembali, lalu menanamkan mantra ke jiwa kalian agar terhubung dengan portal ini,” lanjut sambil merapalkan spell lainnya, yang mana kini di hadapannya sebuah lingkaran sihir besar lainnya pun muncul.
Jezebel kembali memutar tubuh nya dan menghadap ke arah 20 crow demon. “Dan ini adalah insignia kalian, kunci untuk kalian bisa memasuki area ini melalui portal yang baru saja aku buat itu.”
“Ahhhh ... terima kasih, master yang agung. Kami akan melaksanakan perintah anda dengan sebaik mungkin,” kata crow demon yang lain.
“Kalau begitu, mari kita bicarakan tugas kalian,” lanjut Jezebel, memandang ke arah crow demon yang masih berlutut semakin dalam dan menyembah.
Dan Jezebel pun merencanakan rencana nya dengan mengandalkan 20 crow demon berlevel 560 dan ribuan arachnid sebagai pelaksananya, dan Morgana sebagai pengawas mereka.
***.
Bersambung ….
***.