🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19 - Surat Misterius
Pagi telah tiba. Elang nyaris saja datang terlambat ke sekolah. Kini dia sedang berjalan menuju kelas. Jujur saja, kehadirannya langsung menjadi sorot utama para siswi.
Elang sebenarnya sangat populer di sekolah. Namun dia sendiri tidak tahu dengan hal tersebut. Mengingat tak banyak siswi yang berani menunjukkan rasa suka padanya. Terlebih Elang sendiri terlalu fokus dengan kesibukannya di luar sekolah.
Kini Elang sudah masuk ke kelas. Ia segera duduk ke tempatnya. Saat itulah dia menemukan surat misterius di bawah mejanya.
Dahi Elang berkerut. Sebelum membaca surat, dia mengedarkan pandangan terlebih dahulu. Setelah memastikan tidak ada yang melihat, barulah Elang baca surat tersebut.
'Aku tahu apa yang kau lakukan. Astaga... Coba bayangkan kalau semua orang tahu apa yang kau kerjakan.' Begitulah bunyi isi surat itu.
Jantung Elang berdebam keras. Itu artinya, di sekolah ini ada orang yang tahu tentang pekerjaan kotornya.
"Edan!" umpat Elang yang seketika panik. Dia segera meremas surat yang dibacanya tadi.
"Kau kenapa, El?" seorang siswi bernama Alya datang. Ia merupakan teman sekelas Elang. Salah satu korban cewek yang kepincut dengan pesona Elang.
"Nggak apa-apa." Elang langsung menggeleng.
"Oh iya. Besok katanya ada acara pemilihan kandidat ketua osis," imbuh Alya.
Elang hanya menganggukkan kepala. Ia sama sekali tak tertarik.
"Katanya pemilihan kandidatnya akan dilakukan sesuai nama yang paling banyak dipilih," tambah Alya.
"Terus?" Elang menatap malas Alya.
"Aku yakin kau akan terpilih," sahut Alya.
"Nggak mungkin. Aku bukan murid sespesial itu untuk terpilih jadi kandidat," tanggap Elang.
"Kau itu cuek banget sampai-sampai kau tak tahu betapa populernya dirimu di sini," tukas Alya.
"Iya tuh. Sampai-sampai ada cewek yang sengaja dekatin aku hanya karena pengen dikenalkan sama kau!" Aldi datang dan langsung ikut dalam pembicaraan.
"Ya, kau tadi datang ke sekolah jam berapa?" tanya Elang. Mengabaikan perkataan Aldi.
"Setengah tujuh, kenapa?" sahut Alya.
"Apa kau melihat ada kelas lain yang masuk ke sini?" ujar Elang.
"Biasa, paling teman-teman Anggi dan Ferry. Itu aja sih. Kenapa emangnya?" Alya jadi penasaran.
"Bukan apa-apa." Elang menghela nafas panjang. Dia harus secepatnya menemukan orang yang sekarang mengirim surat itu.
Ketika bel pertanda pulang bergema, seluruh murid saling berdahuluan untuk pulang. Termasuk Elang sendiri. Kebetulan juga hari itu dirinya sedang tak ada janji dengan Bu Viona.
Saat hendak memasang helm, sebuah surat terjatuh dari sana. Elang sontak buru-buru mengambil dan membacanya.
'Apa kau juga menerima pelanggan yang seumuran denganmu? Haaha...'
Isi tulisan surat itu, membuat Elang menggertakkan gigi. Segera dia edarkan pandangannya ke segala arah. Elang berpikir mungkin saja dirinya bisa menemukan orang yang mencurigakan.
Namun Elang tak melihat ada orang yang mencurigakan. Sungguh, dia sangat penasaran dengan pengirim surat tersebut.
Dengan perasaan kesal, cemas, dan penasaran, Elang beranjak dari lingkungan sekolah. Ia ingat kalau dirinya ada janji dengan Dara untuk bertemu di kostan.
Setibanya di kostan, Elang langsung memasuki kamar yang menjadi markas pertemuannya dan Dara. Saat dia membuka pintu, sosok Dara langsung menyambut. Elang sedikit kaget karena biasanya gadis itu selalu datang terlambat darinya.
"Kau--" ucapan Elang terpotong ketika Dara menariknya masuk ke dalam. Lalu dia tutup pintu kamar. Selanjutnya, mulut gadis tersebut menyosor bibir Elang.
Elang sendiri tak kuasa menolak serangan tiba-tiba itu.
Setelah puas mencium Elang, Dara segera melepas tautan bibirnya dari cowok itu. "Aku rasa aku sudah siap!" ungkapnya.
"Hah?" Elang semakin kaget. Terlebih saat itu suasana hatinya sedang buruk akibat surat misterius yang mengganggunya.