Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23 . BMS
Kirana terus berkutat di dapur, Setelah selesai membuat cake sekarang Kirana mulai menyiapkan bahan-bahan masakannya. karena hampir mendekati jam makan siang. Kirana yang sudah terbiasa memasak waktu ia masih tinggal bersama damar. dari pagi hingga malam Kirana yang memasak, bukan hanya memasak ,mencuci dan membereskan rumah Kirana juga yang melakukan. kalau dipikir-pikir Kirana seperti seorang pelayan. karena ia sayang pada keluarga jadi Kirana ikhlas melakukan nya. tapi Kirana tidak menyangka balasan dari mereka .
sementara Kirana yang sibuk memasak di dapur, sedangkan di sofa Bima sedang menghabiskan setengah loyang cake yang Kirana buat. saat akan mengambil nya lagi. sebuah tangan memukul nya.
"sisakan untuk tuan barra" ucap Kirana kemudian mengambil tempat makan yang sama seperti tuan nya.
'Untung saja' pikir Kirana.
kali ini Kirana membawakan makanan agak banyak , karena ia tak tega melihat Bastian yang terus menelan ludah nya.
Kirana melihat Bima duduk santai di sofa sambil memainkan ponsel nya.
"tuan tidak bekerja seperti tuan Barra?" Kirana heran melihat Bima yang tidak sibuk seperti Barra.
"Untuk apa bekerja, uangku sudah banyak" ucap Bima sambil beranjak dari duduk nya dan berjalan keluar apartemen. Kirana mengekor di belakang sambil membawa paper bag berisi tempat makan.
"Oh.. enak ya jadi orang kaya bisa bersantai di rumah, orang miskin seperti kami harus bekerja dulu untuk mendapatkan uang, baru bisa makan"ucapan Kirana membuat Bima menghentikan jalannya dan menoleh ke arah Kirana.
Kirana pikir Bima akan bersimpati pada nya.
" maka nya jadi orang kaya" ucapan Bima membuat Kirana mengerucutkan bibir nya. Kirana berpikir tidak akan mungkin jadi orang kaya kecuali menikahi miliarder .
"Tuan jangan naik motor"ucap Kirana saat Bima akan menghidupkan motornya.
"Tapi aku ingin merasakan benda kenyal seperti tadi" Bima memperagakan meremas sesuatu dengan kedua tangannya. Kirana langsung buru-buru menutup dadanya.
"dasar pria me sum " Kirana melototi Bima.
"Hahaha" Bima tertawa dan segera mengganti dengan mobil.
Di dalam mobil mereka terus berbincang, karena Kirana dan Bima sama-sama suka berbicara. Kirana yang ramah pada semua orang dan Bima yang suka bercanda. jadi mereka nyambung satu sama lain nya.
Di perusahaan Barra terus mondar-mandir menunggu Kirana datang. padahal belum jam makan siang. tapi ia sudah seperti orang kelaparan .
"Bas, Kenapa kiran lama sekali, apa dia lupa membawakan makanan untukku" Barra berjalan bolak-balik di ruangannya. sedangkan Bastian hanya berdiri diam memandang tuan nya.
"Mungkin sebentar lagi Tuan" Bastian melihat jam di pergelangan tangannya yang baru menunjukkan jam 12.00 siang .
Tak lama pintu pun terbuka menampilkan Kirana dan Bima berjalan bersama sambil tertawa. membuat seseorang yang melihatnya menjadi sedikit emosi.
"Kenapa lama sekali" Barra mendekati Kirana dan menatapnya tajam. kemudian menarik tangannya menuju sofa .
"Eh tuan" Kirana terkejut saat Barra menarik tangan nya.
Bastian yang biasa nya bermuka datar, kini mata nya melotot tak percaya, melihat tuan nya memegang tangan seseorang apa lagi seorang pelayan. apa lagi terlihat kecemburuan di mata nya.
melihat itu Bima hanya tersenyum tipis.
"Cepat Aku sudah lapar" Barra sudah tak sabar ingin memakan nya. Kirana segera menyajikan makanan yang ia bawa sekaligus beberapa cake dan puding yang ia buat.
"Tuan membuatkan 3 porsi, sekalian untuk Tuan Bastian" ucapan kirana membuat Barra protes .
"Kenapa harus dibagi, aku bisa menghabiskan nya sendirian" Barra persis seperti anak kecil yang tidak mau membagi makanan nya.
"Tapi tuan " ucapan Kirana segera di potong Bima.
"Benar Barra, kau lihat saja Kirana memasak banyak, tidak mungkin kau menghabiskannya sendirian". ucapan Bima membuat Barra mengalah .
"Ayo bas, kau juga ikut makan" Bima memanggil Bastian mendekat, tanpa menjawab Bastian langsung duduk makan bersama mereka .
'Pantas saja tuan tidak mau berbagi, masakannya memang benar-benar enak ' pikir Bastian .
Mereka semua menghabiskan makanan yang dibawa Kirana. cake dan puding pun mereka habiskan tak bersisa. bahkan Bima dan Barra berebut puding yang Kirana buat.
'mereka terlihat seperti tidak makan satu bulan' batin Kirana. yang hanya diam memandang tuan nya yang sedang makan.
setelah selesai, Bima mengantarkan Kirana pulang ke mansion.