“Kau akan menjadi pacar eksklusifku selama batas waktu yang tak ditentukan. Rubah penampilan kuno-mu itu. Aku tak suka melihat penampilan burukmu itu. Jika kau menolak perjanjian ini, kau bisa mengundurkan diri dari perusahaanku,” ucap Dimitrei Uvarov—seorang CEO di mana Thalia Brown bekerja. Thalia yang sangat membutuhkan pekerjaan saat ini dan tak punya pilihan jawaban lain, akhirnya mengangguk setuju. “Baiklah, Tuan. Aku menerima dan tak menolak perjanjian ini.” Siapa yang bisa menolak pesona Dimitrei Uvarov— putra angkat dari seorang mafia kawakan yang cukup terkenal di dunia bawah. Namun, alih-alih melanjutkan usaha sang ayah angkat, Dom Petrov, yang terbilang sangat sukses, Dimitrei justru membangun dinasti kejayaannya sendiri meskipun semua modal dibiayai oleh ayah angkatnya. Melihat kehidupan sang ayah angkat yang selalu ditinggalkan wanita dan tak pernah mendapatkan cinta sejati, membuat Dimitrei tak berniat untuk menikah karena baginya itu adalah hal yang sia-sia. Namun, berbeda dengan Dom yang menginginkan Dimitrei membangun rumah tangga dengan wanita yang tepat. Kondisi kesehatan Dom yang memburuk membuat Dimitrei akhirnya menyetujui perintah Dom untuk menjalin hubungan dengan wanita yang akan diseleksi langsung oleh Dom. Dan pilihan itu jatuh pada pegawai culunnya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata yaitu Thalia Brown.
Follow ig : zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebencian Sang Ibu Tiri
Dua minggu telah berlalu sejak Dimitrei dengan gamblang mengumumkan hubungannya dengan Thalia di perusahaannya.
Dia melakukan itu agar sang ayah angkat bisa mendengar kabar ini dan memanggilnya segera ke Rusia bersama Thalia.
Dan itu pasti akan membuat Dom senang dan tenang melihat Dimitrei bisa melanjutkan hidupnya ke jenjang yang lebib serius lagi bersama seorang wanita.
Namun, ternyata kabar ini tidak hanya menciptakan gempar di antara para pegawainya, tetapi juga mencapai telinga ibu tiri Thalia yaitu Camilla. Baginya, ini bukanlah kabar baik.
Camilla duduk di ruangan kerja mewahnya, menatap layar ponselnya dengan ekspresi marah yang sulit disembunyikan.
Berita dari beberapa orang yang dikenalnya itu membuatnya merasa kesal karena nasib Thalia selalu saja mulus seperti mendiang ibunya.
Padahal Camilla sudah membuat Thalia tak memiliki apa pun lagi, tapi kini Thalia bahkan sudah menjadi kekasih seorang bos besar, yaitu Dimitrei Uvarov.
Dimitrei adalah CEO perusahaan yang pernah menolak tawaran kerja sama dari perusahaan mendiang suami Camilla, yang tak lain adalah perusahaan ayah Thalia.
Sejak itu, Camilla dan keponakannya berusaha untuk menemui Dimitrei yang amat sangat susah ditemui dan tak sembarangan orang bisa menemuinya.
Dan sekarang, kehadiran Dimitrei dalam hidup Thalia semakin menambah kebencian Camilla pada anak tirinya itu.
"Bagaimana bisa aku tak tahu bahwa Thalia bekerja di perusahaan itu selama ini? Jika aku tahu sejak awal, aku pasti akan menjegalnya juga." Camilla begitu geram pada nasib baik Thalia.
"Aku harus membuat rencana agar mereka berpisah. Aku tak mau melihat Thalia tertawa bangga atas apa yang diraihnya sekarang dan dia pasti akan menertawakanku nanti."
Camilla tampak berpikir dan dia akan mendatangi apartemen Thalia malam ini juga. Dia tak akan membiarkan hubungan Thalia dan Dimitrei berjalan mulus.
Thalia, bagaimanapun, tidak menyadari kemarahan yang terpendam di hati ibu tirinya. Dia terlalu sibuk menikmati momen bahagianya yang sebenarnya palsu, bersama Dimitrei.
*
*
Hari telah malam ketika Camilla tiba-tiba sudah berada di depan pintu apartemen Thalia. Dia juga membawa seorang pria berumur tiga puluhan yang merupakan salah satu keponakannya dari luar kota.
Thalia, yang sedang duduk di sofa dengan secangkir teh hangat di tangan, mendengar bel di pintu.
Thalia melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Keningnya berkerut karena dia tak pernah kedatangan tamu sebelumnya kecuali asisten Dimitrei.
Pada akhirnya Thalia pun beranjak dari sofa dan berjalan ke arah pintu. Lalu dia melihat tamu di depan pintunya melalui layar keamanan yang ada di pinggir pintu.
Dia terkejut melihat kedatangan Camilla, yang entah datang bersama siapa.
"Untuk apa dia kemari?" gumam Thalia dan berpikir sejenak.
Tak lama kemudian, akhirnya dia membuka pintu dan melihat sang ibu tiri di depannya.
"Ada apa? Bukankah urusan kita sudah selesai? Kau menguasai semuanya, dan apa lagi yang kau inginkan dariku?" Thalia menatap tajam Camilla.
"Ck ck ck ... Kau sungguh tak sopan menyambut ibumu, Thalia."
"Kau bukan ibuku," sahut Thalia dengan tatapan dingin.
Camilla tersenyum yang terlihat sangat dibuat-buat, tetapi ada kilatan sesuatu di matanya yang membuat Thalia merasa tidak nyaman.
"Oke, baiklah. Maaf jika mengganggumu karena aku telah datang cukup malam, Sayang. Boleh aku masuk? Aku harus membicarakan sesuatu denganmu."
Karena tak mau membuat keributan di malam hari, jadi Thalia mempersilahkan Camilla dan pria di sebelahnya itu masuk ke dalam unit apartemennya.
Kemudian ketiganya duduk di sofa ruang tamu.
"Dia adalah keponakanku, namanya Evan. Dia cukup dekat dengan ayahmu dulu. Thalia, ini adalah permintaan terakhir dari ayahmu sebelum dia meninggal. Dia ingin menjodohkanmu dengan Evan. Dan bagi ayahmu, Evan adalah pria yang tepat untukmu."
Thalia merasa terkejut dan tidak percaya. Apa ini benar-benar permintaan terakhir dari ayahnya? Atau hanya dalih Camilla untuk memainkan sandiwara barunya?
Ntar malam pertama dalih hanya kontrak pula,??hemmm