Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse
Di dalam sebuah apartemen di lantai 40, di tengah kota metropolitan abad 22, tinggal lah sepasang kakak adik bernama; Samael sang Kakak laki-laki yang berumur 27 tahun, dan Isabel sang adik perempuan yang berumur 25 tahun.
Di dalam apartemen yang hanya seluas 10x15 meter persegi ini, terdapat sebuah kamar yang tidak terlalu besar dan tidak memiliki ranjang dengan dua kapsul DDVR yang ditempatkan disana.
Kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) memiliki desain yang tampak seperti kapsul inkubasi biasa, hanya saja lebih besar dengan modul-modul komputasi yang tertanam di bagian bawahnya serta terdapat di dalamnya sebuah helm penghubung untuk menghubungkan kesadaran dengan konten-konten virtual.
Saat ini keduanya sedang berbaring di dalamnya, memainkan sebuah game MMORPG yang sangat terkenal di antara game lainnya yang juga ikut mendominasi di platform yang sama. Game itu bernama; World of Fantasy, atau disingkat menjadi WoF.
Di dalam game itu, Isabel membuat dan menggunakan karakter wanita dengan spesies [Devil Empress] dan kelas [Dark Sorceress of Death] ber level 1000 yang ia beri nama Jezebel. Sementara kakak nya, Samael, membuat dan menggunakan karakter pria dengan spesies [Metatron Seraph] dan kelas [Paladin of the Divine] ber level 1000 yang ia beri nama Mikael.
Di dalam dunia sebesar bumi dengan siklus waktu yang sama, keduanya telah menghabiskan waktu setidaknya 8 tahun di dalam game tersebut. Keduanya bahkan sampai membuat diri mereka terkenal dan menjadi publik figur dan memiliki banyak konten ber sponsor di semua sosial media yang mereka miliki.
Keduanya dikenal sebagai salah satu gamer bersaudara yang terkenal paling akur dan kompak tanpa adanya gimmick dan akting yang dibuat-buat. Mereka bahkan memiliki guild yang diisi oleh diri mereka berdua saja.
Namun meski hanya berdua saja, guild mereka termasuk ke dalam peringkat top 20 dunia di antara guild terkuat lainnya. Alasan guild mereka bisa memasuki peringkat elit bukan karena kekuatan mereka saja secara pribadi, melainkan karena banyaknya NPC yang dimiliki untuk melindungi HQ guild mereka yang bahkan sulit untuk dilacak.
Sementara itu, di tengah hutan dengan pepohonan besar yang dipenuhi lumut serta diselimuti cahaya matahari yang minim, keduanya kini sedang dikepung oleh ratusan musuh yang bergerak dengan cepat dan agresif.
"Kak, ngomong-ngomong untuk liburan besok, kamu sudah mempersiapkan tiket dan semua akomodasi nya, kan?" tanya Jezebel, sedang dirinya sibuk menembakkan bola sihir yang mana tiap buah nya adalah black hole yang menghisap dan melenyapkan musuh-musuh yang ada di hadapannya, sementara dirinya sambil menoleh ke arah Mikael seakan tidak menghiraukan musuh-musuhnya yang terus lenyap.
Mikael yang berdiri memunggungi adik nya, tidak menoleh sedang ekspresi nya tampak begitu serius sembari menangkis setiap serangan musuh dengan pedang besar nya. Pedangnya tampak berat, pose nya juga mengisyaratkan akan betapa merepotkan nya musuh-musuh yang kini sedang terus menyerangnya.
Mikael terus berdiri di posisinya, ia tidak bergeser sedikitpun meski tampak kesulitan. Musuh-musuhnya yang berupa vampir yang memiliki kecepatan yang luar biasa, mampu ia tangkis dan bunuh secara bersamaan. Meski ia memiliki peran sebagai tanker, tetapi serangannya cukup sakit untuk membunuh instan musuh ber level di bawah 700.
Mikael meletakkan kaki kanannya agak ke belakang, kemudian mulai menggunakan kemampuannya yang mana membuat pedangnya bercahaya emas.
"Baiklah, jika kalian tidak mau keluar!" teriak Mikael sambil mengangkat pedangnya, memberikan gelombang kejut yang langsung mementalkan puluhan musuh yang ada di hadapannya.
Dari serangan itu, setelah puluhan vampir terbakar menjadi abu, terbentuklah kubah yang melindungi dirinya dan juga Jezebel.
Jezebel menghentikan kegiatannya sesaat lapisan kubah mulai menutupi bagian depannya, memisahkan antara dirinya dan tubuh para vampir yang mati di luar.
"Ih, aku belum selesai!" keluh Jezebel tampak cemberut sambil memasukkan tongkat sihirnya ke dalam inventaris nya. Jezebel kemudian berjalan dengan santai ke arah Mikael yang hanya berjarak empat meter sedang masih bersikap siaga. "Ada apa sih, kak? Kenapa kamu malah kesal sama NPC?"
"Matamu NPC! aku sebenarnya sudah tahu kalau kita dijebak oleh para kutu kupret itu! Mereka benar-benar merepotkan!" jawab Mikael agak meninggikan nadanya sambil menoleh ke sekitar, sedang pedangnya ia dirikan di depannya.
"Huh? Siapa memangnya—"
"Sepasang player bersaudara yang membangun guild sendirian dari nol, bisa mencapai top 20 dunia? Sungguh membuat siapapun iri hati, bukan?!" tiba-tiba suara pria terdengar dari balik pepohonan.
Sesaat Jezebel mendengar itu, ekspresi cemberut nya seketika berubah menjadi serius. "Hm, siapa kalian?"
Kemudian dengan gaya yang berlebihan dengan kedua tangannya yang membuka lebar ke atas, pria itu pun berkata dengan nada yang berayun-ayun. "Siapa? Kalian mestinya tahu siapa kami. Kalau begitu perkenalkan, bahwa kami~ adalah~ guild emissary of darkness~!"
Pria itu masih belum selesai dan lanjut membungkuk sambil tersenyum lebar. "Dan aku~ aku adalah sang ketua Guild~ Hel~ kar~!"
Pria itu bernama Helkar, seorang Vampir.
Kemudian, secara perlahan satu persatu kelompok Emissary of Darkness (EoD) pun bermunculan dengan salah satu dari mereka sengaja membuat area sekitar menjadi tampak begitu dramatis dengan efek kabut hitam yang menyebar.
Kini Jezebel berdiri bersebelahan dengan Mikael yang wajah serius nya berubah menjadi ekspresi yang dingin layaknya seorang prajurit yang sudah bertempur sejak lama. Matanya memandang jauh ke depan seakan menghiraukan kelompok EoD yang mulai berjalan mendekat ke arahnya.
"Huh, Helkar … aku ingin tahu, dengan dirimu ada disini dan bersikap mengganggu, aku yakin kamu sudah tahu dengan apa yang akan terjadi setelahnya kepada dirimu, bukan? Lalu aku ingin bertanya, apa yang akan kau lakukan dengan waktu seminggu mu itu?" kata Mikael dengan tatapan tajam dan dingin.
Helkar tersenyum miring mendengar cemoohan Mikael. Ia kembali tegak, kemudian berjalan dan kembali berhenti untuk berdiri tepat di luar kubah yang melingkari Mikael dan Jezebel, lalu merentangkan tangannya seakan menantang. "Mungkin … mungkin aku akan mati mengingat level ku masih di bawah kalian, dan harus menunggu seminggu untuk bisa kembali login sementara level ku berkurang banyak karena hukuman. Tapi itu semua worth it! Itu sangat pantas dipertaruhkan! Karena sebentar lagi, kami akan merebut peringkat kalian, kekekeke~ kahahaha~."
Pada sistem WoF, siapapun yang menyerang terlebih dulu, ialah yang akan menerima hukuman jika mengalami kekalahan, tidak peduli dengan cara apapun. Sistem yang ada di dalam game memang sudah terkenal begitu sempurna dan positif demi menjaga lingkungan komunitas agar tetap sehat.
"Heh … untuk bisa merebut peringkat guild, kalian harus menantang kami dengan dekrit penguasa yang mana harus disetujui oleh Dewa Penghakiman. Aku tidak yakin kalian memiliki itu, apalagi dengan guild kalian yang seingatku bahkan tidak berada di top 100," balas Jezebel, tersenyum miring sembari menatap rendah para anggota guild EoD.
Mikael yang juga mendengar itu dan berdiri tepat di sebelahnya pun menoleh. "Apakah kamu yakin hanya itu satu-satunya cara?"
"Hehe, entahlah … kalaupun ada, kita tinggal lawan saja mereka," balas Jezebel dengan santainya sambil mengangkat kedua bahunya.
"Hehehe, benar sekali~ kakak mu benar-benar cerdas karena sudah memikirkan kemungkinan itu, kahahahaha~. Kalau begitu, saksikanlah kekuatan artefak Dewa Hakim Kegelapan!" Helkar tiba-tiba memunculkan sebuah kubus hitam yang merupakan sebuah kelas artefak level dewa.
Terdapat bermacam kelas item di game ini, dan yang tertinggi adalah kelas artefak, sedangkan level tertinggi dari kelas item adalah level dewa. (dari [common item] sampai [god artifact]).
Artefak Dewa adalah item paling merusak yang sengaja diciptakan oleh developer untuk memberikan otoritas absurd dan hampir tak terbatas kepada para player. Hanya saja, sekali artefak dewa digunakan, maka itu akan langsung menghilang dan muncul di tempat yang acak.
Jezebel tampak bingung sambil memiringkan kepalanya sesaat melihat benda yang Helkar keluarkan, kemudian bergerak mundur ke belakang Mikael. "Aku tidak pernah melihat artefak dewa itu sebelumnya. Hmmm, sepertinya kalian hanya menggertak saja."
Mikael yang mendengar itu pun menahan tawanya sambil agak berdengus.
"Kekekeke~ dasar bodoh!" kekeh Helkar, mulai mengangkat tinggi-tinggi kubus tersebut.
Kegelapan pun tiba-tiba mulai menyelimuti area sekitar, dan bersamaan dengan itu, kubah yang melindungi Mikael dan Jezebel pun menghilang begitu saja.
Kemudian dengan cepat, area sekitar ikut mulai berubah menjadi arena yang seolah tak berlantai dan berdinding, sementara yang berada di dalamnya tampak seperti berdiri di tengah-tengah ruang angkasa.
"Kyahahaha~ bagaimana~? Dan … asal kalian tahu, aku sudah menggunakan ini lebih dari tujuh kali, dan item ini tidak pernah menghilang dari tanganku!" tawa Helkar dengan keras, lalu diikuti oleh para bawahannya. "Dan kalian adalah anggota guild pertama yang berada di top 20. Selama ini aku berpikir, kenapa memulainya dengan top 1000? kenapa tidak langsung membidik yang jauh lebih tinggi saja?! kekeke~ benar-benar percobaan yang percuma karena hanya mencobanya ke guild yang bahkan tidak masuk ke peringkat top 1000."
Mikael bersiap-siap dengan melebarkan sayapnya yang menyala keemasan. "Jadi, kalian selama ini menggunakan benda itu untuk memanjat peringkat guild, huh? Lantas, apa kalian pikir hanya dengan menggunakan benda itu sudah cukup untuk membunuh kami?"
"Kekekekek~ kyahahaha~ benda ini! benda ini … selain menembus peraturan dekrit, benda ini juga bisa meniadakan pasif high level kalian yang mana memiliki kekebalan sepenuhnya terhadap musuh di 100 level ke bawah dari kalian. Jadi … bersiap-siaplah untuk dibunuh oleh level yang lebih renda dari itu! Itu pasti akan sangat mengecewakan, bukan? Kyahahaha~." Keangkuhan Helkar terus menjadi-jadi dengan tawa dan ejekannya yang benar-benar merendahkan.
Jezebel kembali mengeluarkan tongkat sihirnya yang panjang dan dipenuhi dengan lengkungan akar putih alami. Lalu, dengan tatapan malas, Jezebel mulai menunjuk ke setiap anggota EoD satu-persatu dan menghitung jumlah mereka. "Satu … dua … tiga … sepuluh … tiga puluh … jadi kalian hanya ber-50, toh. Sedikit sekali."
Ekspresi Helkar tampak jengkel, begitu juga dengan beberapa pengikutnya yang sudah mulai bergumam sambil bersumpah serapah. Mata mereka kemudian tertuju pada kemolekan tubuh Jezebel.
"Haaa … sayangnya ini hanyalah sebuah game VR yang tidak memiliki elemen dewasa. Coba saja ini seperti di game sebelah … atau di dunia virtual, kekeke, pasti kita akan—"
Sroott!
Satu anggota EoD yang menatap dan berkomentar mesum terhadap Jezebel, tiba-tiba mati secara instan karena sabetan pedang Mikael dari jarak 10 meter. "Aku bahkan tidak akan membiarkan kalian bernafas di dalam dunia virtual yang sama dengan adikku! Jadi, jangan pernah bermimpi untuk sekadar menyentuhnya!"
"B-bagaimana bisa secepat dan sesakit itu?! Bukankah kau adalah seorang tanker?!" Helkar terkejut menyaksikan betapa besar celah antara player ber level tinggi. Ia lupa, meski nullification antar level telah ditiadakan, attack dan damage masih lah sama.
Ditambah, Mikael bukanlah Tanker biasa.
"Kalian semua bahkan belum ada yang melewati level 600, tapi sudah angkuh seperti itu." Mikael yang awalnya tampak tenang dan dingin, kini berubah menjadi tersenyum lebar dan terkesan begitu jahat.
Helkar dan para pengikutnya semakin terkejut sedang mereka langsung saling tatap satu sama lain.
Beberapa dari mereka ada yang mulai bergumam mempertanyakan bagaimana bisa sabetan pedang dari jarak jauh bisa membunuh instan mereka, serta mulai juga mempertanyakan bagaimana Mikael bisa mengetahui tentang informasi level player lain, yang padahal semua informasi tentang karakter player sangat lah rahasia.
"Tampaknya kalian adalah pemain baru," kata Jezebel agak berbisik sambil mendongak, melihat sebuah bola mata mengambang di atas nya dan hampir tembus pandang sepenuhnya. "Kamu … kapan kamu menggunakannya?" lanjutnya menoleh ke arah Mikael untuk mengkonfirmasi.
"Sejak mereka melakukan upacara palang pintu dengan kabut hitam, aku sudah menggunakan [eye of omniscience]-ku itu," jawab Mikael tampak acuh tak acuh. "Kamu bunuh mereka, gih!"
"Hah? Kenapa harus aku?"
"Kalau tidak mau, aku akan membatalkan—"
Jezebel tiba-tiba langsung mengangkat tongkat sihirnya. Kemudian, dari ujung tongkat sihirnya itu, yang mana merupakan sebuah kristal ungu, secara kilat ujungnya pun mulai memancarkan cahaya yang menyala-nyala, diikuti dengan suara memekik dan gelombang kejut yang begitu luas namun remeh menyebar ke depan, ke arah gerombolan anggota EoD.
Tak berselang sepersekian detik, seluruh anggota EoD yang belum sempat berpikir ingin melakukan apa-apa pun langsung tergeletak mati.
Setelahnya, tubuh mereka pun mulai menghilang dan diikuti dengan jatuhnya semua perlengkapan mereka berikut dengan kubus hitam yang tadi mereka gunakan.
"Mudah, kan?" ledek Mikael sambil tersenyum miring dan mengusap kepala adiknya yang langsung menunjukkan wajah cemberut nya.
Jezebel tampak merajuk sambil menyilang tangannya, mengangkat dada besar nya yang menggantung dan setengah ter umbar menjadi lebih tinggi. "Hm! Curang!"
Mikael yang awalnya menatap wajah imut Jezebel yang cemberut pun langsung memalingkan pandangannya, dan tak sengaja melihat perlengkapan para anggota EoD yang kini bergelimpangan di hadapannya mulai menarik sedikit perhatiannya.
"Wow … mereka noob sekali, sampai untuk nge-PK player lain saja tidak terpikirkan untuk mengosongkan inventaris mereka terlebih dulu. Mereka benar-benar noob." Mikael berjalan mendekat ke arah harta rampasan yang sudah tersedia di hadapannya.
Dengan dirinya yang mendekat, secara otomatis layar rampasan perang pun mulai bermunculan di sisi bawah pandangannya. Di sana terlihat banyak sekali perlengkapan dimulai dari senjata, zirah, aksesoris dan lain sebagainya. Namun satu hal yang tidak muncul adalah artefak dewa yang ikut jatuh.
Lalu karena merasa penasaran, Mikael pun jongkok dan mengambil kubus tersebut terlebih dulu.
"Hmm … kenapa ini tidak ikut muncul?" gumam Mikael yang kini berdiri, memeriksa setiap sisi dan detail dari artefak dewa yang berbentuk kubus tersebut, yang sama sekali tidak bisa dimasukkan ke dalam inventaris pribadi nya itu. "Kalau begitu, untuk berjaga-jaga, mungkin aku bisa menaruhnya di inventaris guild."
Jezebel yang menyaksikan dari belakang pun mendekat dan berdiri di sebelahnya, menatap lebih dekat ke arah kubus hitam yang Mikael genggam. "Aku belum pernah melihat benda di dalam game yang tidak bisa dimasukkan ke dalam inventaris sebelumnya. Padahal pasir saja, meski tidak terbaca di sistem inventaris ketika belum dipungut, tetaplah bisa dimasukkan, masa iya benda ini tidak bisa."
"Yah … mau bagaimana lagi. Kalau begitu, lebih baik kita amankan saja dulu."
"Oke, deh."
Dengan area gelap karena efek artefak dewa yang mulai menghilang, tanpa pikir panjang keduanya pun ber teleportasi ke HQ guild mereka.
***.
Bersambung ….
***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments