NovelToon NovelToon
Dimensi Rakaluna

Dimensi Rakaluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:910
Nilai: 5
Nama Author: Zoreyum

Seorang penjual keliling bernama Raka, yang punya jiwa petualang dan tidak takut melanggar aturan, menemukan sebuah alat kuno yang bisa membawanya ke berbagai dimensi. Tidak sengaja, ia bertemu dengan seorang putri dari dimensi sihir bernama Aluna, yang kabur dari kerajaan karena dijodohkan dengan pangeran yang tidak ia cintai.

Raka dan Aluna, dengan kepribadian yang bertolak belakang—Raka yang konyol dan selalu berpikir pendek, sementara Aluna yang cerdas namun sering gugup dalam situasi berbahaya—mulai berpetualang bersama. Mereka mencari cara untuk menghindari pengejaran dari para pemburu dimensi yang ingin menangkap mereka.

Hal tersebut membuat mereka mengalami banyak hal seperti bertemu dengan makhluk makhluk aneh dan kejadian kejadian berbahaya lainnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian Dengan Penjaga Dimensi

Pria berambut perak itu menatap mereka dengan senyum yang tipis namun penuh makna. Raka, yang biasanya selalu punya komentar konyol di setiap situasi, kali ini terdiam. Dia merasa bahwa apapun keputusan yang mereka buat, hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Di sampingnya, Aluna menatap pria itu dengan tatapan penuh pertimbangan.

"Jadi kau ingin kami membantu menjaga keseimbangan dimensi?" Aluna akhirnya bicara, nada suaranya tetap tenang meski ada sedikit ketegangan di dalamnya.

Pria itu mengangguk. "Tepat. Alat dimensi yang kalian bawa adalah sesuatu yang sangat kuat dan berbahaya. Kami tidak bisa membiarkan benda itu jatuh ke tangan yang salah, tetapi jika digunakan dengan benar, alat itu bisa menjadi kunci untuk melindungi semua dimensi dari ancaman besar."

Raka, yang masih memegang alat dimensi di tangannya, memandang benda itu dengan wajah bingung. "Kunci? Maksudmu... alat ini bisa lebih dari sekadar membawa kita ke tempat yang salah?"

"Jika kau tahu cara menggunakannya," jawab pria itu. "Dan jika kau bersedia belajar."

Raka menelan ludah, matanya masih tertuju pada alat itu. "Yah, kalau begitu... mungkin ini waktunya aku belajar. Tapi tunggu, apa yang terjadi kalau aku tidak setuju dengan ide ini?"

Pria itu menyipitkan matanya sedikit. "Jika kalian menolak, kami tidak punya pilihan lain selain menahan kalian di sini. Alat itu terlalu berbahaya untuk dibawa keliling tanpa pengawasan, dan dengan situasi politik yang melibatkan putri kerajaan, kami tidak bisa mengambil risiko."

Aluna mengerutkan kening. "Kau akan menahan kami?"

Pria berambut perak itu mengangguk dengan tegas. "Ini bukan ancaman. Ini langkah keamanan. Jika kalian menolak, kami akan menjaga kalian di sini sampai kami menemukan solusi lain. Tapi jika kalian setuju, kami bisa membantu kalian menguasai alat itu, sekaligus melindungi dimensi kalian dan semua dimensi lain dari bahaya yang lebih besar."

Raka memandang Aluna dengan wajah khawatir. "Ini terdengar seperti... pilihan antara buruk dan lebih buruk."

Aluna tidak menjawab segera. Dia menatap pria berambut perak itu, lalu melihat ke arah Raka dan Melina. Pikirannya berpacu, mencoba menemukan cara terbaik untuk keluar dari situasi ini tanpa menempatkan mereka dalam bahaya lebih besar.

"Tawaranmu..." kata Aluna pelan, "...kedengarannya sulit ditolak. Tapi bagaimana kami tahu bahwa kami bisa mempercayaimu? Kami bahkan tidak tahu siapa kalian sebenarnya."

Pria itu tersenyum tipis. "Kami tidak meminta kalian untuk percaya begitu saja. Kami Penjaga Keseimbangan Dimensi, tugas kami bukan untuk mendiktekan aturan. Kami hanya menjaga agar semua dimensi tetap stabil, termasuk dimensi tempat asalmu, Aluna."

Raka, yang masih berusaha memahami apa yang terjadi, merasa ini sudah terlalu rumit baginya. "Tunggu, tunggu... Penjaga Keseimbangan Dimensi? Jadi semacam... polisi dimensi? Dan sekarang kalian ingin kami jadi semacam... pahlawan penjaga dimensi juga?"

"Jika kau lebih suka menyebutnya begitu," jawab pria itu sambil mengangkat bahu. "Ini bukan tentang menjadi pahlawan, tapi tentang menjaga keseimbangan. Jika ada yang mengganggu keseimbangan antar dimensi, seluruh alam semesta bisa dalam bahaya."

Raka mengangkat tangan. "Oke, baiklah, aku mengerti. Keseimbangan, bahaya besar, kita semua dalam masalah. Tapi... bagaimana caranya aku bisa membantu? Aku bahkan tidak bisa menggunakan alat ini dengan benar!"

Pria itu melirik ke arah alat di tangan Raka. "Itulah mengapa kami menawarkan bantuan. Kami bisa mengajari kalian cara menggunakannya dengan benar, bagaimana memahami jalur antar dimensi, dan yang terpenting, bagaimana memastikan kalian tidak membuka celah yang berbahaya."

Aluna tampak masih berpikir keras. Tawaran ini terdengar masuk akal, tetapi dia tidak bisa begitu saja mempercayai orang-orang yang baru mereka temui. Di sisi lain, mereka memang dalam bahaya besar jika terus melintasi dimensi tanpa kendali, dan Raka belum sepenuhnya menguasai alat tersebut. Situasinya jauh lebih rumit daripada yang dia duga ketika memutuskan untuk melarikan diri dari perjodohan.

"Tunggu dulu," potong Raka tiba-tiba. "Bagaimana dengan aku? Aku cuma pedagang keliling. Aku bukan putri kerajaan atau penyihir hebat. Kenapa kalian pikir aku bisa melakukan ini?"

Pria berambut perak itu memandang Raka dengan mata tajam. "Alat itu memilihmu, entah bagaimana caranya. Ini bukan kebetulan. Mungkin kau bukan seorang penyihir atau pahlawan seperti dalam cerita, tetapi kau yang memegang kunci untuk menjaga keseimbangan dimensi. Kau punya peran penting di sini, Raka."

Raka terdiam, merasakan beratnya tanggung jawab yang kini mulai menyusup ke dalam dirinya. Dia selalu menganggap hidupnya sederhana—menjual barang-barang keliling, tidak ada yang rumit. Tapi sekarang, dia terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang pernah dia bayangkan.

Aluna akhirnya angkat bicara lagi. "Kami akan mempertimbangkan tawaranmu. Tapi aku ingin lebih banyak informasi sebelum kami mengambil keputusan."

Pria itu mengangguk. "Tentu saja. Kami tidak meminta kalian untuk memutuskan sekarang. Kami akan memberikan waktu untuk berpikir."

Melina, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Aku menyarankan agar kita menerima tawaran mereka. Ini bisa menjadi kesempatan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan alat itu dan juga untuk menghindari bahaya yang lebih besar."

Aluna menatap Melina dengan penuh pertimbangan. Dia tahu Melina selalu bijak dalam memberikan nasihat, dan jika dia menyarankan untuk bekerja sama, mungkin itu adalah pilihan terbaik saat ini.

Raka menghela napas panjang. "Baiklah, baiklah. Aku akan ikut dengan apapun yang kalian putuskan. Tapi tolong, jangan buat ini lebih rumit dari yang sudah ada."

Pria berambut perak itu tersenyum tipis. "Aku yakin kalian akan membuat keputusan yang tepat. Sementara itu, kalian bisa beristirahat di sini. Kami akan menunggu jawaban kalian."

Dengan satu gerakan tangan, dua pria berjubah hitam yang tadi mengawal mereka melangkah mundur. Ikatan magis yang mengekang tubuh mereka perlahan memudar, memberikan kebebasan kembali pada tubuh Raka, Aluna, dan Melina.

"Ikuti aku," kata salah satu penjaga. "Kami akan membawa kalian ke tempat yang aman untuk beristirahat."

Raka mengerutkan kening. "Tempat yang aman, ya? Maksudmu... seperti penjara dimensi yang lebih nyaman?"

Penjaga itu tidak menjawab, hanya memberi isyarat agar mereka mengikuti. Raka memutar matanya dan menghela napas lagi. "Baiklah, ayo. Mari kita lihat tempat aman ini."

Mereka bertiga diiringi ke sebuah ruangan besar di bagian belakang bangunan tersebut. Ruangan itu memiliki tempat tidur sederhana namun nyaman, dengan jendela besar yang menghadap ke hutan yang masih memancarkan cahaya aneh.

Raka menjatuhkan dirinya ke atas kasur dan menatap langit-langit. "Ini seperti... tidur di markas rahasia penjahat. Tapi hei, setidaknya lebih nyaman daripada dikejar monster lagi."

Aluna berdiri di dekat jendela, menatap keluar dengan penuh pertimbangan. Dia masih belum yakin apakah menerima tawaran Penjaga Keseimbangan Dimensi adalah keputusan yang tepat. Di satu sisi, mereka bisa mendapatkan bantuan yang sangat mereka butuhkan. Tapi di sisi lain, dia tahu bahwa mereka bisa saja terjebak dalam masalah yang lebih besar.

Melina mendekat dan menepuk bahu Aluna pelan. "Ini mungkin kesempatan terbaik kita untuk memahami alat itu dan bagaimana cara menggunakannya. Jangan terburu-buru, tapi pikirkan dengan hati-hati."

Aluna mengangguk. "Aku tahu, Tante Melina. Ini bukan keputusan yang mudah."

Sementara itu, Raka sudah mulai mendengkur pelan di kasurnya. Fluffernox berbaring di sampingnya, tampak nyaman dan mendengkur dengan suara lebih lembut. Meski mereka berada dalam situasi yang sulit, Raka dan makhluk kecil itu tampaknya bisa menemukan cara untuk rileks di tengah kekacauan.

Aluna menatap mereka dan tersenyum tipis. "Kadang aku iri dengan caranya melihat dunia. Seolah-olah semuanya bisa diselesaikan dengan sedikit tidur dan tawa."

Melina tertawa kecil. "Itulah yang membuatnya berbeda. Dan mungkin, itu juga yang membuat dia sangat penting dalam petualangan ini."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!