Ben Jamin Fredo (28), pewaris perusahaan wine Fredo bermain panas dengan pesaingnya Zoela Caprio (27) pewaris kedua perusahaan wine Caprio. Merasa bertukar peluh di ranjang sambil meneriaki nama masing masing dan menjadikan gerak tubuh mereka sebagai candu satu sama lain. Tapi selain di ranjang, mereka adalah musuh bebuyutan sejak orang tua mereka bersaing menjadi perusahaan wine terbaik di Italia. Permainan kotor bisnis diantara pedagang wine membuat keluarga Fredo dan Caprio bermusuhan. Namun bagaimana jika orang tua mereka tau bahwa Ben dan Zoe menjalin hubungan menikah diam diam hingga bisa menghasilkan cucu untuk mereka? Apa karena ada cucu mereka berbaikan atau semakin bermusuhan? Bacaaaaaa novel ini sampai tuntas ya! Semoga suka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan palsu
Sinar matahari menembus jendela mobil Ben dan membangunkannya.
Saat matanya terbuka, ia dapat melihat wajah cantik Zoe dengan rambut hitamnya yang pekat.
"Hei, sayang. Bangun" panggil Ben yang sudah tidak malu lagi memanggil Zoe dengan sebutan sayang karena ronde 3 yang beberapa jam yang lalu mereka lewati didominasi panggilan itu.
"Hmmm" suara Zoe semakin menempelkan wajahnya ke dada bidang Ben.
"Zoe, sudah pagi. Kamu gak dicari orang tuamu?" tanya Ben. Menyebut orang tua, Zoe langsung bangun.
"Astaga! Hari ini pasti mereka kepo sama malam pengantinku!" seru Zoe panik.
Ben hanya tersenyum saja.
Zoe membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Ia pun membenarkan pakaiannya yang sudah kusut tak beraturan.
Ben ikut keluar dari mobil.
"Sayang, aku kembali ke mansion dulu. Oh ya, hubungi aku!" pamit Zoe sambil berlari menuju mansion yg tidak jauh dari danau.
"Pasti!" sahut Ben sambil melambaikan tangan.
"Wanita itu, sungguh membuatku jatuh cinta" gumamnya sambil tersenyum bahagia.
Lalu ia pun pulang menggunakan mobil favoritnya itu.
.
Sesampainya di mansion, Zoe langsung berjalan ke jendela kamarnya dari luar. Ternyata jendela itu sudah dibuka.
"Untung saja jendelanya dibuka" batin Zoe bahagia langsung berlari masuk ke kamarnya.
Ketika masuk kamar, Zoe melihat suaminya, Nior sedang minum kopi dan membuka laptopnya.
"Kamu sudah datang" sapa Nior yang santai melihat istrinya baru datang pukul 6 pagi.
Zoe pun menjawab "Ternyata kamu manusia pagi ya, jam segini udah bangun"
"Hahaha, kebiasaan sebagai anak tunggal pewaris perusahaan besar" sahut Nior membanggakan diri.
"Idih" celetuk Zoe jengah.
"Bercanda. Emang aku terbiasa bangun pagi karena kebiasaan dari kecil. By the way, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap Nior membuat Zoe tertegun.
"Biarkan aku mandi dulu" minta Zoe dan Nior pun tersenyum menandakan ok.
Zoe langsung mengambil baju gantinya dan masuk ke kamar mandi. Ia akan langsung berganti didalam karena tidak mungkin ia berganti di depan Nior meskipun pria itu suaminya.
15 menit kemudian, Zoe keluar kamar mandi dengan anggun dan terlihat segar.
"Apa dia tidak tergoda melihatku seperti ini ya?" batin Zoe khawatir jika Nior akan meminta haknya.
Nior menatap Zoe ketika keluar kamar mandi. Ia tersenyum smirk karena melihat ketakutan wanita itu.
"Jangan mikir aneh aneh, wanitaku lebih cantik dan lebih muda darimu" celetuk Nior seperti ia tau apa yang dipikirkan Zoe.
"Siapa juga mikir aneh aneh. Lagipula aku gak ada niatan buat goda pria kaku dan dingin sepertimu" balas Zoe sengit.
"Hahahaa, mungkin saja kamu berfikir aku akan tergoda denganmu. Mohon maaf, aku orang yang setia" ujar Nior.
"Terserah!" sewot Zoe lalu ia pun duduk di sofa kosong yang ada di kamarnya.
"Mau ngomong apa?" tanya wanita itu.
"Tentang pernikahan kita" jawab singkat Nior.
"Iya tau, kenapa emang? Apakah perjanjian pernikahan bisnis kemarin belum cukup?" tanya Zoe lagi.
"Iya belum cukup. Ternyata aku harus menambahkan beberapa rules" jawab Nior.
"Rules? Hmmm, jangan banyak aturan deh" sahut Zoe yang tidak ramah.
"Salah satunya pulang ketika hari sudah terang. Begitu resiko untuk diketahui orang rumah. Yang rufi juga kamu sendiri nanti" ujar Nior.
Zoe merasa apa yang dikatakan pria itu benar.
"Oke, aku terima rules itu. Apalagi?" tanya Zoe.
"Tidak boleh hamil, selama kita menikah karena pasti anak yang kamu kandung itu bukan anakku" jawab Nior membuat Zoe terbelalak, bagaimana pria itu bisa se vulgar dan se frontal itu.
"Hmm, tidak janji karena aku dan kekasihku sedang kasmaran jadi aku tidak tau kalau benih kami akan tumbuh kapan" ujar Zoe.
"Ck, kalian sudah dewasa, kan banyak cara untuk cegah hamil. Kalau kamu hamil pun, kasihan anak kalian nanti, siapa ayahnya, gak jelas" ungkap Nior.
Lagi lagi yang dikatakan pria itu ada benarnya juga.
"Baiklah, aku akan membicarakannya pada kekasihku" kata Zoe.
"Oke. Aku percaya padamu" ucap Noir.
"Ada lagi rulesnya?" tanya Zoe.
"Kita harus urus surat cerai pembatalan pernikahan hari ini tanpa diketahui siapapun" jawab Noir.
"Kamu serius? Apa bisa?" tanya Zoe lagi.
"Hahahahahahaa, kamu wanita yang belum tau dunia ini bekerja. Aku punya rahasia besar kepadamu" ungkap Noir.
"Apa?" tanya Zoe penasaran.
"Sebenarnya...." ucap Noir sengaja ia potong karena menggoda Zoe.
"Apaa?cepetan!" suruh Zoe penuh penekanan.
"Aku memalsukan dokumen pernikahan kita di dinas pencatatan sipil pernikahan, jadi secara hukum memang kita belum menikah" jujur Noir membuat Zoe terbelalak tidak percaya.
"Bagaimana? Bagaimana kamu melakukan itu?" tanya Zoe.
"Kamu tidak perlu tau. Yang penting kamu bukan istriku, Zoe. Aku menggunakan data wanita yang aku cintai, jadi aku menikah dengan wanita itu secara hukum. Hahahahaa" jawab Nior.
Zoe benar benar terkejut. Ia tidak menyangka Nior akan berbuat seperti ini, mengelabuhi semuanya.
"Dan ada satu lagi kenyataan yang perlu kamu tau, bahwa pendeta yang menikahkan kita kemarin adalah asistenku di perancis. Dia tidak memiliki wewenang untuk menikahkan kita, so kita hanya menikah di mulut saja" lanjutnya yang benar benar membuat Zoe tak percaya.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Zoe sambil berdiri. Ia yakin jika Junior Vaile ini bukan pria biasa sampai bisa merencanakan hal ini.
"Hahahha, kamu juga akan tau nanti" jawab Nior santai.
Tiba tiba suara pintu terdengar ada yang mengetuk.
Tok...tok..tok..
"Junior? Zoe? Apakah kalian sudah bangun?" ternyata Violet yang mengetuknya karena berniat mengajak sarapan bersama.
"Kami sudah bangun, Bu" sahut Junior terlebih dahulu.
"Ya sudah, maaf jika ibu ganggu paginya pengantin baru untuk sarapan. Kalian pasti sudah lapar. Ayok makan bersama" ajak Violet.
Nior memberikan kode untuk giliran Zoe yang menjawab.
"I..iya bu.. Kami akan segera menyusul" sahut Zoe kikuk.
Violet pun dengan bahagia mengira anak dan menantunya itu sudah malam pertama sebagai suami istri. Ia berharap akan segera memiliki cucu.
Sedangkan di dalam kamar, Zoe menatap tajam Nior.
"Sepertinya aku merasa bodoh dengan rencanamu ini. Apa lagi yang kamu sembunyikan dariku, hah?" ucap Zoe kesal.
"Hmmm, setiap manusia memiliki rahasia. Tunggu saja waktu yang membukanya" sahut Nior santai lalu ia berdiri dan berniat keluar kamar memenuhi ajakan sang ibu mertua.
Zoe hanya diam saja. Ia benar benar berfikir keras siapa Nior sebenarnya.
"Aku harus waspada dengannya" lirih Zoe saat Nior sudah keluar kamar. Lalu ia pun mengikuti suami palsunya menuju meja makan.
Namun baru satu langkah keluar kamar, ia ingat jika belum minum pil cegah hamil.
"Astaga! Aku lupa belum minum pil itu!" batinnya lalu ia kembali ke kamar dan mengambil pil di tas. Kemudian dia meminumnya.
Setelah itu, Zoe kembali menyusul Nior ke ruang makan mansion keluarga Caprio.