NovelToon NovelToon
Terjerat Dosen Galak

Terjerat Dosen Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance / Enemy to Lovers
Popularitas:17.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

Demi menjaga nama baiknya sendiri Aylin sampai rela terjerat dosennya yang galak.

"Pak Aland = Sialand." Aylin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDG Bab 31 - Maumu Bagaimana?

"Makan kepiting, tadi tidak sengaja terkena bibirku," kilah Aylin kemudian, lengkap dengan bibirnya yang mengerucut tanda kesal.

"Ada-ada saja," balas Nora, dia sampai geleng-geleng kepala sendiri. Di kantor sempat-sempatnya makan kepiting.

Makanan seperti itu cocoknya di makan diluar kantor, Aylin seolah sudah menganggap kantor ini adalah rumahnya sendiri.

Selesai jam istirahat Aylin dan Nora kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Karena masih berstatus karyawan kontrak jadi mereka hanya membantu semua pekerja senior, kecuali jika diminta untuk mengerjakan sesuatu secara penuh barulah mereka bekerja lebih ekstra.

Hari ini dan besok Aylin, Nora dan William hanya perlu memeriksa laporan mingguan, Senin rencananya mereka akan langsung ikut ke lokasi proyek.

Aktifitas baru yang tentu membuat mereka bertiga bersemangat, jiwa muda yang senang dengan tantangan.

Menjelang jam pulang kantor Nora mengajak Aylin untuk pergi ke kamar mandi dulu, bukan untuk pipis, melainkan merapikan make up yang sedikit berantakan.

Awalnya Aylin menolak, merasa pekerjaan seperti itu hanya buang-buang waktu, lagi pula Aylin tidak menggunakan riasan yang mencolok. Tapi Nora juga bukan orang yang gampang menurut, meski Aylin menolak namun tetap dia paksa.

"Aylin, malam Minggu besok aku dan Sella akan pergi ke Paradise Club. Kamu mau ikut tidak?" tanya Nora, bicara sambil sibuk mengaca.

Aylin sedang mencuci tangannya di wastafel.

Di kamar mandi itu tidak hanya ada mereka berdua, tapi ada juga karyawan wanita yang lain.

Aylin lantas menggeleng pelan, tanda menolak.

"Tidak mau, aku tidak diizinkan datang ke tempat seperti itu," jawab Aylin jujur.

"Kenapa? Ayahmu posesif ya?" sahut karyawan yang lain, terpaksa menyahut karena mendengar pula pertanyaan Nora.

"Iya Kak, aku dilarang masuk ke Club malam," jawab Aylin jujur.

"Sayang sekali, padahal itu adalah tempat yang seru. Tidak semua orang di dalam sana mabuk, di sana hanya tempat bersenang-senang," jelasnya pula, lalu pergi keluar dari kamar mandi tersebut.

Kini mengisahkan Aylin dan Nora saja di sana.

"Bilang saja kamu menginap di rumahku, jam 10 malam kita keluar," rayu Nora.

"Malas," balas Aylin singkat, Nora yang kesal langsung memukul lengan Aylin. Mereka benar-benar memiliki pemikiran yang berbeda. Sulit untuk menjadi kompak.

Tapi sekarang keduanya sedang sama-sama berusaha untuk bisa jadi teman.

"Lupakan tentang club malam, sekarang aku tanya, apa kamu tidak ingin punya pacar?" tanya Nora kemudian.

Aylin tak menjawab, hanya mencebikkan bibirnya karena bingung mau jawab apa.

"Aku sebenarnya tahu, bahwa William sebenarnya menyukai kamu. Jika kamu mau, bisa saja kalian pacaran. Tapi aku tidak akan membiarkannya karena aku juga menyukai William. Maksudku, apa kamu benar-benar tidak tertarik sedikit pun dengan William?" tanya Nora lagi, dia sampai menghentikan aktivitasnya menggunakan lipstik saat menanyakan hal tersebut.

Sebenarnya sudah sejak lama Nora ingin tahu tentang kisah cinta Aylin.

"Tidak Nor, aku tidak menaruh perasaan suka pada William, aku hanya menganggapnya teman saja."

"Itulah anehnya kamu, di usia kita ini adalah masa-masa paling mendebarkan untuk pacaran. Tapi hidupmu terlalu serius dan satu lagi jangan panggil aku nor nor nor, panggil Nora!"

Aylin tak menjawab, karena tiba-tiba teringat pak Aland. Waktu yang dia habiskan dengan pria itu memang terasa begitu mendebarkan.

Jantungnya jadi berpaccu lebih cepat daripada biasanya.

"Memangnya kamu sudah pacaran berapa kali?" tanya Aylin pula.

"3 kali, 2 bulan lalu aku baru putus dengan pacar ku. Karena itulah sekarang aku mengincar William."

"Apa kamu pernah pacaran dengan pria yang lebih tua?"

"Kenapa? Kamu tertarik dengan pria yang lebih tua?" balas Nora, dia tersenyum meledek.

"Hais! Bukan seperti itu, aku hanya tanya."

"Kalau kamu belum pernah pacaran jangan coba-coba dengan yang lebih tua, karena mereka lebih agresif. Lebih baik cari yang sepantaran kita," jawab Nora, memberi tips.

"Lebih agresif?"

"Hem, lebih mengigit, hii, mengerikan pokoknya," terang Nora dan membuat Aylin jadi merinding sendiri.

"Tapi pacaran dengan orang yang lebih dewasa ada enaknya juga, mereka lebih mengerti kita, lebih nyaman, cuma ya itu, mereka selalu mengedepankan sentuhan inttim." timpal Nora lagi.

Aylin tak sanggup untuk mendengarnya lagi. "Bahasamu seolah kamu pernah pacaran dengan lebih tua," balas Aylin kemudian.

"Memang sudah pernah, karena pacar tua ku itulah aku tau ciuman, aku tau ini dan itu, serius ingin dengar?"

"Tidak!!" pekik Aylin, bicara dengan Nora malah membuat pikirannya terasa terkontaminasi.

Dan melihat reaksi Aylin, Nora akhirnya tertawa terbahak-bahak. Baru pertama kali inilah mereka bicara banyak dan bahkan sampai bertukar tawa seperti ini.

Jam 5 sore Nora dan William pergi lebih dulu, kini Nora sengaja tidak membawa mobilnya agar William mengantarnya pulang.

Sementara Aylin tetap menggunakan alasan yang sama, bahwa kakaknya akan datang untuk menjemput Karena itulah dia menunggu di sini.

Padahal Nathan ataupun Nickolas sekalipun tidak pernah menawarkan pada sang adik untuk pulang bersama.

'Bapak tidak usah naik ke atas, jika sudah tiba di basement aku akan turun,' tulis Aylin dalam pesan singkat yang dia kirim pada sang dosen.

Gara-gara pembicaraannya dengan Nora di toilet tadi, kini dia jadi merasa lebih takut terhadap pak Aland. Mulai membayangkan jika pria itu tiba-tiba berubah jadi beringas.

Selama ini Aylin tidak pernah berpikir sejauh itu, tapi sekarang dia jadi lebih waspada apalagi setelah mereka berciuman.

'Aku sudah di bawah,' balas Aland.

Dengan gerakan cepat Aylin pun meninggalkan meja kerjanya dan turun ke basement menggunakan lift. Saat pertama kali keluar dari dalam lift itu dia langsung melihat mobil pak Aland.

Aland memang sengaja memarkirkan mobilnya di sini agar Aylin tidak terlalu jauh berjalan.

BRAK! suara Aylin menutup pintu.

"Tidak bisakah kamu menutup pintu dengan lebih pelan?" tanya Aland, dia bertanya bukan karena merasa terganggu tapi hanya penasaran saja. Kenapa Aylin sekasar itu?

"Maaf Pak, lain kali aku akan menutupnya lebih pelan. Tadi aku buru-buru, takut ada yang melihat aku masuk ke mobil ini," jelas Aylin. Dia duduk dekat sekali dengan pintu, seolah sedang menciptakan jarak dengan sang dosen.

Gelagat itu tentu langsung diketahui oleh Aland, membuatnya jadi merasa kesal sendiri.

Setelah tadi mereka berciuman dengan panas dan sekarang Aylin menjauhinya. Aland mana tahu jika sikap Aylin sekarang semuanya gara-gara Nora.

"Apa yang kamu lakukan? Geser ke sini," titah Aland, ingin Aylin duduk dengan normal.

"Aku sedang ingin duduk seperti ini, ayo pulang," balas Aylin.

Aland langsung mengunci pintu mobil, bunyinya membuat Aylin kaget sendiri.

"Geser ke sini."

"Tidak mau," tolak Aylin.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa, hanya ingin seperti ini saja."

"Aylin."

"Paak, jangan mengintimidasi aku seperti itu. Ayo pulang."

"Aku tidak akan pergi sebelum kamu geser ke sini. Apa kamu sedang menghindari aku?"

"Bukan begitu _"

"Apa karena ciuman tadi kamu seperti ini?"

"Bukan seperti itu Pak_"

"Lalu apa?"

Aylin mencebik, jika sudah seperti ini berarti dia tak mampu menjawab lagi.

"Kamu menyesal?"

"Sedikit," jawab Aylin, dia menurunkan pandangannya, tak mau menatap sorot mata yang sang dosen.

"Baiklah, jadi mulai sekarang tetap jaga jarak seperti ini," balas Aland, dia menghidupkan mesin mobilnya dan pergi dari sana.

Sepanjang perjalanan pulang tak ada pembicaraan apapun diantara mereka. Entah kenapa Aland merasa kecewa atas jawaban Aylin.

Tapi dari jawaban itu membuatnya sadar untuk kembali ke posisi semula. Wanita memang hanya akan membuatnya pusing, pekerjaan adalah yang utama.

"Terima kasih Pak," ucap Aylin setelah mobil berhenti di halaman rumahnya. Tanpa sadar kini dia pun sudah duduk dengan normal, tidak terlalu jauh dengan sang dosen.

"Hem," jawab Aland singkat.

"Bapak marah?"

"Tidak."

"Lalu kenapa dingin seperti itu?"

"Maumu bagaimana? Bukankah kamu ingin menjaga jarak?" balas Aland.

1
Trito
hahahahhaaaa si nora, kok jd noraaaakkk pake acara pingsan segala 🤣🤣
Ratu Nurjaemah
Kecewa
Ratu Nurjaemah
Buruk
YuWie
jangan sampe laki2 yg merawani ivana adl nathan.
yusuf b
Lumayan
Miyagi Mitsui
bencinta
Miyagi Mitsui
🤣🤣🤣🤣
Miyagi Mitsui
nahh
YuWie
Luar biasa
Juan Sastra
ggak bisa menhan airmata mengalir sendiri
Juan Sastra
apa aku sendiri ya yg baper, sejak baca bab tuduhan aland sama aylin kok rasanya aku pengen mewek mulu,,karena benar kata aylin ternyata hati dan diri aylin tidak lebih penting dari sebuah dokumen prusahaan..
Juan Sastra
tenang aylin karena kamu adalah aylin carter ..
Juan Sastra
menangis kau sekarang sialand
Juan Sastra
mungkin tanggung jawab namun tanpa pernikahan
Juan Sastra
andai berta tahu borok ivana tidak akan pernah ada pujian
Juan Sastra
😂😂😂😂
Juan Sastra
hadeeeh nyali segitu mau saingan sama aylin
Juan Sastra
baru segitu udah kaget gimana jika aylin buka nama keluarganya..
Yuni Are
Buruk
Rafi Farisi
Aland jg dodol gk prnah blng Aylin anak Sulthan 😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!