Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Tepat setelah Angel berlari dan menangis keluar, Guru masuk karena memang sudah waktu nya. Aisyah keluar setelah melihat anak nya aman.
"Ada apa dengan Angel? Mengapa ia menangis?"
"Tadi Angel nangis karena Bunda nya Alin."
"Alin, benar begitu?"
"Benar, Bu. Angel mau ambil tas Alin. Kata Bunda nya Alin, kalau Angel suka ya ambil aja. Trus Angel malah nangis."
"Memang nya, untuk apa dia tas kamu?"
"Mau lihat buku PR nya Alin."
Guru nya Alin hanya menghembuskan nafas nya kasar. Angel benar-benar tidak jera. Ia sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa.
Tapi syukur lah jika Bunda nya Alin ada di sini. Setidak nya, seorang Ibu berhak melindungi anak nya sendiri.
Dan benar saja. Aisyah berada di sekolah itu dan tidak beranjak sedikit pun dari kelas Alin. Bahkan guru-guru yang lain pun merasa heran dengan kelakuan Aisyah yang pandangan nya tidak kemana-mana.
"Apa nggak pegal ya kepala nya. Udah beberapa jam loh dia liatin kelas anak nya."
"Iya ya. Baru kali ini aku lihat ada orang tua yang kayak gitu. Padahal badan nya gendut tapi, ia punya stamina yang luar biasa."
Aisyah mendengar perkataan para guru yang menceritakan tentang diri nya. Ia diam saja karena kali ini, tidak sempat memikirkan mereka.
Tidak tahu saja, apa yang ia lakukan saat ini belum ada apa-apa nya. Aisyah bahkan pernah berhari-hari mengintai target tanpa tidur.
Hal yang seperti itu, sudah biasa ia lakukan. Apalagi untuk Alin. Anak kesayangan nya.
Tidak berapa lama kemudian, Angel yang melarikan diri tadi, datang menghampiri nya bersama orang tua nya.
Ajaib sekali anak itu. Dalam waktu sekejap bisa mendatangkan kedua orang tua nya. Bukan itu saja, Aisyah juga di panggil ke ruang kepala sekolah untuk membicarakan masalah yang tadi.
"Bu Aisyah, silahkan ikut kami ke kantor kepala sekolah."
"Ashiap!" Ucap Aisyah sambil hormat.
Ia pun berjalan perlahan dan tertinggal di belakang. Ia juga berpamitan dan menitip Alin pada guru nya yang ada di kelas.
Sesampai nya di ruang kepala sekolah, mereka sudah duduk dengan tenang.
"Mau minum apa, Mama dan Papa nya Angel?" Tanya Kepala sekolah tersebut.
Sungguh sangat berbeda sekali bagaimana cara beliau memperlakukan Aisyah dan orang tua Angel.
Aisyah tidak masalah. Ia sanggup kok menahan haus jika tidak ditawarkan minuman. Lagian, ia sedang tidak ingin minum yang manis-manis.
"Tidak usah berbasa basi Pak Kepala. Saya tidak senang dengan kelakuan wanita ini pada anak saya."
"Memang nya saya apain anak mu Pak eeee? Saya pu-kul? Saya cu-bit? Saya marahi? Saya hina? Saya caci maki? Nggak kan? Malah, saat ia mau merampas tas nya Alin, saya berbaik hati memberikan tas Alin pada nya. Kata nya, ia sangat menginginkan tas Alin."
"Jangan bohong kamu!"
"Buat apa saya bohong. Bohong itu dosa. Masuk neraka. Di kubur di siksa. Ogah saya."
"Panggil aja anak-anak kesini untuk jadi saksi."
"Ashiap!" Ucap Aisyah lagi. Dan hal itu membuat orang tua nya Angel bertambah kesal.
Alin dan Angel di panggil kesana. Alin merasa tidak enak karena merepotkan Aisyah kali ini. Ia tidak menyangka akan sampai sebesar ini masalah yang ia dapatkan.
"Duduk kalian berdua."
"Terima kasih, Pak."
"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Angel sampai menangis?"
"Angel cuma mau lihat tas nya Alin. Tapi, Bunda nya marah dan bentak-bentak Angel. Angel kan sedih."
Huhuhuhuhu.
"Angel bohong."
"Hey, berani sekali kau menuduh anak ku bohong! Ucap Papa nya Angel sambil menunjuk wajah Alin.
" Woy Pak! Selow napa. Nggak usah marah-marah kayak gitu. Ntar kena penyakit jantung dan matek. Kan nggak lucu, cuma perkara kecil kayak gini, anda matek dan masuk kubur."
"Diam kau! Jangan ikut campur."
"Anda punya mulut, aku juga punya. Jangan ngator! Kau tak memberi ku makan!"
"Haduh,, Bunda nya Alin kasar ya."
"walaupun aku kasar. Tapi anak ku bukan kriminal dan pemalas seperti anak mu itu. Setiap hari kerja nya nyonteeek teroos. Apa memang, hal seperti itu keturunan ya?"
"Eh, jangan bicara sembarangan. Anak kami pintar dan tidak pernah menyontek."
"Oke, kita buktikan. Kau bocil cengeng, tulis apa pekerjaan rumah mu yang kau kerjakan semalam. Dan Alin anak kesayangan Bunda, kamu juga ya. Biar kita panggil semua guru untuk jadi saksi."
"Maaf Bunda nya Alin, anda tidak bisa semena-mena dengan sekolah ini."
"Trus mau nya bapak kepala sekolah gimana? Saya orang tua murid yang dirugikan oleh mereka. Jangan sampai sekolah ini saya obrak abrik ya pak. Saya telpon polisi ni sekarang."
"Untuk apa kamu menghubungi polisi hanya karena masalah seperti ini." Ucap Papa nya Angel.
"Maka nya. Kita buktikan sekarang. Kalau anda yakin anak anda pintar. Oke."
"Baik. Ayo Angel sayang, tulis di sini nak apa PR kamu semalam."
Tubuh Angel bergetar. Ia sama sekali tidak tahu apa PR semalam. Bahkan kepala sekolah pun tidak bisa membantu, karena Bunda nya Alin yang super galak. Pake mau lapor polisi lagi.
Biasa hancur reputasi sekolah yang telah lama ia bangun.
Alin siap mengerjakan tugas itu dalam sekejap. Sedangkan Angel hanya menangis dan mengaku jika tidak mengerjakan PR.
Orang tua nya begitu malu dan kesal sekali. Mereka juga sebagai orang tua tidak pernah peduli sama sekali dengan Angel. Maka dari itu, anak itu tidak tahu apapun bagaimana cara mengerjakan pekerjaan rumah.
"Terbukti, kan!"
"Angel baru kali ini tidak mengerjakan PR nya. Jadi, tidak bisa di katakan setiap hari."
"aah,,, banyak kali cakap mu! Guru-guru selalu melapor kalau Angel malas mengerjakan PR. Dan selalu menyontek. Hampir setiap hari juga ia di hu-kum. Pasti, kalian tidak tahu juga, bukan?"
"Jangan suka mengarang cerita."
"Pak Kepala sekolah yang terhormat, aku ingin melihat kamera Cctv. Pasti akan ketahuan semua tingkah laku anak mereka yang suka bohong itu."
"Bunda nya Alin, tolong jangan keterlaluan."
"Jangan berpihak ke mereka saja Pak. Bapak harus adil. Bapak kepala sekolah di sini. Jangan sampai saya viral kan sekolah ini, dan Bapak juga sekalian. Apa Mau?"
Pak Kepala tidak bisa berkutik. Terpaksa ia memperlihatkan kamera Cctv. Dan Angel memang hampir setiap hari di hukum berdiri.
Bukan hanya Angel, teman-teman nya yang lain juga begitu. Mereka satu geng dengan Angel.
" Lihat bukan? Sungguh tak tahu malu!" Ucap Aisyah di depan orang tua nya Angel.
Alin memegang tangan Bunda nya. Ia merasa di lindungi dan beban di hati yang selama ini ia pendam, hilang lah sudah.
"Terima kasih, Bunda...."
ada juga part lawaknya...
kweni...
kau memang anak pintar Alva...
bukan gerahnya.
aku harap Alin adalah yg asli
bermakna ada wanita lain ka?....