Cek visual di tiktok @author.saras.wati ❤️
Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Mau Lo?
Leo terbangun saat mendengar suara berisik dari sekitar nya. Perlahan ia membuka mata, menyesuaikan cahaya lampu yang masih menyala memasuki indra penglihatan nya.
Leo merasa pusing saat ia berhasil membuka mata nya dengan sempurna. Ia memperhatikan sekelilingnya yang baru dia sadari jika ini bukanlah di rumahnya.
Leo langsung duduk sembari memegangi kepalanya yang berdenyut. Namun ia merasakan ada yang mengganjal di tangan nya, dan saat dia lihat ternyata tangan nya yang terluka kemarin sudah di balut dengan perban.
Suara berisik itu kembali terdengar dan mengalihkan perhatian Leo. Suara itu seperti nya berasal dari arah dapur yang memang letaknya tidak jauh dari ruang keluarga ini.
Leo melirik jam dinding, baru pukul setengah 6 namun seseorang sudah beraktifitas di dapur. Perlahan ia bangkit dan berjalan menuju dapur.
Di sisi lain, Arra yang pagi ini bangun lebih awal, langsung pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Dia berniat membuatkan makanan kesukaan Leo, yaitu roti isi.
"Arra."
Arra menoleh saat mendengar namanya di panggil.
"Leo, kamu kok udah bangun?"
"Gue memang bangun sepagi ini. Lo lagi ngapain?" tanya Leo seraya mendudukan dirinya di kursi bar mini yang tersedia di dapur.
Arra tidak langsung menjawab, namun dia mengambil sesuatu di belakang nya.
"Ini minum susu coklat nya dulu. Roti isi nya sebentar lagi jadi, tunggu ya." ucap Arra yang baru saja meletakan segelas susu coklat hangat di hadapan Leo.
Leo menatap susu yang terlihat sangat menggiurkan itu, apalagi susu coklat adalah minuman kesukaan nya.
"Lo bangun sepagi ini buat bikinin gue sarapan?" tanya Leo.
Arra mengangguk, tangan nya terlihat sibuk meracik roti isi untuk Leo.
"Aku tau kamu pas bangun pasti lapar. Maka nya aku bikinin makanan duluan. Nanti kalau mommy udah bangun, kamu sarapan lagi."
Leo tersenyum, hati nya menghangat meski hawa di pagi ini cukup dingin.
"Terus, ini lo yang obatin?" tanya Leo seraya mengangkat tangan nya yang terbalut perban.
Lagi-lagi Arra mengangguk, "iya. Kalau nggak di obatin takut jadi infeksi. Nanti sepulang kuliah aku ganti lagi perban nya."
Leo menatap tangan nya, dia kembali teringat apa yang terjadi kemarin. Dan hati nya tiba-tiba kembali merasa sakit.
"Kemarin gue...."
"Ini roti isi nya udah siap, kamu makan dulu. Mudahan aja enak, karena aku jarang bikin ini." potong Arra yang sudah meletakan piring berisi 2 potong roti isi.
"Kamu makan, aku mau mandi dulu. Habisin, oke?" lanjut Arra yang langsung berlari meninggalkan Leo tanpa menunggu jawaban pemuda itu terlebih dulu.
Leo menatap kepergian Arra dengan perasaan yang campur aduk. Antara senang, sedih dan juga sakit.
Arra yang baru saja tiba di kamar nya, langsung duduk di atas tempat tidur nya. Dia menatap kosong ke arah pintu kamar.
Arra sedikit merasa bersalah kepada Leo karena ia memotong saat laki-laki itu sepertinya ingin menceritakan apa yang terjadi kemarin.
Bukan Arra tidak mau mendengarkan, tapi saat ini dia tau tubuh Leo sudah terlalu lelah untuk menangis. Biarkan pemuda itu lebih tenang, dan ia akan siap untuk mendengarkan seberapa besar sakit yang Leo rasakan.
Setelah beberapa menit Arra merenung, akhirnya ia memutuskan untuk langsung membersihkan diri dan bersiap ke kampus.
***
Arra dan Leo baru saja sampai di kampus mereka. Awalnya Arra dan Alyssa meminta Leo untuk libur, tapi tentu saja pemuda itu menolak nya. Dan kalian pasti tau kan apa alasan nya? :)
Seperti biasa, Leo akan mengantar Arra ke kelasnya terlebih dahulu. Namun saat baru saja memasuki gedung fakultas psikologi, seseorang memanggil Arra.
"Arra."
Arra dan Leo menoleh bersamaan. Terlihat Gladys yang sedang berlari menghampiri mereka.
"Hai." sapa Arra seraya tersenyum.
"Gue udah manggil lo berdua dari parkiran, tapi nggak dengar-dengar." ujar Gladys dengan wajah kesal nya.
Arra melirik Leo sejenak, "kami nggak tau. Maaf ya."
Gladys tertawa, "dih serius banget sih lo. Santai kali, ayo ke kelas."
Arra mengangguk, "Leo aku sama Gladys aja ya, kamu langsung ke kelas kamu."
"Gue antar sampai kelas." setelah mengatakan itu, Leo langsung berjalan melewati Arra dan Gladys.
"Ya udah biarin aja, lumayan punya bodyguard." celetuk Gladys membuat Arra memutar bola mata nya.
Akhirnya Arra dan Gladys menyusul Leo yang saat ini berhenti tepat di depan pintu masuk fakultas dan sedang menunggu mereka.
***
Setelah mengantar Arra hingga masuk ke dalam kelas, Leo langsung menuju fakultas nya yang cukup jauh dari fakultas Arra.
"Hai, Leo."
Leo tidak berhenti saat ada seseorang menyapa nya. Namun tiba-tiba orang itu menghadang nya.
"Leo aku manggil kamu tau."
Leo menatap datar seorang gadis yang berdiri di hadapan nya.
"Leo tangan kamu kenapa?" tanya gadis itu yang berniat ingin memegang tangan Leo yang terluka.
Leo segera menarik tangan nya saat gadis itu menyentuhnya.
"Apa mau lo?" tanya Leo dengan dingin.
"Maksud kamu?" gadis itu terlihat bingung dengan pertanyaan Leo.
"Gue bukan laki-laki yang bisa lo goda. Gue nggak minat sama cewek bekas pakai kayak lo."
Gadis itu terkejut mendengar perkataan tajam yang baru saja ia dengar.
"Leo, maksud kamu apa? Aku bukan cewek yang kayak gitu."
Leo tersenyum miring, "mungkin lo bisa nipu semua orang dengan wajah polos lo itu, tapi itu nggak berlaku buat gue."
Leo langsung berlalu melewati gadis itu yang mematung di tempatnya.
"Leo kamu keterlaluan." lirih gadis itu dengan mata berkaca-kaca. Tangan nya mengepal kuat. Ini adalah kedua kali nya dia di rendahkan oleh Leo, dan sial nya ia tidak bisa membenci laki-laki itu.
"Aku bakalan buat kamu jadi milik ku, lihat aja nanti Leo." gumam gadis itu dengan tekad yang sangat kuat.
Pepet terus neng Gladys cpa tau bisa jodoh 🤭🤭🤭