"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Tidak ada tanda-tanda dari mereka lagi, kemungkinan mereka berbalik, karena wilayah ini termasuk curam dan sulit untuk dilalui.
Aku juga melihat tidak ada tanda-tanda kehidupan disini.
Apa disini benar-benar hanya lembah kosong dan hutan?, pikir ku.
Setelah mengitari seluruh lembah, aku kembali ke reruntuhan.
Aku melihat ada sebuah tangga ke bawah tanah di ujung reruntuhan dan sedikit tertutup. apakah ada ruang bawah tanah di reruntuhan ini?, aku kembali menemui putri lenora dan aurora dahulu.
"Kalian sudah selesai tanya ku?" Tanya ku.
"Ya" jawab putri lenora.
"Aku melihat ada jalan ke bawah, ayo kita kesana" ajak ku, mereka berdiri.
Sampai dibawah ada ruangan kosong tetapi ada satu pintu lagi.
"Tidak ada yang tau pintu itu mengarah kemana, jadi aurora berikan aku sihir itu terlebih dahulu" ucap ku.
Dia mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tongkat sihirnya.
"Gunakan dengan bijak" ucap nya saat memberikannya pada ku.
"Terima kasih" ucap ku, kemudian aku duduk bersila di sebuah batu.
"terserah kalian mau melakukan apapun selagi menunggu, tapi jangan keluar dari tempat ini" ucap ku lagi, kemudian menggunakan skill membaca cepat, tidak ada satu menit aku selesai membaca. Kemudian aku melatih skill itu di alam bawah sadar ku, aku memejamkan mataku.
"Apakah akan lama aurora?" Tanya putri lenora setelah satu jam berlalu.
"Tentu saja, aku sudah mempelajari itu sebulan, tapi belum menemukan kunci dari sihir itu" jawab aurora.
"Dia harus tetap bangun sekarang, dia tidak boleh membiarkan kita selalu menunggunya" seru aurora.
"Dia mungkin akan bangun sebentar lagi" jawab putri lenora.
"Ayolah butuh waktu untuk mempelajari itu, apakah dia lupa dia membawa kita? Aku akan membangunkannya" balas aurora yang berjalan ke arah ku.
"Tidak perlu" ucap ku saat membuka mata.
"Sihir itu sulit bukan? Apa kau menyerah?" Tanya aurora.
"Tidak, bahkan lebih mudah dari yang ku bayangkan, aku pernah belajar sihir lebih sulit dari ini" jawab ku.
"Ehhh? Aku tidak percaya, kau mengada-ada" balas aurora.
"Putri lenora, kemari lah" panggil ku, putri mendekat di hadapan ku. Aku berdiri, kemudian melambaikan salah satu tangan ku di wajahnya.
"Tidak buruk" ucap ku setelah berhasil mengubah wajahnya.
"Heh?? Kau serius bisa melakukannya" kaget aurora.
"Apa yang kau lakukan Nicolas?" Tanya putri.
"Mengubah wajah mu agar kita tidak dikenali, tapi efek ini tidak berlaku saat kita tidur" jawab ku.
"Kau ingin melihatnya?" Tanya ku.
"Iya" jawab putri.
"Hey aurora kau pasti punya cermin kan?" Tanya ku, karena setiap penyihir pasti memiliki cermin.
"Tentu saja" jawab aurora kemudian keluar dari tongkat sihirnya lagi.
Putri lenora mendekat ke aurora, kemudian bercermin.
"Seperti bukan diriku" ucap sang putri.
"Setidaknya ini yang bisa kita lakukan sementara" ucap ku kemudian mengubah wajah ku sendiri.
"Kau bahkan lebih tampan dengan wajah itu" seru aurora.
"Terserah apa kata mu" jawab ku.
"Oiya kau berjanji untuk mengajari ku sihir itu" balas aurora lagi.
"baiklah, tapi sebelum itu ayo kita keluar dahulu" ucap ku dan melangkah naik, mereka mengikuti.
Sekarang sudah malam.
"Disini indah" ucap sang putri memandangi langit yang dipenuhi bintang-bintang yang berkelap-kelip dan bulan yang sangat terang.
"Ya, seperti dirimu putri lenora" sahut ku.
"Apa kita kesini hanya untuk melihat langit?" Tanya aurora.
"Jangan menganggu suasana" jawab ku.
"Baiklah, silahkan lanjutkan kalian berdua, hah" aurora menggerutu dan duduk di atas sebuah batu.
"Maaf aurora, aku tidak berniat memojokkan mu, tapi langitnya sangat indah bukan?" Ucap putri lenora, kemudian duduk disamping aurora.
"Ya, sangat indah, ini pertama kalinya" balas aurora.
Kemudian aku mengubah wujud ku menjadi vampir.
"Mengapa kau menggunakan wujud itu?" Tanya aurora.
"Tentu sjaa untuk memangsa mu" jawab ku dan tersenyum ke arahnya.
"Aku tidak akan membiarkan mu" jawab aurora dengan mengangkat tongkat sihirnya ke arah ku.
"Turunkan tongkat mu, aku hanya bercanda" balas ku, dia menurunkan tongkatnya.
"Jika memang aku berniat melakukan itu, aku tidak akan memberi tahu mu" ucap ku lagi.
"Lalu kamu ingin apa?" Tanya aurora.
"Diam dan lihat saja" jawab ku, kemudian mengangkat kedua tangan ku, aku menyerap cahaya bulan lagi.
Ketika kekuatan ku terasa pulih, aku kembali ke bentuk manusia. Untuk menggunakan sihir penyerapan cahaya bulan harus menggunakan wujud vampir.
"Jadi kamu mengubah cahaya bulan menjadi energi sihir mu?" Tanya aurora.
"Ya" jawab ku singkat.
"Bagaimana kamu melakukannya?" Tanya aurora.
"Ini hanya bisa dilakukan oleh vampir tingkat atas seperti ku" jawab ku.
"Begitu" sahut aurora.
Aku berjalan ke arahnya.
"Persiapkan diri mu, aku akan mengajari mu sihir pengubah wajah itu" ucap ku ketika berada di depannya.
Dia duduk bersila, tangan kanan memegang tongkatnya dan tangan kiri berada di atas paha kirinya dengan telapak ke atas serta jari tengah dan jempol membuat lingkaran. Ia memejamkan matanya.
Aku menempelkan jari telunjukku di keningnya, kemudian menyalurkan ilmu sihir itu.
"Pelajari dengan baik dan pahamilah" ucap ku sambil mentransfer ilmu ini di kepalanya.
Tak lama melepaskan jari telunjuk ku dari keningnya, aku selesai.
"Apa dia akan baik-baik saja?" Tanya putri lenora.
"Ya, kita tunggu beberapa menit" jawab ku.
"Yey aku berhasil, terima kasih nicolas" seru nya saat membuka mata.
"Bagaimanapun kau bisa menguasai sihir ini dengan cepat" tanya aurora lagi.
"Karena aku vampir yang jenius" jawab ku.
"Ayo kita coba" ucap nya kemudian mengarahkan telapak tangannya ke wajahnya sendiri dan melihat cermin.
"Berhasil" ucapnya lagi dan menyimpan kembali cerminnya.
"Baik wajah asli mu atau palsu sama saja, tidak ada bagus-bagus nya" sahut ku mengembalikan ejekannya tadi.
"Biarlah" jawab aurora dengan membuang wajahnya.
"Hey hey aurora, sepertinya kamu harus memanggil ku guru, aku telah memberi kekuatan serta ilmu ku ahaha" ucap ku lagi kemudian tertawa.
"Tidak akan" jawab nya.
"Baiklah lain kali aku tidak akan mengajarimu lagi" balas ku.
"Aku bisa mempelajarinya sendiri" balasnya.
"Kita lihat nanti" jawab ku.
"Ahhh" putri lenora menguap.
"Kalian lebih baik tidur, kita teruskan perjalanan besok pagi" ucap ku.
"Iya aku juga sudah lelah" sahut aurora.
"Mungkin ruang bawah tadi aman, kalian tidur lah disana" balas ku.
"Bagaimana dengan mu?" Tanya putri lenora
"Aku akan berjaga disini" balas ku.
"Ayo putri, lebih baik kita tidur" ajak aurora menarik tangan putri, mereka berjalan turun ke ruangan bawah.
Entah kenapa malam ini aku merasa tenang, aku merentangkan tubuhku di sebuah batu yang sedikit lebih besar, menatap langit, sungguh benar-benar indah, semakin lama aku didunia manusia, semakin aku menyukainya, aku melupakan semua masalah ku sejenak.