PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
YUKI DAN DOKTER RAYAN
Ayana mengerutkan alisnya melihat sikap Rayan. Tak seperti biasanya Rayan yang selama ini seakan tak pernah mau jauh darinya, kini menatapnya dengan malas
"Ada apa..? Apa aku ada salah..?" Tanya Ayana tanpa basa basi
Rayan tetap bersikap dingin seolah tidak mendengar pertanyaan Ayana. Bukan Rayan tega, tapi karena hatinya sedikit kecewa karena Ayana bahkan tidak mengabarinya soal pertemuannya dengan mantan suaminya pagi tadi. Rayan merasa bahwa Ayana belum menerimanya sepenuhnya
Ayana menarik lengan Rayan mengajaknya menoleh ke arahnya. Namun Rayan tetap pada sikap dinginnya. Ayana mendesah. Di saat hatinya sudah mulai menerima kehadiran Rayan dalam hidupnya, Rayan justru bersikap dingin padanya
"Jika aku ada salah, aku minta maaf.. Tapi tolong kasih tau dimana letak kesalahanku.. Biar aku bisa memperbaikinya.." Ucap Ayana menatap Rayan
Rayan menunduk
"Seharian ini aku menunggumu datang ke kamar Yuki tapi kamu gak datang.." Ucap Ayana bersandar di punggung Rayan
Rayan terkejut mendapati Ayana bersandar di punggungnya tanpa canggung. Bahkan mencurahkan perasaannya disana. Rayan tidak tega terus mendiaminya. Rayan meraih tubuh Ayana masuk dalam dekapannya
"Ada apa..? Apa ada masalah sama kesehatan Yuki..?" Tanya Rayan mencoba mencairkan suasana di antara mereka
Ayana semakin mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya di dada Rayan. Disana dia bisa menemukan rasa nyaman. Rayan yang melihat sikap Ayana yang tak biasa, hanya diam meski merasa aneh dengan sikap manja Ayana
"Tadi kesini mau ngapain..? Mau ketemu Mika..?" Tanya Rayan yang baru sadar mereka berada di depan ruangan dokter Mika
Ayana menggeleng pelan dalam pelukkannya
"Aku nungguin kamu gak datang datang juga. Jadi aku keluar nyari angin, gak sengaja ketemu kamu disini.." Jawab Ayana jujur
"Maafkan aku.. Aku cemburu saat melihat kamu sedang bersama dengan mantan suami kamu itu.. Dan kamu gak ngabarin aku, itu yang membuat aku semakin cemburu.." Ucap Rayan tanpa menutupi apa yang dirasakannya
Ayana melerai pelukkannya dan menatap wajah Rayan
"Tadi mas Arman ngajak ngobrol berdua di cafe.. Dia gak mau kita menikah karena gak mau Yuki memiliki Ayah sambung.. Bahkan dia mengancam mengambil alih hak asuh Yuki.. Aku tau itu hanya senjatanya untuk mengelabui aku dan mau kembali rujuk dengannya.." Tutur Ayana menatap wajah Rayan
Rayan resah mendengar ucapan Ayana. Ada perasaan takut di hatinya akan kehilangan Ayana. Ayana menggenggam tangan Rayan dan tersenyum
"Bismillah.. Aku gak akan mundur.. Hatiku sudah memilih kamu dan aku percaya kamu adalah lelaki yang berbeda.." Ucap Ayana mantap tanpa ada keraguan lagi
Rayan tersenyum bahagia mendengar ungkapan perasaan Ayana padanya. Rayan meraih Ayana dalam dekapannya hingga dia lupa keberadaan mereka sedang menjadi tontonan orang di sekitar mereka berada
Rayan melerai pelukan mereka dan merogo ponsel di saku celananya yang berdering. Terlihat di layar nama Mika sedang memangil
"Hallo.. Kok lama banget sih..? Buruan, ini udah malam.. Mau pulang apa gak ni..? " Gerutu Rayan saat menerima panggilan dari sepupunya itu
"Aku naik taksi aja.. Gak enak ganggu orang pacaran.. Daahhh" Jawab Mika dari seberang sana dan langsung mematikan panggilannya secara sepihak
"Kenapa mas..?" Tanya Ayana setelah Rayan menyimpan kembali ponselnya ke saku celananya
"Tadi Mika nelephone minta di jemput pas aku udah di rumah.. Tapi ini katanya dianya mau naik taksi gak enak ganggua kita pacaran katanya.." Jawab Rayan tersenyum menatap Ayana
Ayana tergelak mendengar penjelasan Rayan yang menurutnya Mika hanya menjahili Rayan saja
***
Keesokan harinya, Ayana dan bu Lela tengah sibuk membereskan pakaian mereka ke dalam koper. Sore ini Yuki sudah di perbolehkan pulang ke rumah.
"Ayah.." Sapa Yuki menghampiri Arman yang kebetulan datang membawa boneka untuknya
"Wahhh anak Ayah udah sembuh sayang.." Sapa balik Arman mengelus pipi Yuki dan membawa Yuki dalam gendongannya
Bu Lela dan Ayana hanya melirik sebentar ke arah Arman dan kembali melanjutkan kegiatan mereka.
"Bu, Aku ngurus administrasi dulu sebentar.. Tolong Ibu Awasi Yuki dulu ya bu.." Ucap Ayana pada sang Ibu
"Nak.. Apa hasil dari menjual emas peninggalan bapak kamu cukup untuk bayar perawatan Yuki nak..? " Tanya sang Ibu sedikit berbisik khawatir mantan menantunya mendengar percakapan mereka
"Insya Allah bu.. Aku juga udah narik semua tabunganku jadi Insya Allah cukup.." Ucap Ayana mengelus lengan sang Ibu
"Iya sudah aku keluar dulu ya bu.." Pamit Ayana yang langsung berjalan menuju pintu keluar
Dari jauh, Ayana melihat Rayan sedang berada di tempat pembayaran administrasi bersama dokter Mika. Ayana berhenti sejenak menunggu keduanya pergi terlebih dahulu dari tempat itu
Hampir 20 menit Ayana menunggu hingga akhir keduanya beranjak pergi dari sana
"Maaf bu, pasien atas nama Yuki Raisha sudah tidak ada tagihan lagi.. Semua biaya administrasinya sudah lunas.." Tutur petugas administrasi santun
Ayana terkejut mendengar ucapan petugas admin tersebut
"Maaf kalau boleh saya tau, siapa ya yang melunasi biaya rumah sakit anak saya..?" Tanya Ayana dengan mengangkat alisnya ke atas
"Dokter Rayan bu.. Beliau baru baru saja dari sini.." Jawab petugas tersebut
Ayana terkejut mendengar jawaban petugas tersebut. Ayana menyesal tidak mengetahui bahwa ternyata tadi Rayan sedang melakukan transaksi biaya pengobatan anaknya. Jika dia tahu, dia pasti sudah mencegahnya
"Ayana.." Suara bariton Arman yang begitu khas memanggil Ayana dari arah samping
Ayana hanya menoleh sejenak lalu beranjak pergi meninggalkan Arman disana. Arman menyusul Ayana dan dengan cepat menarik pergelangan tangannya, mencoba menahan untuk tinggal sejenak.
"Biaya perawatan Yuki biar aku yang urus.. Kamu temui Yuki aja di kamarnya, sejak tadi di rewel mencari kamu.." Ucap Arman masih dengan menahan tangan Ayana
Ayana melirik sejenak tangannya yang di mencekal kemudian beralih menatap wajah Araman.
"Gak usah mas.. Semua sudah di bayar lunas.. Simpan aja uang mas untuk kebutuhan istri mas Arman.." Ucap Ayana datar
Ayana sengaja tidak menyebutkan siapa yang melunasi biaya perawatan Yuki pada Arman karena pasti akan berujung pertengkaran. Ayana meninggalkan Arman yang diam mematung menyesal tidak bisa lagi menarik simpatik Ayana karena ulahnya sendiri
Sesampainya di kamar rawat Yuki, Rayan sudah berada disana sedang menunggunya
"Ayana.. Ayo kita pulang.. Kalian biar aku yang nganter.. Sekalian aku nunggu mama sapa papa disana.. Mereka mau berkunjung.." Ucap Rayan saat Ayana di ambang pintu masuk
Ayana bingung harus menjawab apa. Dia hanya diam menatap sang Ibu yang menganggukkan kepala bermaksud meminta Ayana untuk menyetujuinya
Sesampainya di parkiran.. Yuki terkejut sekaligus happy melihat ada boneka yang sengaja Rayan simpan di dalam mobil untuk Yuki. Ayana yang mendengar celotehan Yuki ikut tersenyum bahagia
"Nah gitu dong.. Senyum biar makin cantik.." Ucap Rayan menatap Ayana
"Mama memang cantik kok om doktel.." Sahut Yuki menimpali
Ayana tergelak melihat keduanya yang saling sahut ahutan soal dirinya
"Om dokter boleh gak dekat dekat sama mama..? " Tanya Rayan ingin tahu respon Yuki
"Om doktel kan nyetil. Gak boleh nanti bahaya.." Jawab Yuki polos
"Bukan duduk dekat mama sayang.. Tapi jadi teman dekat gitu maksud om.." Ucap Rayan menjelaskan
"Ayana.. Gimana jelasinnya.. Tolong bantu.." Bisik Rayan pada Ayana
Ayana tergelak mendengar permintaan Rayan. Dia sendiri bingung harus jelasin dari mana..
"Tau ah bingung.. Nanti aja jelasinnya.. Harus pelan pelan biar dia paham, tapi gak boleh di paksa juga kalau memang dia belum bisa menerima.." Ucap Ayana masih dengan tawanya
**BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH SUDAH SETIA MEMBACA NOVEL RECEH SAYA INI.. 😇🙏🙏💞**
.