siapkan tisu sebelum membacanya ya geees.. cerita mengandung bawang 😅
" kamu harus menikah dengan Rayhan. Shena" ucap ibu lirih
"Kenapa harus Shena Bu? bagaimana dengan mas Arhan yang sedang berjuang untuk Shena?" aku menyentuh lembut jemari ibuku yang mulai keriput karena usia yang tidak muda lagi.
"menikahlah Shena. setidaknya demi kita semua, karena mereka banyak jasa untuk kita. kamu bisa menjadi suster juga karena jasa mereka, tidakkah ada sedikit rasa terima kasih untuk mereka Shena?"
ibuku terlihat memohon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BEETEMU DOKTER ANDI
"Mas berapa lama kita akan tinggal di sini?"
Aku memandang mas Rayhan yang baru saja selesai menelpon anggotanya yang ada di desa. Dia menatapku, masih tatapan yang sama yang selalu dia berikan padaku dingin, datar dan tidak ada sedikit pun senyum dia berikan untukku
"Sampai saya bosan" jawabnya
"Mas, kamu ada niat kah supaya kita memperbaiki hubungan ini?" entak keberanian dari mana aku berani menanyakan hal itu
Mas Rayhan mengerutkan keningnya "Kenapa kamu bisa berpikir begitu?"
"Bisa mas, karena kita suami istri dan selama ini sikap kamu kepadaku bukan layaknya suami kepada istri"
"Jangan berharap lebih sama hubungan ini, Shena. Aku selalu mengatakan itu!" dia berkata dengan tegas. Tatapannya terlihat beda. Bukan ekspresi dingin lagi yang aku rasakan tapi ada kemarahan di matanya.
"Mas setidaknya untuk anak yang aku kandung, bisa tidak kamu bersikap selayaknya suami normal, saya butuh dukungan saat ini mas. Perlahan tetapi sering saya merasakan sakit-"
"Tidak!"
Aku terdiam mendengar ucapannya. belum selesai aku bicara dia malah memotongnya begitu saja. Apakah tidak ada rasa simpati sedikitpun padahal yang aku kandung adalah anaknya
"Bukan untukku tapi demi anakmu apa kamu nggak mau mas?"
"Kamu hanya mencari alasan dengan anak di kandunganmu, Shena. Berhentilah menuntut apapun dariku"
"Baiklah, jangan salahkan aku kalau nanti ada orang lain yang akan memperhatikan aku dan anakku" aku berdiri dari dudukku jujur aku capek bicara dengannya.
"Apa maksudmu?"
Aku berbalik badan dan mencoba menjelaskan apa yang tidak dia mengerti "Kamu tau maksudku"
"Jangan berbuat dosa Shena. Kamu masih istriku"
"Apa mas istri kamu? Kamu mengatakan aku istri kamu? Apa aku tidak salah dengar?"
"Terserah kamu saja, aku nggak ingin berdebat denganmu. Jangan ganggu aku aku mau istirahat" ucapnya sambil pergi meninggalkanku
Aku tersenyum melihat ekspresi mas Rayhan sepertinya dia tidak sekasar sebelumnya. Dia hanya menghindari aku karena janji masa lalu. Janjinya sama Naila dan cintanya yang katanya sudah ia kubur bersama Naila
Ah aku jadi penasaran sama mas Rayhan apakah mungkin lambat Laun dia akan tergoda oleh istrinya sendiri
...****************...
sore hari aku melangkah menuju kamar mas Rayhan. Semakin hari aku semakin berani padanya. Aku tidak peduli dengan suara tegasnya dan juga tatapan horornya itu. Karena aku diam pun nggak ada gunanya walaupun dia tidak suka atau karena terpaksa saat ini dia selalu memenuhi keinginanku.
"Mas" aku berdiri di ambang pintu kamarnya
Dia menoleh dengan tatapan heran kepadaku."Ada apa?"
"Mas, jalan-jalan yuk" ajakku sambil tersenyum. Barangkali dia terpesona dengan senyum manisku
"Tidak!" dia kembali menatap layar ponselnya
Aku berdecak kesal "Tega bener sih padahal aku cuma lagi ngidam pengen makan takjil mas"
"Jangan mencari alasan, kamu kan nggak puasa!"
"Mas"
"Enggak!"
"Tega bener sama anak sendiri, jangan sampai nanti ketika lahir dia membencimu, mas."
"Kamu selalu mencari alasan dan menjadikan kehamilanmu sebagai senjatamu, Shena" dia berkata tegas, tapi kali ini tidak membuatku takut lagi
"Ya udah kalau gitu aku mau pergi dengan Lilis"
Dia kembali menatapku dengan tatapan dingin tapi setelahnya dia kembali fokus ke layar ponselnya
"Mas, aku pergi dengan Lilis ya?"
"Terserah!"
"Minta uang" ucapku sambil tersenyum
"Buat apa?"
"Buat jajan dong mas. Lagi pula kamu nggak pernah ngasih aku uang kan?"
Mas Rayhan turun dari kasurnya dan mengambil dompet di dalam laci. Dia mengeluarkan satu kartu ATM yang dia punya. Dia melangkah mendekatiku
"Nih ambil"
"Memang tidak ada yang cash mas? Lima puluh ribu misalnya?"
"Kenapa kamu bawel sekali, wanita di luar sana nggak ada yang protes kalau misal di kasih kartu" ucapnya dengan kesal
"Ya udah terima kasih mas, aku mau pergi dengan Lilis. Siapa tau ketemu pria tampan lumayan buat cuci mata" ucapku dengan asal
"Jaga Marwah, Shena!"
Aku tertawa mencoba mengabaikan ucapannya. lagian aku hanya bercanda mengatakan itu "Ya kali aku memperhatikan pria lain, aku juga tau batasan karena sudah punya suami"
Aku keluar dari kamar mas Rayhan dan menemui Lilis di dapur "Lis, keluar yuk!"
"Kemana mbak"
"Jalan-jalan sore aja, cari takjil. Yang di perut pengen jalan-jalan Lis bosan di rumah terus " ucapku terkekeh
"ya udah tapi saya di traktir kan mbak"
"Tenang saja kita habiskan uang di kartu mas Rayhan ini"
Akhirnya kami berdua pergi dengan motor matic milik lilis.
"Lis, kita narik uang cash dulu ya. Aku nggak pegang uang cash"
"Oke mbak" Lilis menghentikan laju motornya di depan sebuah ATM. Aku syok melihat saldo di kartu mas Rayhan. Apa dia nggak takut memberikan padaku, ah isinya terlalu banyak. Aku mengambil beberapa lembar uang seratusan dan kembali menghampiri Lilis yang menungguku di parkiran sambil memainkan ponselnya.
"Shena!" aku mendengar ada yang memanggilku. aku menoleh ke arah suara itu
"Dokter Andi?"
"Assalamualaikum Shena"
"Wa'alaikumsalam Dok"
"Saya kira siapa, pangling saya. Penampilan kamu jauh berbeda dari beberapa tahun lalu. Kamu sekarang lebih cantik pakai hijab"
"Alhamdulillah doakan Istiqomah ya dok. Saya baru belajar Dok"
"Kamu kenapa nggak balik ke rumah sakit. Apa belum selesai mengurus pasien yang waktu itu?"
"Alhamdulillah pasien yang saya rawat sudah sehat Dok. saya nggak balik ke rumah sakit karena saya sudah menikah jadi harus ikut kata suami"
"Kapan kamu nikah? kenapa kamu tidak di undang."
"Hanya pernikahan sederhana Dok, cuma di hadiri keluarga saja"
Di saat sedang mengobrol dengan dokter Andi aku di kejutkan dengan kedatangan mas Rayhan
"Shena"
aku mendekati mas Rayhan. Dokter Andi pun menoleh melihat siapa yang datang.
"Suami saya Dok"
"Oo ya udah kalau gitu saya pamit ya SHen. Masih ada urusan di rumah sakit. Assalamualaikum" ucap dokter Andi sambil berpamitan
"Wa'alaikumsalam" jawabku sambil tersenyum
paling yaah jealous 2 dikit laaah
manusiawi kok...
biar si Rayhan 'lupa' pd naila..
kini dia hrs menjaga shena, masa depan nya
apa aj itu isinya????
wkwkwk
stlh shena sembuh,
gugat cerai ajalah si Rayhan...
Kdrt pun...
hahhh.
walaupun cerai itu boleh tp ttp dibenci.Alloh....
dan shena masa depanmu..
Ray...
bisakah kamu membedakannya?
bukan berarti kamu hrs melupakan Naila...
pria bermuka dua