NovelToon NovelToon
SANG PEBINOR

SANG PEBINOR

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:614.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: sendi andriyani

Tak semua perjodohan membawa kebahagiaan, hal ini terjadi pada Melisa Prameswari dan Dion Mahessa.


Keduanya menikah atas kesepakatan antara keluarga. Namun, setelah bertahun-tahun membina rumah tangga, tak ada kebahagiaan sama sekali.


Hingga satu hari, Dion dan Melisa pindah ke rumah baru dan saat itulah Melisa seolah menjadi sosok berbeda setelah bertemu dengan seorang pemuda bernama Arvino Sanjaya.


Puncaknya, saat Dion dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perselingkuhan istri dan tetangga nya itu.


Bagaimanakah nasib pernikahan Dion dan Melisa? Apakah akan berakhir atau sebaliknya, ataukah Melisa malah memilih Arvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - SANG PEBINOR

Pagi harinya, Melisa terbangun lebih dulu dari pada suaminya. Karena semalam dia pulang pukul dua dini hari, jadinya jam segini dia belum bangun juga. Beruntunglah, hari ini dia masih belum mengajar jadi mungkin itulah alasan nya kenapa dia masih tidur jam segini. 

Melisa mengikat rambut nya ke atas seperti ekor kuda dengan karet, lalu keluar dari kamar. Untuk pekerjaan pertama, dia menyapu rumah lalu mengepel hingga bersih dan rumah berbau wangi. 

"Eehh, Neng Melisa. Beres-beres, Neng?" Sapa ibu-ibu yang akan pergi ke kebun mereka.

"Iya, Bu. Mau kemana Bu?"

"Ke kebun, Neng. Biasa mau nanam sayuran." 

"Ohh, begitu ya Bu. Disini ada tukang sayur gak ya, Bu?" Tanya Melisa, sebagai warga baru dia belum terbiasa dengan suasana kampung disini, juga belum tau apa-apa karena baru sekitar lima hari pindah kemari dan selama itu dia tak pernah melihat tukang sayur.

"Ada, sebentar lagi. Tapi deket rumah nya Nak Arvin, biasa nya mangkal Neng." 

"Ohh, terimakasih ya Bu ibu." 

"Sama-sama, Neng." Jawab ibu-ibu, mereka pun pergi sambil menggendong yang entah apa isinya. Menggendong nya pun dengan kain panjang bermotif batik, seperti kain jarik.

Melisa pun kembali masuk ke dalam rumah setelah menyelesaikan pekerjaan nya, dia pun kembali ke kamar setelah menyimpan pel ke kamar mandi.

"Mas.."

"Hmmm, apa sih?"

"Minta uang, aku mau beli sayuran." Ucap Melisa pelan. Dipan terbangun, merogoh saku celana nya lalu melempar selembar uang berwarna merah.

"Buat belanja hari ini, besok aku kasih lagi." 

"Iya, Mas." Jawab Melisa, dia pun kembali keluar dari rumah. Tak lupa dia mengambil cardigan untuk menutupi tubuh nya dari daster yang dia pakai. 

Melisa menutup pintu rumah nya, lalu berjalan keluar dengan perlahan. Ternyata, di dekat rumah Arvin sudah banyak ibu-ibu yang juga mungkin menunggu tukang sayur. 

"Pagi, Bu ibu." Sapa Melisa ramah.

"Eeh, Neng Meli. Beli sayur neng?" Balas mereka tak kalah ramah.

"Iya, Bu." Jawab Melisa, tak lupa dengan senyum manis nya.

"Ya sudah, ayo disini gabung." Ajak ibu-ibu itu, Melisa pun ikut duduk di samping mereka sambil mengobrol santai.

Beberapa menit kemudian, pandangan Melisa tertuju ke arah seseorang yang tengah berlari sambil bertelanjaang dada. Otot-otot bisep nya terlihat menonjol, dada nya yang liat, juga perut dengan enam roti sobek yang sangat menggoda. 

"Lari pagi, Nak Arvin." Sapa salah satu ibu-ibu pada Arvin. Ya, orang yang tengah berlari melewati kerumunan ibu-ibu itu adalah Arvin.

"Iya, Bu. Biar sehat, banyak aset yang harus di jaga, masih bujangan soalnya." Jawab Arvin sambil terkekeh, membuat Melisa terdiam. Melihat tubuh Arvin sedekat itu membuat hati nya berdebar tak karuan, bahkan aneh nya inti nya terasa basah. 

Apalagi jika melihat sesuatu yang tersembunyi di balik celana kolor selutut yang di kenakan pemuda itu, nampak menggembung, seperti nya terdapat harta karun di dalam nya.

"Iya dong, harus kuat dan tahan lama." Celetuk salah satu ibu-ibu yang memancing gelak tawa ibu-ibu yang lain nya. Hanya Melisa yang terlihat diam, bukan nya tak senang, tapi pembahasan ini cukup vulgar meskipun hal itu bukanlah hal tabu bagi dirinya yang sudah menikah.

"Makanya, cepetan punya bini Nak Arvin. Sayang itu harta karun nya kalo gak di pake, keburu karatan." Goda yang lain.

"Nanti, nunggu doi cerai dulu sama suami nya." Jawab Arvin, membuat Melisa mendongak. Pemuda itu tersenyum manis ke arah Melisa, buru-buru wanita itu memalingkan wajah nya. Entah kenapa, dia merasa kalau Arvin sedang membicarakan dirinya. 

Tapi mungkin itu hanya perasaan nya saja, dia tak boleh terlalu percaya diri, bisa-bisa dia malu setengah mati kalau sampai praduga nya salah besar. 

"Wahh, doyan bini orang ternyata." 

"Lebih menantang, Bu. Bini orang lebih menggoda dari pada gadis." Jawab Arvin, dia tertawa lalu masuk ke dalam rumahnya. 

Tak lama kemudian, tukang sayur yang di tunggu-tunggu pun datang. Melisa dan ibu-ibu pun mulai berbelanja aneka sayuran dan lauk sesuai kebutuhan dan budget masing-masing.

Setelah Melisa hampir selesai, hanya tinggal menunggu kembalian saja, Arvin keluar dari rumah nya. Pemuda itu mengenakan kaos berlengan pendek warna hitam, dengan celana kolor tadi. Namun dari rambut nya, terlihat jelas kalau dia sudah mandi. 

"Wahh, sudah pada selesai ya?" Tanya Arvin sambil tersenyum.

"Iya nih, sudah. Mau belanja apa nih anak bujang?" 

"Rencana mau bikin orek tempe, sama tumis sayur, sambel cumi." Jawab Arvin sambil memilih bahan-bahan yang dia butuhkan.

"Wihh, bujang yang satu ini pinter masak ya."

"Haruslah, hidup mandiri harus serba bisa. Nanti kalo udah punya istri, biar gak terlalu nyusahin istri. Ada kalanya istri juga capek, malah di suruh-suruh gitu." Jawab Arvin sambil tersenyum manis. 

"Wahh, bijak sekali anak bujang ini." 

"Udah dewasa, ya harus bertindak sesuai usia nya bukan sesuai keinginan, Bu." Jawab Arvin. 

"Ini kembalian nya, Neng." Ucap Abang tukang sayur itu pada Melisa. Wanita itu mengambil kembalian nya dan berpamitan kepada ibu-ibu. 

"Saya duluan ya, Bu. Mau masak dulu, keburu suami bangun."

"Iya, nanti kita makan bareng yuk?" Ajak salah satu ibu-ibu.

"Boleh, Bu. Nanti selesai masak saya kesana, duluan ya Bu ibu." Jawab Melisa, dia pun pergi dengan menjinjing tas kresek berisi sayuran dan bahan makanan lain nya.

"Udah cantik, baik, ramah lagi ya." Puji salah satu ibu-ibu itu sambil menatap punggung Melisa yang sudah menjauh menuju rumah nya.

"Nyari cewek kayak mbak Melisa dimana ya? Info nya dong Bu ibu." Celetuk Arvin membuat ibu-ibu itu tertawa.

"Ohh, mau nya yang kayak Neng Meli toh? Susah, jarang-jarang ada wanita paket komplit begitu."

"Kali aja masih ada, beruntung banget kayak nya kalo punya istri kayak mbak Melisa ya. Ngehayal aja dulu gapapa." Celoteh pemuda itu membuat ibu-ibu tertawa. Mereka menganggap ucapan Arvin hanya sebagai candaan, padahal Arvin serius mengatakan hal itu. 

Kalau saja Melisa itu masih gadis atau sudah menjanda, takkan berpikir dua kali pasti dia akan datang untuk mempersunting nya. 

Setelah selesai dengan obrolan di Abang tukang sayur, semua ibu-ibu juga Arvin kembali ke rumah mereka masing-masing, mulai memasak untuk sarapan. 

Saat ini, Melisa sedang sibuk memasak ayam balado, tumis sawi putih yang di campur dengan udang, juga sambel kesukaan suami nya. 

"Mas, aku boleh makan sama daging? Mau makan bareng sama ibu-ibu."

"Ya, ambil satu saja. Sisa nya buat aku makan siang, makan malam juga. Kamu makan sama sayur aja, biar sehat." Ucap Dion dengan wajah datar nya, seolah tidak peduli pada istrinya.

"Iya, Mas. Makasih." 

"Hmmm.." Dion makan dengan lahap, sedangkan Melisa memilih untuk membersihkan kompor dan mencuci peralatan bekas dia memasak barusan.

Setelah memastikan suami nya selesai makan, barulah Melisa mengambil nasi dan satu potong daging, sayur juga sambel yang dia buat. Lalu membawa nya keluar rumah, meninggalkan Dion sendirian sedang menonton televisi di ruang tengah. 

"Neng, sini." Ajak salah satu ibu-ibu itu sambil menggerakan tangan nya, Melisa pun berjalan mendekat dan duduk di dekat salah satu ibu-ibu itu.

"Wihh, keliatan nya masakan Neng Meli enak-enak deh."

"Silahkan di cobain, Bu. Seadanya aja." Tawar Melisa. Ibu-ibu itu pun mencomot sayur, karena daging hanya ada satu potong saja. 

"Wah, ini enak Neng. Pinter masak ya ternyata."

"Hanya hobi, Bu." Jawab Melisa sambil tersenyum. Kemudian, semua nya memulai makan dengan lahap sambil sesekali melempar obrolan dengan candaan yang membuat Melisa merasa nyaman. Lingkungan baru nya punya beberapa kebiasaan yang tidak ada di tempat dia tinggal dulu. 

Tanpa Melisa sadari, sedari tadi Arvin menatap nya dari dalam rumah nya. Pemuda itu nampak nya sangat serius untuk bisa memiliki Melisa. 

"Haruskah aku merebut mu dari suami mu, Mbak? Aku tak rela melihat mu di sia-siakan suami mu sendiri, aku sakit melihat mu di perintah-perintah seperti itu. Kamu juga seperti tak bahagia, lalu salahkah jika aku ingin membahagiakan mu?" 

........

🌻🌻🌻🌻🌻

1
Nur Aidi Athi
Kecewa
Nur Aidi Athi
Buruk
Norleha Arsad
malas baca perempuan curang sama lelaki lain
Nining Chili
👍👍
Rini Haryati
bagus
Aya'Na Soraya
Jeleeeeek
siapa aku: Waduuh... org baru mampir 😅
total 1 replies
Umiati Ati
rebut aja Vin....,buat Melisa bahagia
Umiati Ati
hahaha muka pas-pasan senjata mungil ,suka kdrt lagi .... hadeeh
Nimas Kartika Sari
Luar biasa
Crystal
Bisa2nya celana dalam ketinggalan. Berarti Dion pulang ga pake CD dong😂
Crystal
Ga ngaruh kali Thor, lubang pipis beda sm lubang yg dimasukkin Arvin
Crystal
Lahhh Melisa juga bekas orang loh, Vin. Ya meskipun bekas suaminya sendiri.
Crystal
Astaga mungil, biasanya kan keras besar panjang. Ngakak, Thor😂😂
Fhebrie
di tunggu season duanya
Istrinya Jungkook🌻: season keduanya sudah launching ya dengan judul Ayunda, Istri Rahasia Presdir☺️
total 1 replies
Fhebrie
nangis terharu aku Thor seneng lihat arvin baik sama papahnya
Fhebrie
akhirnya tak kirain papa daren cm pura pura baik ga taunya tulus juga
Fhebrie
iy Thor bener karna sebelumnya masih menunjukan seorang Muslim tp di pernikahan kayak non muslim
Fhebrie
dulu istrinya daren kan juga orang biasa
Fhebrie
makin kesini alurnya dr cara nikahnya ini aturan non islam ya Thor... dr bab sebelumnya kan pernah menyebutkan KUA juga klo ga salah
Fhebrie
nah gitu dong pak daren... anak cm satu otomatis mentingin kebahagiaan anaklah.. harta juga sdh banyak mau apa lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!