NovelToon NovelToon
AKU YANG KALIAN CAMPAKKAN

AKU YANG KALIAN CAMPAKKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Angst / Chicklit
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Cublik

“Tega kau Mas! Ternyata pengorbanan ku selama ini, kau balas dengan pengkhianatan! Lima tahun penantianku tak berarti apa-apa bagimu!”

Nur Amala meremat potret tunangannya yang sedang mengecup pucuk kepala wanita lain, hatinya hancur lebur bagaikan serpihan kaca.

Sang tunangan tega mendua, padahal hari pernikahan mereka sudah didepan mata.

Dia tak ubahnya seperti 'Habis manis sepah di buang'.

Lima tahun lamanya, dirinya setia menemani, dan menanti sang tunangan menyelesaikan studinya sampai menjadi seorang PNS. Begitu berhasil, dia yang dicampakkan.

Bukan hanya itu saja, Nur Amala kembali dihantam kenyataan pahit. Ternyata yang menjadi selingkuhan tunangannya tidak lain ...?
_______

Bila tak suka, cukup tinggalkan!
Kalau memang terlalu buruk, harap berikan ulasan masuk akalnya!

Kita memang tidak saling mengenal, tetapi ada Malaikat yang selalu mencatat Amal. Ayo ... jaga jemari agar hati tetap bersih. Salam damai selalu 🙏😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

“Jika, Amala menerima perjodohan ini, apakah Mamak bahagia?” tanyanya sambil menatap sayu sang ibu.

“Nak, duduklah sini!” pinta Mak Syam.

Amala menurut ia duduk di samping ibunya, langsung saja tangannya digenggam.

“Amala, kita tak tahu kapan ajal menjemput. Mamak mu ini sudah tua, bisa jadi tak akan lama lagi di panggil Yang Maha Kuasa. Sebelum waktu kematian itu tiba, Mamak ingin sekali melihat kau telah bersuami. Memastikan dirimu hidup bahagia bersama keluarga kecil mu,” ungkapnya apa adanya.

Amala membawa punggung tangan sang ibu ke bibirnya, mengecup lembut kulit penuh urat menonjol itu. “Tak elok berkata macam tu, Mak. Tidak ada yang mengetahui kapan pastinya ajal menjemput, bisa jadi Amala dulu yang berpulang. Jadi, tolong jangan membawa hal tu demi membuat Amala luluh!”

“Boleh Amala bertanya, Mak?” melihat sang ibu mengangguk ia lantas berkata lagi, “Bagaimana kalau pilihan Mamak ini tak sesuai dengan yang terlihat di depan mata? Dia ternyata bukanlah pria baik. Apa yang akan Mamak lakukan?”

“Bila tu terjadi, Mamak sendiri yang mendatangi rumah mereka demi memutuskan tali pertunangan kalian!” ucap Mak Syam tanpa ragu.

“Amala pegang kata-kata, Mamak.”

***

Empat hari kemudian, keluarga Hendi datang meminang Amala. Hendi sendiri tidak ikut, hanya sang ibu beserta beberapa saudaranya yang datang.

Pada sore hari, rumah Mak Syam dipenuhi oleh tamu yang memang diundang sebagai saksi. Di antara pria berpeci itu ada sosok tegap yang duduk dengan bahu sedikit bungkuk. Ekspresi wajahnya begitu datar, rahang mengetat, tetapi sorot matanya penuh luka.

Agam Siddiq diundang oleh Mak Syam, untuk menjadi saksi pertunangan Amala dengan Hendi.

Bukan tanpa sebab Mak Syam mengundang Agam, ibunya Amala ingin menegaskan kalau putrinya tidak pantas bersanding dengan pria paling kaya di desa mereka.

Mak Syam memiliki trauma tersendiri. Yasir yang hartanya tidak seberapa saja, tega mencampakkan putri sulungnya. Dia takut kalau Amala akan diperlakukan sama oleh Agam beserta keluarganya.

“Tolong panggilkan calon wanitanya!” pinta Pak Kaum.

Amala yang sedari tadi duduk di amben dapur pun, mulai melangkah ke depan. Ia sendirian, tidak ada yang menemani. Kedua sahabatnya begitu kecewa atas keputusannya.

Amala duduk di samping ibunya dan beberapa tetangga mereka. Ketika dagunya terangkat, netranya langsung bersirobok dengan mata elang bang Agam.

Sekian detik tatapan intens itu terkunci, Agam yang tidak tahan langsung memutuskan pandangan. Hatinya bagai di remas, untuk kedua kalinya menyaksikan sosok dicintai sedemikian rupa bertunangan dengan pria lain.

Rahang Amala mengetat, sekuat tenaga menahan diri agar tidak menyuarakan penolakan nya.

‘Sabar Amala, kau bisa melalui semua ini. Tak akan lama lagi kebusukannya pasti terbongkar.’ Amala men sugesti dirinya sendiri. Dia meyakini kalau Hendi bukanlah pria baik, hanya menunggu waktu saja sampai belang nya ketahuan.

.

.

Sementara di rumah mewah Agam Siddiq.

Wahyuni duduk termenung di sofa ruang tamu, sedari tadi air matanya tidak berhenti mengalir. Masih terbayang pertengkaran nya dengan Amala dan Dhien. Untuk pertama kalinya nya mereka berdebat sengit.

“Amala kau bukan boneka. Dirimu berhak menentukan pilihan, si Hendi tu seorang pemalas. Mantan istrinya saja dijadikan Sapi perah olehnya dan juga ibunya. Alasan dia meminang mu pasti karena kau pintar cari uang!” ia berusaha menyakinkan Amala untuk menolak pinangan Hendi.

Tapi, apa yang didapat? Sahabatnya itu tidak mengindahkan peringatan nya.

Dhien pun ikut menyuarakan ketidaksetujuan nya. “Mala, seumur hidup itu lama. Yakin kau mau bersuamikan laki-laki modal Burung macam Hendi?”

Amala mengangguk pasti, mengulas senyum palsu. “Aku tahu seumur hidup itu tak lah sebentar. Namun, tak ada yang mengetahui batas umur di dunia ini. Bisa saja esok atau lusa tiba waktunya berpulang. Selagi masih diberi kesempatan bernapas, aku hanya ingin menyenangkan hati Mamak.”

Amala pun menanggapi kalimat Wahyuni. “Terima kasih atas kekhawatiran mu, Yun. Tapi, aku percaya pada pilihan Mamak!”

Lain di mulut lain di hati. Amala berpura-pura menerima sepenuh hati, tetapi yang jelas ia akan mencari tahu sendiri apa sesungguhnya motif si Hendi.

Namun, Amala tidak menyadari kalau apa yang barusan dikatakannya kepada Dhien dan juga Wahyuni, berimbas pada persahabatan mereka.

“Yuni … Wahyuni!”

“Nyak …!” Wahyuni langsung berdiri lalu memeluk erat sang ibu yang menatapnya khawatir.

Nyak Zainab baru saja sampai. Begitu memasuki rumah anak bujangnya, ia langsung disambut oleh pemandangan menyayat hati. Salah satu putrinya duduk seorang diri sambil menangis.

Hiks hiks hiks.

“Ada apa, Nak? Mengapa kau menangis?” tanyanya lembut seraya menenangkan Wahyuni.

Tapi, Wahyuni masih belum mampu berucap. Hatinya begitu sakit kala terbayang abangnya menitikkan air mata sewaktu mau bertandang ke rumah Amala.

“Kakak, kau baik-baik saja ‘kan?” Meutia ikut mengusap punggung Wahyuni. Ia mengedarkan pandangannya, keningnya pun berkerut saat tidak mendapati siapa pun.

Sedangkan Ikram, suaminya Meutia memilih diam dan duduk di sofa ruang tamu. Dia memang memiliki pribadi yang irit bicara, tidak jauh berbeda dengan abang iparnya.

“Duduk dulu, Nak! Pelan-pelan ceritakan ke Nyak. Apa yang membuatmu sampai sesenggukan begini?” Nyak Zainab lebih dulu duduk, menarik lengan Wahyuni. Meutia duduk di sebelah kanan kakaknya.

Wahyuni menghapus kasar linangan air matanya, menarik napas panjang agar dapat mengontrol perasaannya yang tengah kacau.

“Kak, waktu kami lewat rumah Kak Amala, Meutia melihat banyak sepeda motor yang terparkir. Apa ada acara, Kak?” ia sudah penasaran sedari tadi, biasanya rumah seberang jalan itu selalu sepi.

“Acara pertunangan Amala dengan pria lain. Ba_ng Agam diundang menjadi saksinya … hiks hiks.” Tangis Wahyuni kembali pecah, ia menutup wajahnya.

“Astaghfirullah. Kau bercanda kan, Nak?!” Nyak Zainab mengguncang bahu Wahyuni. Melihat sang anak menggeleng tanda kalau ia serius, Nyak Zainab jadi kalap. “Cepat ceritakan! Bagaimana mungkin Amala kembali bertunangan dengan laki-laki lain?!”

Sambil menangis dan kosa kata terbata-bata, Wahyuni menceritakan semuanya. Tidak ada yang ditutupi.

Nyak Zainab ikutan tergugu. Membayangkan sesakit apa hati anak sulungnya, pasti Agam kecewa sekali.

“Jahat sekali Mak Syam tu! Tia sungguh tak menyukainya! Sudah tua, tapi banyak gaya!” Meutia memekik geram, sampai Ikram harus turun tangan.

“Sayang, ingat kamu sedang mengandung! Jaga emosinya, ya.” Ikram mengelus lembut punggung dan perut buncit sang istri.

“Ayo kita kesana! Tak mengapa bila Syamsiah enggan berbesan denganku. Tapi, tak harus sampai berbuat sedemikian parah! Amala sudah ku anggap seperti anakku sendiri. Tak akan kubiarkan dia menikah dengan laki-laki seperti Hendi!”

Nyak Zainab beranjak dari sofa, ia menarik tangan Wahyuni agar menemaninya ke rumah Amala.

“Meutia ikut. Nyak ….!”

.

.

Bersambung.

1
Nafiza
semoga mereka berjodoh😍
Erni Fitriana
lhaaa aku baru mau marahin kamu thor....jngn sampe si asul punya keinginan balik sama mirna kamu Acc thor....awas yah!!!!!!!
Erni Fitriana
🤣🤣🤣🤣bagus mak tun...harusnya dari kalian berjaya sering" lah kau marahi di asil tuuuu
Erni Fitriana
tiaaa...alhamdulillah ada penerusmu😆😆😆😆😆😆
Erni Fitriana
subuh subuh thorrrrr ngakak sendiri aku🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sri Harsanti
bagus
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🙏❤️
total 1 replies
VIERA83
syukur gak jd teman, nyusahin aja org modelan kayak gini 😤😤
Cublik: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
VIERA83
kayaknya ada yg salah sm pola pikir org2 kayak gini, di kasih tuhan yg lemah lembut di bilang membosankan, dikasih yg tegas di bilang kasar, gak menghargai, manusia2 gak bisa bersyukur 😒😒
Cublik: Intinya manusia yang udah nggak waras Kak 😁
total 1 replies
salsalina2
😂😂😂😂
Cublik: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Atik Indri Zafran
Luar biasa
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🙏

❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Syifaa Rahmat
merasa aku yg jadi pemeran utamanya,Kak Othor

xixixixi
Cublik: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Samaniah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Cublik: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
ipeeeeehhhhhh
aku ikut sedih nangis tersedu2 ya Nur
Cublik: Terima kasih banyak Kak, sudah berkenan mampir membaca karya sederhana ini 🙏🥰
total 1 replies
ipeeeeehhhhhh
kenapa Agam gk ngomong langsung k Nur aja sih , sblm lamar k emaknya....apa emg udah adatnya begitu ya jmn dulu
Cublik: Nanti ada penjelasannya ya Kak 😊
total 1 replies
Umi Maryam
semoga aja nur amala berjodoh dg bang agam , dan mak syam sadar ga kolot pikiran nya nikah harus dg satu suku ....
Cublik: Semoga saja ya Kak.

Terima kasih banyak Kak sudah berkenan mampir membaca karya sederhana ini 🙏🥰
total 1 replies
Syifaa Rahmat
nyeseknya
Cublik: 🥹🥹🥹🥹🥹
total 1 replies
ipeeeeehhhhhh
betul kata Amala maaakk
Mekha Lina
Luar biasa
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🙏

🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Syifaa Rahmat
suka sama ceritanya,Thor
berasa ada di Te Ka Pe
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak sudah menyukai cerita sederhana ini 🙏
total 1 replies
kejora
Luar biasa
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🙏

❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!