Rea, wanita polos yang tidak paham soal begituan.
"Tuan, kenapa punya tuan jadi keras?"
"Astaga Rea, apa kamu belum pernah melihat yang seperti itu?" Rea menggeleng.
"Tuan kenapa buka-buka, saya malu!"
***
Kisah seorang wanita yang dijadikan sebagai penghangat ranjang majikannya dengan gaji yang mahal. Sebenarnya Rea ingin menolak, tapi mengingat jika sang ibu membutuhkan biaya untuk berobat akhirnya Rea pasrah.
Lalu bagaimana jika semakin lama Rea menggunakan perasaannya pada sang Tuan muda? Rasa cinta yang tidak seharusnya datang itu terus saja mengalir begitu deras.
Apakah Rea akan mendapatkan balasan dari Tuan Kenzo yang nyatanya memang sudah tertarik pada Rea sejak pertama kali bertemu.
Jangan lupakan jika Kenzo seorang Casanova yang sudah sangat berpengalaman dengan dunia wanita.
Simak kisah cinta rumit Kenzo dan Rea hanya di sini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 ( Suara Rintihan )
Happy Reading.
Susi melemparkan kain lap diatas meja, rasanya begitu kesal karena sekarang posisinya sudah diambil alih oleh pelayan baru itu.
Susi tidak habis pikir apa yang disukai oleh Tuan Ken terhadap Rea. Wanita itu sama sekali tidak cantik, masih cantik dia sangat menurutnya. Bahkan badan Susi lebih berisi.
"Apa mungkin Tuan Ken hanya ingin sensasi yang berbeda dengan mencicipi tubuh rata pelayan baik itu?" Susi berdecih, dia tidak berhenti menggerutu.
"Hei, kau kenapa? Seharusnya kau bekerja bukan hanya mengomel saja!" Kinan datang sambil membawa kemoceng, sebenarnya Kinan merasa sedikit iri karena Susi dijadikan pelayan pribadi oleh Tuan Ken.
"Ini aku juga sudah bekerja!" Susi mengambil kain lap itu kemudian membersihkan meja kaca didepannya.
Kinan tersenyum sinis, "Tuan Ken sudah pulang, bukankah seharusnya kau selalu ada disampingnya?"
"Hemm, Tuan Ken sedang istirahat," jawab Susi, dia tidak mau jika Kinan nanti mengejeknya karena dia sudah dibuang oleh Tuan-nya itu.
"Oh, benarkah? Setahuku sekarang Tuan Ken meminta pelayan baru itu untuk melayaninya, jadi mana yang benar? Kamu sudah dibuang karena Tuan Ken sudah tidak selera dengan mu! Hahahaha!"
Susi meremat kain lap yang dia bawa, dia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Kinan. Susi tidak suka jika Kinan mengejeknya seperti itu. "Masih bagus aku disukai oleh Tuan Ken, lalu bagaimana denganmu yang sama sekali tidak dilirik olehnya? Hahaha!" Kinan mengepalkan tangannya, kemudian wanita itu pergi meninggalkan Susi yang masih menertawakan nya itu.
'Aku akan menyingkirkan pelayan baru itu, hanya aku yang disukai oleh Tuan Ken, aku akan menjadi Nyonya dirumah ini, Nyonya Susi Dimitri!'
****
Rea baru saja mengompres dahi Tuan Ken, dia dengan telaten melakukan itu sampai Tuan Ken terlelap dan panasnya menurun. Rea begitu cekatan mengurus orang sakit. Dulu ketika adiknya sakit, Rea selalu melakukan hal tersebut. Merawat adiknya sampai benar-benar sembuh karena sang ibu harus bekerja.
Mungkin kebiasaan itu membuatnya bisa dengan lues menjaga Tuan-nya ini dengan baik.
Rea menatap lekat wajah Tuan Ken yang tertidur pulas, wajah pria tampan itu terlihat memerah, mungkin karena tadi suhu badannya sempat naik tinggi. Tapi setelah meminum obat dan mendapatkan kompres dari Rea, suhu tubuh tuan Ken sudah berangsur turun.
Rea akan beranjak pergi dari kamar tersebut, Namun dia urungkan ketika mendengar suara rintihan dari tuan Kenzo. Rintihan itu terdengar menyakitkan, entah apa yang diucapkan tetapi dia bisa mendengar jika Tuan Ken sedang mengigau.
"Jangan pergi jangan tinggalkan aku, aku nggak bisa,,, jangan,,, jangan!"
Rea terkejut ketika tiba-tiba Tuan Ken berteriak seperti itu, wanita tersebut langsung berlari menuju ranjang dan memegang kening Tuan Ken yang tiba-tiba sudah bercucuran dengan keringat.
"Tuan,,, tuan bangun! Apakah ada bagian yang sakit?" Seru Rea mengguncangkan tubuh Tuan Kenzo.
Namun usahanya untuk membangunkan tuannya tidak berhasil, pria itu masih saja berteriak.
Rea akan keluar untuk memanggil dokter yang tadi telah memeriksanya, tapi tiba-tiba tangannya dicekal oleh Tuan Ken sehingga Rea tidak bisa pergi kemana-mana.
"Tuan saya panggilkan dokter dulu ya," Rea ketakutan melihat Tuan Ken yang menutup matanya tetapi mulutnya masih menggumamkan kata tidak jelas.
Seperti suara rintihan yang sangat menyakitkan.
"Jangan pergi,,, jangan pergi!"
"Iya, Tuan,,, saya tidak akan pergi,, saya cuma akan memanggilkan dokter untuk anda, keadaan anda tidak baik-baik saja," ucap Rea. Wajahnya masih terlihat ketakutan, ingin sekali Rea menarik tangannya dicekal oleh Tuan Kenzo tetapi cekalan itu begitu kuat sehingga Rea tidak bisa melepaskannya.
"Tuan, saya panggilkan dokter ya?" Rea masih berusaha, tetapi rintihan Tuan Ken membuatnya merinding.
Bersambung.
aku udah ikut deg 2kan...nanggung authorr..../Facepalm/