Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 28
Hasha hanya mematung saat Zayn menciumnya. Pria itu melu-mat bibirnya dan memberikan gigitan kecil hingga mulut Hasha terbuka, lalu ia menggunakan kesempatan itu memasukkan lidahnya ke dalam mulut Hasha untuk merasakan semua yang ada di dalam sana, mencecap Hasha dengan sangat liar.
Kaca mobilnya tak tembus pandang hingga tak ada yang melihat apa yang sedang mereka lakukan di dalam sini.
Hampir lima menit Zayn mencium Hasha, ia baru berhenti ketika wanita itu memukul-mukul lengannya karena merasa hampir kehabisan nafas.
Begitu ciuman terlepas Hasha bernafas terengah-engah. Zayn juga. Lelaki itu menatap Hasha dan tersenyum puas. Lima menit sudah termasuk durasi yang lama untuk berciuman, namun Zayn menikmatinya.
"Bibirmu manis, aku suka." gumam Zayn membelai pipi Hasha yang sudah memerah karena malu.
Kalimat saat Zayn bilang I love you tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya. Mendadak Hasha lupa masalah Sindy.
Ya ampun, apa benar laki-laki ini mencintai dia? Bukan cuma karena nafsu semata? Dia tidak sedang bermimpi kan?
"Kamu lagi mikirin apa?"
"Bang Zayn! Eh, nn ... nggak!"
Zayn tertawa mencubit gemas pipi Hasha dan memberikan gigitan kecil di pipi kanannya. Hasha tidak kesal sama sekali. Gimana mau kesal coba kalau dirinya sudah di bikin salah tingkah sama pria itu.
"Kamu nggak balas ciumanku tadi, sekarang cium aku." Zayn bersandar di pintu mobil menghadap Hasha. Dia tahu masih ada yang akan dia lakukan setelah ini terkait Sindy, namun beberapa menit ke depan dia ingin menikmati kebersamaannya dengan Hasha.
"Cium aku sayang,"
Zayn menunggu. Hasha menggigit bibirnya malu-malu, kemudian ia memajukam wajahnya dan mengecup singkat bibir Zayn. Singkat sekali.
"Itu hanya kecupan, bukan ciuman." gumam Zayn.
"Cium aku seperti aku menciummu tadi." tambahnya.
"Hihh, Hasha geli."
"Geli? Geli kenapa, hm?"
Hasha tidak menjawab, sesaat kemudian ia memekik pelan. Tubuhnya ditarik oleh Zayn. Dalam sepersekian detik tubuhnya sudah berpindah di pangkuan pria itu.
"Mau rasa rasa yang lebih geli?" Zayn menatapnya nakal. Tangannya memegang pinggang Hasha dan menekan dengan kuat. Inti mereka yang tertutupi dengan celana yang mereka pakai di bawah sana bertemu.
Wajah mereka sangat dekat.
"Kau bisa merasakannya?" Hasha tidak menjawab. Tentu dia dapat merasakan bagaimana kerasnya milik Zayn sekarang.
"Aku sudah tegang sekali. Maukah kau memanjakan ku?" gumam Zayn dengan mata berkabut.
Kalau mau mengikuti nafsunya, dia sudah menyerang Hasha dengan memasukkan batangnya ke dalam wanita ini. Tapi tidak, itu akan dia lakukan setelah mereka resmi menikah. Namun sekarang dia butuh pelepasan, dirinya sudah tegang sekali.
"Tapi," Hasha merasa tidak enak. Apalagi sekarang mereka sedang berada di dalam mobil. Bagaimana kalau ada yang datang? Dia juga, tidak begitu paham bagaimana memanjakan laki-laki. Dia belum pernah sebelumnya.
"Kenapa, takut ada yang datang? Jangan khawatir, mobil ini cukup canggih. Apapun yang kita lakukan di dalam sini tidak akan ketahuan dari luar." ucap Zayn. Pria itu makin tidak tahan.
Ia pun meraih tangan Hasha dan membimbingnya ke miliknya yang sudah keras. Bola mata Hasha melebar.
"Sekarang pilih, mau memanjakan aku atau aku yang membuat kamu mende-sah keras dalam mobil ini?"
Dasar setress, tetap saja pria ini yang diuntungkan.
Akhirnya Hasha setuju memanjakan pria itu. Dia akan coba walau belum berpengalaman.
"Begini?" telapak tangan Hasha menyentuh bagian yang keras itu dari luar celananya.
"Turunkan ritsletingnya dan pegang langsung. Aku akan mengajarimu." ucap Zayn. Ia tahu Hasha masih pemula jadi akan dia bimbing.
Hasha pun mengikuti dengan patuh. Begitu berhasil menurunkan ritsleting Zayn, pria itu mengeluarkan isi di dalamnya, kemudian melucuti celananya.
Mata Hasha tak berkedip sama sekali melihat benda yang sebesar dengan buah mentimun itu, dan panjang. Ia menelan ludah. Bukan Zayn yang malu, tapi dia. Apakah semua laki-laki tinggi seperti Zayn ini memiliki ukuran P yang sama?
Ia baru lihat sekali ular Zayn di malam dirinya mabuk oleh obat perangsang. Tapi waktu itu Hasha tidak memperhatikan dengan benar. Hari ini dia baru dapat melihatnya dengan sangat jelas.
"Pegang," suruh Zayn. Hasha menurut saja.
"Kocok." tangan Hasha mulai bergerak naik turun perlahan, mengikuti arahan Zayn.
"Mmph ..." Zayn melenguh begitu Hasha mulai bergerak naik turun dengan teratur.
"Lebih cepat sayang," mata Zayn tertutup, mulutnya membuka.
Nikmat sekali rasanya.
"Ahhh ..." badan Zayn bergetar. Gerakan Hasha makin lama makin cepat. Ia merasa akan akan segera keluar.
"Aghhh ... Hhh ... Ahhh ..." akhirnya ia mendapatkan pelepasannya. Perasaan lega membanjiri dirinya.
Hasha sendiri bingung, ia bingung kenapa dia sangat bersemangat sekali tadi hingga bergerak sendiri dengan hati nuraninya. Namun Hasha cukup merasa bangga melihat wajah puas pria di depannya ini. Dia berhasil membuat seorang Zayn mende-sah karenanya.
"Terimakasih sayang, aku sangat puas." ucap Zayn lalu mengecup puncak kepala Hasha. Hasha turun dari pangkuan Zayn dan kembali duduk di jok kiri. Ia melihat Zayn mengambil tissue dan membersihkan cairan yang keluar tadi. Setelah itu Zayn memakai kembali celananya.
Pria itu seolah mendapatkan kembali staminanya setelah dimanjakan oleh Hasha. Telpon Hasha berbunyi lagi.
Dari orang yang sama, Sindy. Kali ini Hasha tidak langsung mengangkatnya. Ia melirik Zayn.
"Bang Zayn nggak bohong soal Sindy?" Hasha bertanya lagi untuk memastikan. Zayn menghela nafas. Lagi-lagi wanita tidak penting itu.
"Angkat saja telponnya, bicara seperti biasa. Aku ingin tahu apa rencananya hari ini. Aktifkan loudspeaker-nya." kata Zayn.
Hasha pun mengangguk patuh.
Ia mengangkat panggilan Sindy dan mengaktifkan load speaker.
"Iya Sin?"
"Kamu di mana Sha? Aku butuh cepat uangnya. Mamaku harus segera di operasi. Kamu bawa uang tunai kan?"
Zayn mendengus. Perempuan sialan, belum kapok-kapok juga. Sebelum menjawab Sindy Hasha menatap Zayn. Ia melihat pria itu menggerakan tangannya. Hasha bisa mengerti apa maksud Zayn.
"Aku ... Aku masih di jalan. Rumah sakit mana? Aku lupa tadi." ia pun menyahut ke Sindy sesuai dengan apa yang Zayn minta.
"Udah aku kirim alamat rumah sakitnya di whatsapp kamu."
"Baiklah."
"Cepetan ya Sha, kalau mamaku nggak bisa operasi karena kamu terlambat aku bener-bener bakal kecewa sama kamu."
Zayn meremas stirnya kuat-kuat. Berani-beraninya perempuan tidak tahu diri memperlakukan Hasha seperti suruhannya. Yang pinjam duit siapa, yang maksa siapa juga.
Setelah telpon berakhir Zayn langsung mengambil alih ponsel Hasha untuk melihat alamat yang di kirim sama Sindy. Zayn tertawa marah. Dia sangat pintar, hanya dengan sekali lihat saja ia sudah tahu alamat yang di kirim Sindy itu bukan rumah sakit. Tapi jalan ke hutan.
"Ini bukan rumah sakit. Tapi jalanan sekitar hutan. Temanmu itu pasti sedang berencana buruk padamu." kata Zayn berusaha tenang.
Hasha sendiri kebingungan. Tapi hati nuraninya mengatakan Zayn tidak berbohong padanya, jadi dia memilih percaya pada pria itu.
Punya teman...tapi teman yg salah
Elis...kau teman YANG HARUS merasa bersalah atas kepergian Lira.Krn kau bukan teman yg baik...kau sahabat Lira yg jahat...
Elis kau punya andil yg besar..atas keputusan salah Lira...
Ide2 gila mu itu yg Lira ikutin sampai akhirnya...Lira memberikan keperawanan sama tukang kebun...
Apapn itu ini bukan contoh yg baik...
Lira...respon mu atas masalah yg kau sebabkan sendiri itu benar2 salah...Kau tak mampu membenahi diri...tapi trus hidup dlm rasa salah,kecewa dan putus asa...pada akhirnya kau mengambil jalan pintas..BUN-DIR....😏😏
To Elis semoga kau cepat sadar apalg stlh kau membaca surat terakhir Lira..
Tq for Up kk othor
Semangat selalu 🤗
Lira dr dulu sangat terobsesi dan berambisi pgn memiliki zayn dan cintanya bertepuk sebelah tangan zayn sangat mencintai hasha....
Lira sangat malu dan menyesal telah menyerahkan kesuciannya pd om2 Jelek akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya bunuh diri....
elis dan wohon sangat terkejut mendengar kabar lira bunuh diri loncat dr apartemennya....
ingat elis pesan terakhir lira jgn sampai menyalahkan zayn/hasha penyebab kematiannya lira dan jgn sampai membenci,,,,lira bunuh diri atas keinginannya sendiri....
Sebagai sahabat yg baik elis do'akan yg terbaik buat lira supaya tenang...
lanjut thor...
semangat sll dan sehat sll.....
sadarrr oyy elisss udh ga usah taburkan benih kebencian lg