NovelToon NovelToon
Agen Ganda Jadi Bocil

Agen Ganda Jadi Bocil

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yulianti Azis

Seorang gadis cantik, jenius dan berbakat yang bernama Kara Danvers bekerja sebagai agen ganda harus mati karena dikhianati oleh rekannya.

Namun, alih-alih ke alam baka. Kara malah bertransmigrasi ke tubuh bocah perempuan cantik dan imut berusia 3 tahun, dimana keluarga bocah itu sedang di landa kehancuran karena kedatangan orang ketiga bersama dengan putrinya.

"Aku bertransmigrasi ke raga bocil?" Kara Danvers terkejut bukan main.

"Wah! Ada pelakor nih! Sepertinya bagus diberi pelajaran!" ucap Kara Danvers menyeringai dalam tubuh bocah cilik itu.

Apa yang yang akan dilakukan sang agen ganda saat di tubuh gadis cilik itu dan menggemaskan itu. Yuk mari baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terungkap 2

Langit senja mulai meredup, menyelimuti kediaman megah keluarga Mahardika. Di tengah keheningan itu, suasana di halaman rumah begitu tegang.

Arvin berdiri diam di tengah, memandang amplop cokelat di tangannya yang baru saja diberikan oleh Vara, anak yang dikatakannya bukan darah dagingnya.

"Pasien didiagnosis dengan azoospermia. Probabilitas fertilitas: nihil."

Arvin tersentak, tubuhnya seolah lumpuh. Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.

"Ini ... ini tidak mungkin! Pasti ada kesalahan! Vara, dari mana kau mendapatkan ini?" tanya Arvin mencoba menyangkalnya.

Dengan wajah polos Vara menjawab, "Itu dari kulil. Kata tukang kulil itu, itu dali doktel Lian. Tapi aku balu membelikannya, pada Tuan Alvin."

Deg!

Tatapan Vara penuh ketegasan. Arvin merasa kakinya goyah. Ia tidak hanya dihadapkan pada kenyataan bahwa dirinya mandul, tetapi juga bahwa Vara anak yang ia katakan anak haram adalah satu-satunya darah dagingnya..

Disisi lain, Amara tampak terlihat santai. Terlihat salah satu pelayan kepercayaan membawakan koper miliknya juga koper putrinya.

"Arvin, lihat apa yang kau dapat? Kau sudah tidak pantas lagi menjadi bagian dari keluarga ini! Kau telah mempermalukan nama besar Mahardika! Pergilah, dan bawa perempuan serta anak tirimu itu bersamamu!" suara tuan Mahardika terdengar tegas.

Arvin menoleh ke arah ayahnya, wajahnya memohon. Namun, Tuan Mahardika tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun.

"Amara ... apa benar, anak yang ada di dalam kandunganmu, bukan darah dagingku?" tanya Arvin menatap istri keduanya.

Amara tersenyum tipis, penuh ejekan. "Anak ini? Tentu saja bukan anakmu, Arvin. Kau tidak bisa memiliki anak, bukan? Kau sendiri yang membaca hasilnya tadi."

Arvin menggeleng cepat. "Tolong ... katakan kau berbohong, Amara. Katakan anak ini milikku ...."

Amara berdiri dengan bersedekap dada. "Kenapa aku harus berbohong? Aku hanya mengatakan kebenaran. Kau sudah tidak punya apa-apa lagi, Arvin. Semua hartamu telah diwariskan kepada Vara, anakmu dengan Selvira. Tidak ada lagi yang bisa ku pertahankan darimu. Aku menikah denganmu hanya karena kupikir kau punya harta."

Sudah kepalang basah, Amara tidak ingin hidup miskin. Jadi, dia mengeluarkan semua uneg-unegnya dalam hati.

Pernyataan Amara, menghantam Arvin seperti badai. Ia kini sadar betapa bodohnya ia mempercayai Amara dan meninggalkan Selvira—istrinya yang setia.

Arvin ingat bagaimana ia menceraikan Selvira karena fitnah kejam Amara yang menuduh Selvira berselingkuh. Bahkan, mengatai putrinya sendiri anak haram.

Emosi Arvin menggelegak, dengan cepat dia berjalan ke arah istri keduanya itu dan memberikan Amara sesuatu yang membuatnya terkejut.

Plak!

Suara tamparan keras menggema, membuat Amara memalingkan wajahnya. Orang-orang yang ada disana hanya diam menyaksikan hal itu.

"Dasar pelacur kau, Amara! Kau membodohi ku, hingga aku menceraikan Selvira!" bentak Arvin.

Savage mah ini! Vara bersorak gembira dalam hati.

Amara memegangi pipinya yang memerah, terlihat bibirnya robek karena tamparan tersebut.

Mata Amara memperlihatkan kebencian. "Kau saja yang bodoh, Arvin! Mau-maunya percaya padaku!" balas Amara tidak merasa bersalah sama sekali.

"Sekarang kau tidak memiliki apa-apa lagi! Percuma aku tinggal bersama mu. Aku tidak ingin hidup dalam kemiskinan bersamamu, lebih baik aku ke ayah dari bayi yang ku kandung ini."

Eh! Kau mau kemana? Kau tidak akan bisa lari kunti bogel! seru Vara dalam hati menyeringai.

Setelah mengatakan hal itu, Amara berjalan menuju gerbang dengan langkah cepat. Ia menggandeng tangan Lunaira, sementara seorang pengasuh baru Lunaira, bernama Nina membawakan tas-tas mereka.

Namun sebelum mereka sempat keluar, suara sirene polisi menggelegar. Dua mobil polisi berhenti di depan gerbang, dan beberapa petugas keluar dengan langkah tegas.

"Amara Mahardika, Anda kami tangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Vara Mahardika!"

Deg!

Tubuh Amara membeku, matanya terbelalak. Napasnya tercekat di tenggorokan. Arvin yang melihat hal itu penasaran.

"Ada apa ini?" tanya Arvin penasaran, dia bahkan melupakan hal lainnya.

Para polisi itu menatap Arvin. "Tuan Arvin Mahardika. Kami datang kesini, atas laporan kalau nyonya Amara adalah dalang dari percobaan pembunuhan terhadap nona Vara!"

Mata Arvin membulat sempurna, dia tak menyangka jika istri keduanya yang dikiranya sosok ibu peri yang penyayang. Ternyata ada sesosok iblis.

"Tidak! Kalian berbohong!" teriak Amara panik, saat tangannya mulai di borgol.

"Anda bisa jelaskan di kantor polisi. Pelaku atas nama, Santi. Sudah memberitahu kami, jika Anda lah yang menyuruhnya, untuk mendorong nona Vara ke kolam renang," ucap polisi tersebut.

Tubuh Amara bergetar hebat, dia tak menyangka akan ketahuan seperti ini. Tadinya dia akan ke rumah selingkuhannya, dan akan membalas dendam pada Selvira dan Vara.

"Tidak! Aku tidak bersalah! Itu semua fitnah!" teriak Amara memberontak.

"Ikut kami, atau Anda kami tembak!" ancam petugas itu karena Amara tidak berhenti memberontak.

"Jangan bawa Mama ku!" teriak Lunaira menangis di pelukan pengasuhnya, Nina.

Amara berusaha melawan lagi, tetapi usahanya sia-sia. Polisi membawanya menuju mobil patroli, meninggalkan Lunaira yang terus memanggil-manggil ibunya.

"Mas Arvin tolong aku!" teriak Amara.

Arvin berdiri terpaku, tidak memedulikan Amara lagi. Pandangannya kini tertuju pada Vara, yang tetap tenang di tengah kekacauan itu.

Terlihat juga Selvira yang berdiri disamping sang ibu, nyonya Prameswari. Wajah cantiknya bersinar, tetapi matanya tidak bisa dibohongi yang memancarkan luka, yang berubah menjadi kebekuan.

Arvin mencoba berjalan mendekati sang mantan istri, namun tuan Prameswari menghalanginya..

"Selvira ... aku minta maaf. Aku telah salah. Aku tidak pernah seharusnya menceraikan mu. Tolong, beri aku kesempatan kedua. Aku akan memperbaiki semuanya!"

Ucapan Arvin terdengar sangat tidak tahu malu, bahkan orangtuanya merasa malu terhadap besannya.

"Kesempatan kedua? Kau memintaku kembali setelah semua yang terjadi? Bahkan aku rela dimadu hanya untuk membuktikan cintaku, tapi kau malah tidak mempercayai ku. Kau bahkan mengatakan, jika Vara bukanlah anak kandungmu. Maaf aku tidak akan memberimu kesempatan!"

Ucapan Selvira membuat jatuh Arvin jatuh berlutut, air matanya mengalir tanpa henti. Selvira memalingkan wajahnya, lalu menggenggam tangan Vara dengan lembut.

Arvin merasa sangat menyesal. Bahkan dia ingin memutar waktu, dan tidak ingin bertemu dengan Amara lagi.

"Inilah ular yang kau pelihara, dia bahkan dengan liciknya hampir mencelakai cucuku. Mama sudah dari awal tidak menyukainya, karena Mama tau, dia bukan wanita baik-baik. Tapi kau malah membelanya, bahkan menjadikannya istri kedua," ujar nyonya Lena Mahardika.

"Jangan pernah menganggu putri dan cucuku lagi. Kau sudah membuangnya, dan tidak akan pernah kau, aku biarkan sedikit pun menyentuh mereka," sahut tuan Prameswari dingin.

Pria parubaya itu kemudian menatap cucu dan putrinya. "Ayo Vara sayang! Kita pulang ke rumah asli kita!" ajak tuan Prameswari.

"Tuan dan Nyonya Mahardika, aku masih mengijinkan kalian untuk menjenguk Vara. Karena dia tetap keturunan kalian," sambung tuan Prameswari.

Tuan dan nyonya Mahardika hanya mengangguk, dia menyesalkan sikap Arvin yang tidak tahu diri.

Tentu mereka tidak bisa membantah, karena keluarga Prameswari masih di atas mereka.

Selvira menarik lembut tangan sang putri. "Ayo Vara sayang!"

"Baik Mama!"

Arvin menatap punggung mantan istri dan putrinya, semuanya telah hancur lebur.

1
Tiara Bella
udh kepedean tuh penjahatnya bs mengalahkan Dominic sm Vara....
Tiara Bella
wahhh langsung 4 bayinya mantap....
Kartini Kartini
pinjem cui anak usia3thn tahu gituan
Shai'er
waduh, konangan
Shai'er
👍👍👍👍👍
Shai'er
yakin lu😏😏😏😏😏
Shai'er
pastinya 💪💪💪💪
Shai'er
bacod lu 🤬🤬🤬
Shai'er
yakin lu😏😏😏
Shai'er
/Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
Shai'er
😭😭😭😭😭😭
Shai'er
harus dilenyapkan 💪💪💪
Ayu Padi
jgn sampe ada cerita salah satu bayi di culik atau hilng ya thor.. pada saat vara melahirkn...bikin tegang aj.. bisikin dominic dan klrgny thor soal rencana musuh...
Shai'er
👍👍👍👍👍
Ayu Padi
thor.. tolong jaga bayi kembar mereka ya thor.. jgn sampe ada keguguran di antara mereka krn masih ada musuh... gk rela ya thor kl mreka kenapa² ... ingat thor jaga bayi kembar 4 tersebut.
Shai'er
full bawang😭😭😭😭😭
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧
Shai'er
Thor, tau nggak, yang kamu lakuin itu.... jahaddddd, huwaaaa😭😭😭😭😭
Shai'er
huwaaaa😭😭😭😭😭
Shai'er
/Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!