[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Kembali Ke Milan
Setelah malam panjang yang melelahkan. Gionardo Alano duduk di kasurnya dan meraih ponsel untuk segera menelpon Fabio Emilio tentang kejadian hari ini sembari mengeringkan rambut basahnya.
“Gionardo Alano, apa yang membawamu menelponku?” Tanya seseorang ketika telepon mereka tersambung.
“Fabio, kau mengirim preman lemah untuk menyerangku?”
Tawa Fabio meledak di ujung sana. “Kalau aku mau membunuhmu aku akan mengirim pasukan khusus yang tembakannya bahkan tidak melesat, Gionardo”
Gionardo sudah menduga hal ini. “Beberapa orang menyerangku hari ini dan mengatakan kalau kaulah yang mengutus mereka”
“Gionardo, walau ingin menyingkirkanmu dan menjadi yang paling berkuasa, menyuruh preman lemah menyerangmu adalah keputusan bodoh, karena kau saja bisa mengalahkan pasukanku. Lalu menurutmu itu ulahku?”
“Aku hanya mau memastikan. Jika bukan kau, seseorang berniat mengadu domba kita” Gionardo menutup telepon sebelum mendengarkan omong kosong lebih banyak dari Fabio. Hubungan mereka memang tidak baik, namun Gionardo tahu cara main Fabio. Menurut insting Gionardo yang tajam Fabio tidak terlibat dengan segala dramanya dengannya belakangan ini. Namun, ia masih perlu banyak bukti untuk menyimpulkan.
***
“Kenapa aku harus ikut?” Tanya Serena heran begitu Gionardo Alano mengajaknya ke Milan.
“Aku ingin kau menemui orang tuaku” Jawab Gio dengan senyum manis.
“Kenapa aku harus menemui orang tuamu?” Serena mengangkat sebelah alisnya.
“Arianna, mengapa kau selalu banyak bertanya?” Gionardo bingung dengan Serena yang selalu banyak bertanya akan segalanya. Gadis ini memang bukan tipe penurut.
“Aku tidak mau menemui orang tuamu” Jawab Serena setelah berpikir sejenak. Untuk apa ia pergi menemui orang tua Gionardo. Hubungan mereka berada di atas kebohongan dan tipuan. Serena tidak ingin menipu lebih banyak orang.
Gio menunduk dan meletakan kedua tangannya di bahu Serena seraya memandang gadis itu dengan tatapan sedikit memohon. “Aku ingin kau hadir. Ini keharusan! Jangan terus membantah. Kita tidak akan lama di sana”
Serena berdecak sebal, tapi tidak menolak lagi. Kenapa mata biru itu lama kelamaan membuat Serena menjadi lemah? Gionardo Alano memang benar - benar berbahaya.
“Aku akan menyuruh pelayan membereskan kopermu” Gionardo meninggalkan Serena setelah tidak ada bantahan lagi dari bibir seksi itu.
Begitu keluar dari kamar Serena, Gionardo bertemu dengan Elena yang sedang membersihkan lantai. Elena langsung tersenyum memandang Gio. “Selamat pagi, Tuan”
“Pagi” Gio langsung membalikan tubuhnya dan naik ke lantai atas.
Elena menghela nafas. Gionardo Alano memang sangat sulit ditaklukan. Malam panas mereka waktu itu benar - benar sudah menghilang dari ingatan lelaki itu. Elena masuk ke dalam kamar Serena. “Kau tidak lupa dengan janjimu?”
”Apa?”
“Kau berjanji tidak akan mengambil tuan, tetapi sekarang nampaknya kau sudah sangat terbiasa berada di sisinya” Sindir Elena kesal. Ia membenci perempuan yang ada dihadapannya. Apalagi tatapan mata perempuan itu yang selalu terlihat nyalang.
“Kalau begitu katakan saja kepadanya untuk tidak menggangguku” Jawab Serena santai. Sedetik pun Serena tidak pernah menggoda Gionardo, namun lelaki itu yang menempel padanya dan selalu ada di sekitarnya.
“Aku benar - benar berharap kau akan segera pergi dari rumah ini!”
“Aku dengan senang hati pergi dari rumah ini bila itu bisa kulakukan. Kau selalu masuk ke kamar dan menggangguku. Kau sungguh membuat kesal”
“Kau yang membuatku lebih kesal!” Elena menatap tidak suka pada Serena.
Serena merasa mulai lelah menghadapi segala rajukan tidak jelas dari pelayan yang terobsesi pada Gionardo. “Keluar”
Elena segera keluar dari kamar Serena waktu suara perempuan itu meninggi. Dari pada mengganggu Serena terus menerus seperti ini. Elena lebih baik membuat rencana untuk segera menyingkirkannya. Ya, Elena akan membuat rencana untuk merusak hubungan mereka.
***
Setelah beberapa jam Gionardo, Serena, dan Fransesco sampai di rumah orang tua Gionardo. Rumah itu berkali - kali lipat lebih mewah dari rumah Gio. Untuk sampai ke rumah orang tua Gio, Serena sampai harus berdandan layaknya seorang putri yang membuatnya lelah. Serena benci riasan yang membuat wajahnya terasa lengket, ia juga benci gaun panjang dan sepatu hak tinggi yang menyulitkannya berjalan. Entah mengapa ia menurut dan tidak menolak dengan keadaan ini.
Mereka disambut oleh lelaki dan perempuan berusia setengah baya dengan wajah yang menawan. Serena bisa menebak kalau mereka adalah orang tua Gionardo Alano. Ibunya terlihat sangat senang begitu melihat Serena. “Kau membawakan seorang wanita yang sangat cantik hari ini, siapakah dia?” Tanya Ibunya dengan senyum lebar.
Serena membiarkan seulas senyum muncul di bibirnya. Ayahnya juga ikut tersenyum kala melihat seorang gadis rupawan berdiri di sisi putranya. “Seleramu luar biasa”
“Perkenalkan, namanya Arianna Arturro dan ia adalah kekasihku” Gio merangkul bahu Serena dan menariknya mendekat hingga bersandar di tubuh Gio.
Serena hampir tertawa mendengat kata kekasih. Jelas - jelas ia adalah korban penculikan yang diakui sebagai kekasih. “Senang bertemu kalian”
Tatapan orang tua Gionardo seakan menilai Serena dari atas hingga bawah membuatnya sedikit salah tingkah. Ini adalah kali pertama untuk Serena diperkenalkan sebagai kekasih.
Ibunya menarik Serena ke dalam pelukan dan mencium kedua pipinya, lalu meremas jemari Serena dengan senyum bahagia. “Aku sangat senang melihat kekasih anakku hari ini. Kau adalah yang pertama yang diperkenalkan kepada kami”
Ayahnya tersenyum dan menepuk pundak Serena. “Kau sangat spesial untuk anakku. Aku yakin kau telah membuatnya sangat jatuh cinta”
Gionardo tersenyum mendengar kalimat dari ayah dan ibunya. Namun, benarkah demikian? Kalau Gionardo Alano memang sangat jatuh cinta kepada Serena Loretta? Nampaknya memang demikian. Serena merubah Gio menjadi pribadi yang jauh berbeda. Lelaki itu yakin kalau yang berada di rumahnya selama ini bukan Serena. Segalanya akan menjadi jauh berbeda dengan saat ini.
***
Serena benar - benar frustasi berada di rumah orang tua Gionardo Alano, karena lelaki di sebelahnya mengaku mereka adalah pasangan kekasih. Mereka berdua di tempatkan dalam satu kamar yang sama dari sekian banyak kamar kosong yang ada di rumah ini. “Kenapa kau mengaku kalau kita adalah kekasih?”
“Karena, kau memang spesial” Jawab Gionardo santai.
“Kita ditempatkan dalam satu kamar karena pengakuanmu”
“Mereka memang sangat ingin punya cucu”
“Lalu?”
“Kau mau memiliki anak denganku?” Tatapan Gionardo langsung terarah pada Serena. Lelaki itu menatapnya dengan tajam.
“Tidak!” Jawabnya dengan tegas.
Gionardo menggeser posisinya mendekat ke arah Serena dan menatap perempuan itu dalam. Serena sampai mundur dan terjatuh hingga telentang. Gionardo mendekatkan wajahnya ke wajah Serena mencoba membuat mereka terlihat seintim mungkin. “Apa kurangnya aku sampai kau selalu menolak?”
Serena hanyut dalam tatapan mata tajam dan biru itu. Sangat indah. Gionardo Alano memang bak malaikat yang terjatuh dari surga. Melihat lawannya lengah. Gio mendekatkan bibirnya ke bibir ranum Serena. Lelaki itu memberinya kecupan singkat tanpa ditolak.
Pintu kamar mereka terbuka dan menampakan wajah ibunya yang syok melihat mereka berdua. Namun, segera tergantikan dengan senyum bahagia. Ini adalah kali pertama ia melihat Gio seintim itu dengan seorang wanita. “Sepertinya kami akan segera memiliki cucu”
Km jg semangattt