"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Passion Bar
Di depan pintu Passion Bar, terlihat Deffan memutar bola matanya yang jernih, dengan bulu matanya yang menghitam seperti permata menatap lampu yang berkedip-kedip.
Deffa melirik pelacak lokasi di pergelangan tangannya, iya benar, mamanya ada di sini.
Deffan berada di toko makanan kue sebelumnya, cukup lama mereka bertiga menunggu kedatangan mamanya, namun tidak kunjung datang. Deffan sudah berusaha mencari ibunya mengelilingi toko kue yang di datangi ibunya, namun Deffan tidak menemukannya sama sekali. Dia kembali menemui adiknya dengan wajah yang murung, sedih karena tidak dapat menemukan ibunya.
Khwatir terjadi sesuatu pada ibunya, Deffan meminta Reva dan Revi pulang terlebih dahulu , ia akan mencari mamanya.
Ini adalah pertama kalinya Deffan datang ke tempat seperti ini. Begitu ia memasuki aula depan, ia melihat pria dan wanita di lantai dansa. Mereka menggoyangkan tubuhnya sesuai dengan irama musik, seperti sekelompok setan yang menari dengan liar.
Musik yang dinamis dan kuat merangsang gendang telinga, dan suasana yang bising membuat kepala Deffan sakit dan pusing.
Tidak menunggu lama-lama, Deffan segera berlari ke arah belakang.
Alat pelacak lokasi, menunjukkan bahwa area yang ia cari berada di luar arah belakang.
Melihat ada ruangan yang sama di belakang, Deffan menjadi bingung. Dengan adanya ruangan yang sama seperti ini, bagaimana dia menemukan mamanya?
Saat dia berpikir dengan mengernyitkan keningnya, tiba-tiba suara yang membuyarkan pikirannya.
"Tuan muda .., kenapa kamu datang kesini? Kamu bersama siapa?"
Deffan menoleh dan mengangkat matanya, menatap pria yang berbaju hitam di depannya dengan perasaan curiga.
Tuan muda?
Apa mereka memangilnya?
Melihat Deffan diam, pria itu membungkuk dan terus bertanya dengan hormat.
"Tuan muda, apakah kamu kesini mau mencari direktur Daniel? Direktur Daniel baru saja pergi?"
Direktur Daniel? Sepertinya dia seorang yang hebat.
Mata Deffan berputar, sepertinya menemukan sebuah ide. Lagi pula, dia tidak dapat menemukan ibunya, kenapa dia tidak ....
Deffan terbatuk-batuk seperti pemimpin kecil.
"Bos mu yang meminta ku datang kesini!"
Bos mu?
Eh ..., apa benar ini Tuan muda dari keluarga Mahesa? Hanya Tuan muda ini yang dapat memikirkan ungkapan aneh ini.
Tapi Pria itu masih sengaja menekankan:
"Tuan muda, ayah mu direktur, pak Daniel adalah bos kami, apakah ada tugas yang di berikan untuk kami?"
Deffan diam-diam sangat senang di dalam hatinya, namun di permukaan, dia menganggukkan kepalanya dengan serius, dan mengubah kata-katanya dengan bijak.
"Ah, ya .., ayahku memintaku untuk mencari seorang wanita."
Pria itu tiba-tiba menyadari.
Wanita?
"Apakah wanita yang di minta untuk di awasi oleh pak Daniel sebelum dia pergi?"
Mata Deffan terlihat keruh, tidak heran jika Mama begitu lama tidak kembali, ternyata dia di tahan di sini oleh seorang cabul tua bernama direktur Daniel.
Tangan kecil itu mengepalkan tangannya dalam diam.
"Ya, wanita itu, bawa aku untuk melihatnya."
"Baik Tuan muda, ikut dengan ku."
Deffan datang dan berdiri di depan pintu kamar Ariana, dia melambaikan tangannya. "Buka pintunya!"
Beberapa pengawal saling pandang dan ragu-ragu.
"Tuan muda, pak Daniel mengatakan wanita ini ..."
"Ayah ku memintaku untuk membawa wanita ini pergi! Apakah kau berani melanggar dan tidak patuh dengan kata-kata ayah ku!"
"Ini ...,"
Pengawal itu sedikit malu dan merasa ada yang aneh. Bagaimana mungkin pak Daniel membiarkan Tuan muda, untuk membawa wanita ini sendirian?
Dan juga, biasanya Tuan muda itu sangat pendiam. Di tanya puluhan kali pun biasanya dia hanya menjawab satu pata atau dua kata saja. Tetapi hari ini, dia terlihat aneh.
Untuk berjaga-jaga, seorang pengawal menyarankan: "Tuan muda, Saya pikir, sebaiknya menelpon pak Daniel terlebih dahulu dan mengonfirmasikan perintahkan, apakah perlu pengawal untuk mengantar Tuan muda dan wanita ini pulang bersama mu?"
Mendengar kata-kata itu, Deffan menjadi gugup.
Jika panggilan ini di lakukan, maka identitas dia akan terungkap, bagaimana caranya menyelamatkan Mama?
"Papa sangat ingin bertemu dengannya. Jika nanti terlambat, aku akan memberi tahu papa, bahwa anda tidak mendengarkan perintahnya, dan dengan sengaja menyulitkan aku. Pada saat itu, nasib sial akan bersama anda."
Mereka sengaja menyulitkannya?
Ini ....
Seperti yang semua kita tau, bahwa tuan muda adalah anak kesayangan dari keluar Mahesa, dan mereka tidak berai menyulitkannya, jika berani maka habis la riwayat hidup mereka.
Jika tuan muda benar-benar melapor dengan pak Daniel, mereka bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana mereka akan di hukum dengan sikap pak Daniel yang begitu menyayangi putra kesayangannya itu.
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan seperti apa yang sudah di katakan Tuan muda!
Pintu tiba-tiba terbuka, membuat Ariana yang sedang mondar-mandir tengah memikirkan cara untuk keluar dari ruangan itu, seketika ia menoleh.
Melihat Deffan yang berdiri di depan pintu, Ariana juga tampak bingung.
Deffan menatap mamanya yang bingung, ia takut kalau reaksi mamanya akan membuatnya tidak sengaja membuka identitas palsunya. Kemudian Deffan bicara dengan cepat sebelum mamanya bicara.
"Hey Nona ..., Ayahku ingin bertemu dengan mu, ayo ikut aku!"
Saat ia menatap mamanya, ia mengedipkan matanya dengan cepat, memberi isyarat.
Tadinya Ariana tampak terkejut dengan kata-kata putranya, namun, ketika ia melihat kedipan mata Deffan, ia pun langsung paham.
Deffan sedang menyelamatkan dirinya.
Melihat penampilan mamanya yang basah, Deffan langsung mengernyitkan keningnya. Beraninya mengurung dan menghina ibunya seperti ini, kelakuan ini akan selalu ia ingat. Deffan mengepalkan kedua tangan kecilnya dengan erat.
Nanti setelah keluar dari sini, dia akan membuat mereka membayarnya tiga kali lipat dari ini.
"Cepat ikut aku! jangan berlama-lama kau!"
Deffan sengaja bicara seperti itu, agar mereka tidak mencurigainya. Dan Ariana pun memahami ide cerdas anaknya itu, ia diam sambil mengikuti langkah kaki Deffan yang kecil itu.
Ingin sekali Ariana memeluk putranya sekarang juga, namun itu tidak mungkin ia lakukan. Beruntungnya aku memiliki anak seperti Deffan, ia anak yang cerdas dan pandai sekali. Tidak sia-sia Ariana mendidiknya mahal waktu masih di luar negeri. Ia bernafas lega saat keluar dari neraka itu. Tubuhnya yang hampir tak berdarah lagi, kini mulai nampak berseri.