“Apa! Aku impoten.”
Super kaya dengan wajah tampan menawan membuat wanita menggilai dan bertekuk lutut di bawah kakinya, Namun hingga saat ini Devano Kaisar belum terlihat memiliki pasangan, membuat orang meragukan kelaki-lakiannya.
“Rumor sampah. Aku tidak akan menikah jika belum menemukannya,” Bayangan perempuan misterius berkalung emas terkenang yang menyelamatkan nyawanya.
Hingga suatu situasi membuat pertahanan Devan runtuh. Ia terpancing membuktikan keganasannya di ranjang dengan gadis cantik, pekerja keras bernama Jasmine putri. Namun sial, perempuan itu ternyata pelayan rumahnya.
Terjebak satu malam panas membuat Devan harus menikah dengan Jasmine si pelayan. Ini gila. Kenapa harus dia? Sungguh Devan tidak terima karena telah melanggar janjinya untuk tidak menikah. Bagaimana dengan perempuan misterius yang menolongnya?
Dan Jasmine segala upaya ia lakukan agar bisa membiayai kuliahnya namun takdir malah membawanya menikah dengan majikan. Ini gila!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
Brak ...
“Apa! Aku Impoten!”
“Aku tidak seperti yang dituduhkan. Seluruh tubuhku berfungsi dengan baik! Dan untuk saat ini aku memang belum ingin menikah! Jadi jangan paksa aku menikah hanya untuk menghilangkan rumor sampah itu!”
Suara lantang penuh kemurkaan menggema di sebuah ruang makan dari seorang pemuda tampan. Setelahnya meninggalkan ruangan dengan kemarahan.
***
Sementara itu di bagian dapur terlihat dua gadis sedang melakukan hal terlarang yaitu begosip.
Brak ....
Suara meja di pukul keras menggema dari seorang gadis yang berdiri mengenakan seragam pelayan membuat perempuan yang duduk di meja menyimak cerita serius itu terjengkit kaget.
“Ayam ... ayam!” suara pekikan latah terucap dari perempuan bernama Jasmine Putri, gadis yang menjalani pekerjaan sebagai pelayan di rumah megah milik keluarga Raditya.
“Maaf, min. Aku kan hanya melakukan reka adegan suasana pertengkaran tuan besar dan tuan muda di meja makan tadi,” ucap Rena dengan cengiran.
Jasmine mengurut dada, jantungnya seakan lompat ke dasar.
“Kau tahu. Perdebatan kali ini lebih seru dari pada perdebatan yang sering terjadi,” lanjut Rena si biang gosip menggebu.
“Ada rumor beredar, dan tuan besar seakan percaya tuduhan itu. Rumor jika tuan Devan ....”
Rena terdiam sesaat sambil, celingak-celinguk, merasa was-was, jika ketahuan habislah mereka.
“Katanya ... tuan Devan bukan lelaki normal. Dia impoten,” bisik Rena.
Impoten
Mendengar itu Jasmine tercengang dengan mulut terbuka lebar.
Seakan tak percaya pemuda dengan wajah tampan memesona, berkulit putih bersih dan tubuh tinggi tegap, Milyarder di gilai oleh banyak kaum hawa ternyata bukan lelaki normal.
Sungguh sangat di sayangkan.
“Tuan besar menuduhnya karena tuan Devan selama ini tidak pernah dekat dengan satu perempuan pun. Dua bulan lalu tuan Devan menolak di jodohkan dengan Raline padahal mereka kan sangat dekat, sahabat sejak kecil. Raline adalah perempuan yang sangat di idam-idamkan. Raline cantik, tubuhnya bak model. Dia baik hati, kaya pula dia sangat sempurna bak dewi. Tapi tuan Devan tak ingin menikah dengannya. Ini terasa aneh, hanya orang ngak normal yang nolak nona Rali ...."
“Jadi rumor dan tuduhan itu benar, tuan Devan bukan lelaki normal” sosor Jasmine menyayangkan. Menarik kesimpulan dari penjelasan dan fakta yang Rena berikan. Ya, Jasmine mengakui Raline benar-benar perempuan sempurna. Menolak Raline berarti bukan lelaki yang normal, itu juga fikirnya.
Astaga! Benar-benar gosip yang panas.
Mendengar itu Rena berdecak kesal.
“Jasmine! Kau ini juga jangan menarik kesimpulan tentang tuan tampan kesayanganku,” gemas Rena melayangkan kepalan tangannya di bahu Jasmine membuat perempuan itu mengaduh.
“Aduh! Ahh, kenapa kau memukulku!" protesnya mengusap lengan.
“Kau tidak boleh meragukan tuan Devan. Dia pasti punya alasan. Aku dengar tuan Devan tidak mau menikah karena dia terus mencari keberadaan satu perempuan penting untuknya," bela Rena tentang tuan kesayangannya.
"Mencari seorang perempuan!" ulang Jasmine tubuhnya semakin merapat penasaran.
Oh, Rena memang penggosip handal. Tahu semua informasi. "Siapa?" tanya Jasmine tak sabar.
Suasana semakin tegang penuh, rasa penasaran.
“Siapa dia itu bukan urusan kalian!” bentak suara dari arah belakang membuat Jasmine dan Rena terjengkit kaget dengan wajah memucat.
“Bibi Anna!” ucap keduanya. Lalu bangun berdiri di hadapan bibi Anna kepala pelayan.
Oh astaga. Habislah. Mereka akan menerima hukuman.
“Berani-beraninya kalian bergosip di rumah ini. Apalagi tentang tuan Devan!” bentak perempuan bertubuh tambun itu.
“Maafkan kami bibi Anna,” ucap Jasmine dan Rena serentak.
“Kalian telah lancang. Kalian lupa dengan peraturan di rumah ini! Kali ini kalian akan mendapatkan hukuman yang berat,” hardik bibi Anna.
Jasmine dan Rena menarik napas berat. Ah, asik bergosip malah mendapatkan hukuman.
***
Waktu telah menunjukkan pukul 1 malam lebih. Jasmine dan Rena masih aktif mengerjakan pekerjaan rumah.
“Akhirnya selesai. Ah. Aku mengantuk sekali,” keluh Rena sembari menguap. Mereka baru saja mengepel lantai.
Ya. Hasil hukuman karena telah lancang bergosip tentang anak pemilik rumah, mereka harus membersihkan rumah luas ini hanya berdua. Tentu sangat melelahkan.
“Pergilah tidur. Aku akan membereskan peralatannya,” ucap Jasmine tak tega. Toh tinggal membereskan saja peralatan kebersihan ini.
Tarikan senyum menghiasi wajah Rena.
“Jasmine kau memang sangat pengertian,” ucap Rena memeluk Jasmine erat.
“Sudah. Pergilah,” ujar Jasmine.
Rena pun melangkah meninggalkan Jasmine.
Setelah bayangan Rena menghilang. Jasmine mulai membereskan peralatan kebersihan.
Suara pintu utama terbuka, membuat Jasmine tersentak kaget.
Netra Jasmine menyorot seorang pemuda dengan tampilan acak-acakan yang berdiri di ambang pintu. Namun tak mengurangi nilai ketampanan di wajah itu sama sekali. Ah wajah itu selalu membuat orang terpukau. Anak majikannya ini memang sempurna. Melihat wajah anak majikan adalah hiburan bagi pelayan di rumah ini.
“Tuan Devan,” gumam Jasmine.
Devan menatap Jasmine sekilas, kemudian berlalu. Melangkah sempoyongan masuk ke dalam rumah.
Untuk sesaat Jasmine membatu menghentikan aksinya. Dia jarang sekali bertemu dengan anak tuannya ini. Ya, karena dia adalah pelayan yang menangani dapur.
Bukan pelayan inti seperti Rena dan Bibi Anna yang langsung berhubungan dengan anggota keluarga.
"Selamat malam tuan," sapa Jasmine gugup dengan kepala tertunduk hormat saat Devan berjalan melaluinya.
Jasmine menghirup aroma alkohol yang menguar dari tubuh pemuda itu. Jasmine bisa menebak jika Devan pasti baru pulang dari club malam dan sedang dalam keadaan mabuk. Lelaki itu pasti melampiaskan frustrasi karena tuduhan impotensi dengan alkohol. Harga diri Devan pasti sangat terluka.
Dengan susah payah Devan melangkah menyeimbangkan posisi tubuhnya agar ia tidak ambruk menuju kamar.
Brukkk.
Devan terjatuh di lantai, membuat Jasmine gelagapan.
“Tuan Devan!” pekik Jasmine dengan sigap menghampiri Devan mencoba membantunya.
“Tuan ... Tuan tidak apa-apa?” Jasmine melihat kelopak mata Devan tertutup. Wajahnya memerah.
“Aku lelaki normal!” pekik Devan.
Devan dalam keadaan mabuk berat. Seperti sudah tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan.
“Biar saya bantu tuan ke kamar,” ucap Jasmine kemudian memapah tubuh besar tinggi Devan.
Dengan tertatih Jasmine akhirnya menuntun Devan ke kamar.
Setelah beberapa saat. Napas Jasmine terengah akhirnya Jasmine berhasil membawa Devan masuk ke dalam kamar. Membaringkannya lalu membuka sepatu yang melekat di kaki, setelahnya Jasmine menarik selimut untuk menutupi tubuh Devan.
Jasmine hendak beralu pergi, namun ia tersentak saat pergelangan tangannya di cekal.
“Tuan Devan,” Jasmine mencoba menarik tangannya.
“Aku lelaki normal! Tidak impoten!” rancau Devan kemudian menarik kuat tangan Jasmine hingga gadis itu terhuyung menindih tubuh Devan.
Jasmine membulatkan mata.
“Tuan Devan,” berontak Jasmine panik. Astaga dia bisa di pecat jika ketahuan bersama dengan anak majikannya.
Sekuat tenaga Jasmine berontak, namun Devan tak melepaskannya hingga tak lama. Jantung Jasmine berpacu cepat saat Devan itu telah mengubah posisi mengukung tubuh mungilnya.
Oh astaga apa yang terjadi pada tuan Devan.
“Tuan lepaskan saya,” raung Jasmine.
“Kau akan melihat keperkasaanku sebagai lelaki! Aku akan membuktikannya,” tutur Devan dengan suara serak, geloranya menggebu dan kini memangut bibir Jasmine.
Tubuh Jasmine bak di sambar listrik jutaan volt akan serangan dadakan yang ia terima dari pemuda tampan itu.
Oh Tuhan, anak tuan rumah ini akan melakukan apa pada pelayan seperti dirinya?