NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:16.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum

Tidak ingin telinga Shanum mendengar lebih banyak lagi istilah yang tak ramah dari bibir tantenya, Azkara mengajak sang istri ke kamar segera. Walau mungkin saja sebelum Azka datang Shanum sudah lebih dulu mendengar istilah berkaitan dengan hal yang iya-iya, tapi bagi Azkara tidak ada salahnya mencegah sebelum nanti lebih parah.

Caranya melangkah sama sekali tidak biasa, sedikit terburu hingga membuat Shanum salah paham tentu saja. Jangan tanya sudah sejauh apa pikiran Shanum, jelas saja jauh sekali.

Terlebih lagi, ketika masuk Azkara mengunci pintu sampai diulang dua kali. Kebiasaan yang tidak Shanum mengerti, seakan-akan Azkara khawatir pintu itu didorong dari luar atau semacamnya.

"Mas Azka ...."

"Hem?" Tanpa melihat ke arah Shanum, dia masih memastikan pintu kamarnya benar-benar terkunci dengan aman. "Kenapa?" tanya Azka beralih menatap istrinya.

"Kamu ngapain?" selidik Shanum bingung sendiri karena memang hal tersebut seolah tak lepas dari dalam diri Azkara.

"Kunci pintu, kenapa memangnya?"

"Tanya saja, kenapa sampai segitunya ... apa pintunya rusak?"

Azka menggeleng, dia mendekati sang istri sembari menatapnya lekat-lekat. "Pintunya tidak rusak, tapi karena di rumah ini banyak siluman musang jadi wajib dipastikan aman atau tidaknya," jelas pria itu seketika membuat dahi sang istri mengerut seketika.

Siapa yang Azka sebut siluman musang, Shanum tidak tahu juga sebenarnya. Dia hanya tersenyum tipis dan mengekor di balik punggung Azka yang berjalan mendahuluinya.

Shanum menghela napas panjang, dia duduk di tepian ranjang sembari menatap gerak gerik sang suami. Dua hari berlalu, mereka tidur di bawah selimut yang sama. Azkara masih terlihat biasa, tapi Shanum bingung kenapa pria itu belum juga menyentuhnya.

Padahal, dari ucapan asal ceplos yang kerap Azkara lontarkan dan sikapnya terlihat jelas pria itu sangat menginginkan. Akan tetapi, hingga detik ini Azkara memang benar-benar belum menyentuhnya secara utuh.

Ciuman yang dia berikan juga sebatas menggoda, pelukan dan sentuhan lainnya juga masih taraf biasa saja. Bagaimana Shanum bilang biasa? Karena pelukan dan kecupan di kening semacam itu juga kerap Azka berikan pada keponakannya, Aruni.

Itu berarti, tidak ada yang spesial karena hal itu amat biasa. Sebagai wanita yang bercita-cita menjadi seorang istri sholehah, bagi Shanum hal semacam ini jelas masalah.

Bagaimana bisa Azkara yang berlagak sangat menginginkannya hingga detik ini belum disentuh juga. Bukan karena Shanum haus belaian, tapi dia penasaran karena memang tindakan Azkara seolah terbatas hanya bermain bibir saja.

Brugh

Azkara menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Pakaiannya telah berganti, dan itu artinya Shanum sudah melamun lumayan lama.

"Shanum?"

"Iya, Mas?" Shanum mengangkat kepalanya, menatap sendu ke arah Azkara yang kini menepuk sisi kosong di sebelahnya.

Jika kemarin Shanum akan menurut saja, kali ini dia menggeleng sembari mere-mas jemari lantaran takut salah bicara.

"Kenapa?"

"A-aku belum ngantuk," jawab Shanum sedikit gugup.

Sungguh, dia benar-benar butuh keberanian untuk mengutarakan keresahannya sebagai istri. Tidak dapat dibohongi, sikap Azkara yang begini sampai membuat Shanum berpikir jika pria yang dia nikahi mengalami disfungsi ereksi.

Sedikit konyol memang, tapi memang hal itu terbesit begitu saja. Karena memang Azka begitu lengket, tapi tidak ada tanda-tanda menginginkan lebih. Sebagai wanita normal dan tahu jika pria normal itu bagaimana, tidak salah jika Shanum curiga milik sang suami tidak bisa berdiri jika bersamanya.

"Belum ngantuk?" Azkara beranjak untuk duduk dan mendekati sang istri di tepian ranjang.

Shanum mengangguk, semakin Azka dekati semakin dia gemetar karena khawatir menyinggung perasaan sang suami. Terlebih lagi tatkala pria itu mengulurkan tangan untuk meraih wajahnya, jelas Shanum panas dingin seketika.

Aneh memang, dia yang ragu, tapi ketika Azkara begitu justru masih ada takutnya. "Katakan, apa yang mengganggu pikiranmu?"

Deg

Shanum menggigit bibir, lagi dan lagi dia kembali dibuat berdebar hanya karena usapan lembut sang suami. Kendati demikian, untuk kali ini Shanum menguatkan diri untuk bicara dari hati ke hati.

.

.

"Ehm, maaf sebelumnya, boleh bertanya?"

"Sure, tanya apa?" Azkara balik bertanya dengan suara super lembutnya.

"Mas normal 'kan ya?"

"Heuh?" Mata Azkara mengerjap pelan usai Shanum melontarkan pertanyaan tersebut padanya.

Suasana kamar seketika hening, tergantikan suara burung ghaib yang mengisi kekosongan di antara mereka.

"Ma-maksudnya Mas tidak mengalami penyimpangan sek-sual 'kan?"

"●˙—˙●"

Lagi, Shanum melontarkan pertanyaan tambahan yang membuat bola mata Azka seolah hendak keluar dari tempatnya. Belum selesai keterkejutan Azkara dengan pertanyaan pertama, Shanum berhasil membuatnya tak kuasa berkata-kata.

"Sudah beberapa hari kita tidur di bawah selimut yang sama, tapi Mas belum juga menyentuhku ... kenapa?" tanya Shanum akhirnya bisa langsung to the point.

Setelah tadi kebanyakan kalimat pembuka lantaran bingung hendak memulainya, Shanum kini bisa mengutarakan pertanyaan intinya.

Tak segera menjawab, Azkara menatap Shanum lekat-lekat. Senyumnya tertarik begitu tipis, nyaris tidak terlihat. "Ehem!!"

"Jadi mau disentuh ceritanya?" tanya Azkara setelah berdehem dan mengikis jarak hingga keduanya tampak begitu dekat.

Saat ini, jarak keduanya hanya beberapa senti. Shanum bahkan bisa merasakan hangat di pipinya akibat helaan napas sang suami.

"Ehm, sempurnakan aku sebagai istrimu ... apa tidak bisa?" tanya Shanum menatap Azkara sendu.

Sudah berkali-kali Azkara membuatnya merasa tertipu. Selalu digoda seakan sangat diinginkan, bahkan sebenarnya mereka sudah melakukan shalat sunnah dua rakaat yang biasa dilakukan pasangan pengantin baru. Tapi, anehnya justru Shanum diajak tidur dan berakhir tak tersentuh.

"Bisa, jika dengan disentuh kamu akan merasa sempurna maka akan kulakukan," ungkap Azkara tanpa basa-basi meraih tengkuk leher sang istri setelah membacakan sesuatu tepat di atas ubun-ubun sang istri.

Dalam keadaan tidak siap, Shanum menerima cium-an panas yang tidak pernah Azkara berikan sebelumnya. Sekalipun bukan pertama kali, tapi sebelum ini Azkara tidak sampai memburu hingga membuat Shanum kewalahan begini.

Azkara bergerak begitu cepat, entah karena terlalu bersemangat atau tersinggung diduga tidak normal, yang jelas malam ini dia sampai membuat Shanum memukul dadanya demi bisa melepaskan diri.

"Napas," bisik Azka sejenak memberikan kesempatan untuk sang istri menghela napas sebelum kemudian kembali membenamkan bibirnya.

Terlatih multitasking sejak dahulu, Azkara mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu. Tanpa melepaskan pagutan, dia melepas hijab dan perlahan membuka ritsleting yang berada di bagian punggung Shanum tanpa kesulitan.

"Eeeumm." Shanum memejamkan mata begitu Azkara mendorong tubuhnya sembari menyusuri leher dengan kecupan pelan.

Dalam waktu sekejab, sang suami membuatnya terlena bahkan sama sekali tak sadar jika saat ini dirinya sudah dibuat polos bak bayi baru lahir.

Hingga, ketika Azkara sengaja berhenti demi bisa memandangi keindahan di depan matanya, Shanum sontak menutupi beberapa titik dengan kedua tangannya.

"Jangan ditutup," titah Azkara sembari menyingkirkan tangan Shanum yang disilangkan di bagian dada.

Shanum yang telanjur malu dan tidak mau Azkara fokus ke tubuhnya seketika mengalungkan tangan ke leher sang suami.

"Mas Azkara ...."

"Iya, Sayang, kenapa lagi?"

"Sebelum benar-benar jauh, boleh aku minta sesuatu?" tanya Shanum menatap sang suami lekat-lekat. "Ini penting," lanjutnya kemudian.

"Ehm boleh, minta apa memangnya?"

.

.

- To Be Continued -

1
Widi
Hai Azka, udah setahun aja ya, sehat2 ya kalian ❤️❤️❤️
Yus Warkop
haha Asraf kaget yah
Yus Warkop
pake boxer rambut di kucir percis apa uah
Yus Warkop
udah dibebaskan H-1 tspi diumpetin dulu yah 😆😆 buat kejutan gimana tuh
Yus Warkop
🤣🤣🤣kebayang disiram pake minyak telon , pasti kelojotan kaya ikan mujair tanpa air
Yus Warkop
🤣🤣🤣kenapa yg membenturkan kepala si sabila tapi yg jafi gila Azkara thor?
Yus Warkop
sabila ngarep dapat perhatian haha sampe lebaran monyed juga gak bakalan dapet,
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣
Yus Warkop
dasar setreeees
Herni Haryani
Luar biasa..... yg pasti bagus awal yg menegangkan tahunya ketemu jodoh yg tak terduga yg bener2 impian azka dulu awal jatuh cinta yg pertama tapi sayang gagal sebelum berperang n sekarang di ganti sama sang pencipta pada saat azka udah menyerah dan pasrah menghadirkan shanum dalam hidup azka sebagai pendamping hidupnya n akan lebih seru lagi dibaca langsung ya...
Yus Warkop
duh tuhmulut ngatain orang kaya sapi Azkaa untunh dapat istri sholehah
Yus Warkop
iih amit amit
Yus Warkop
alhamdulillah, subuh" udah ada tauziah 👍👍👍jazakumulloh khoiron kasiro ustadz Azka
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣🤭🤭
Yus Warkop
lari keluar kamar cuma pake handuk lupa ada tamu ganjen tuh
Yus Warkop
ujian diawal pernikahan , semoga pelukan megumi bukan untuk membuat azka terjebak
Yus Warkop
hadeuuh hatimu shanum apa kuat tuh seandainya nanti megumi ngasih kata yg menyakitkan , terus Azka nemuin megumi
Yus Warkop
apa mungkin megumi yg menghubungi
Yus Warkop
dasar kampungan noraak udah naik becak aja 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭
Yus Warkop
aduh mma kenapa buka aib sih , terbyata gen kuat yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!