Jangan Marahi Mama
"Kamu adalah orang yang ku pesan," ucap Ariana.
Di suite senior, Ariana mengulurkan tangannya mendorong pria itu jatuh di atas ranjang membuat Pria itu tercengang.
Kemudian Ariana duduk diatasnya.
Tangannya yang halus menepuk wajah Pria itu dengan ringan, matanya berbinar, bulu mata yang lentik dengan senyuman yang menggoda.
"Kamu boleh juga," gumamnya.
Hembusan nafasnya berbau alkohol yang sangat menyengat hingga membuat Daniel mengernyit dengan tatapan jijik.
Wanita yang ingin merayunya tidak lah muda, tetapi wanita yang merayunya dengan cara seperti ini hal yang pertama kali ia temui.
Ini sangat berbeda.
wanita itu merapatkan wajahnya, merangkul erat leher Danie dengan lengannya yang putih dan mulus, lembut seperti sutra.
"Ayo c**m dulu," ucap Ariana dengan manja.
Daniel melotot kearahnya.
"Kamu yakin mau seperti ini?" ucapannya bertanya dengan tenang sambil menghindari bibi merah wanita itu.
"Jangan banyak omong, apakah kamu laki-laki?" ucap Ariana menyerigai.
Mendengar kata-kata yang seperti meragukan kejantanannya Daniel merasa tertantang. Ia menyipitkan matanya sebentar, kemudian membalikkan badannya menatap wanita di bawahnya dengan sinis.
"Laki-laki atau bukan Aku akan membuatmu mengakuinya sendiri," sinis Daniel.
"Ah .... "
Menit berikutnya Ariana merasakan rasa sakit seperti di robek.
Daniel melakukannya berkali-kali hingga Ariana menyerah dan mengakui bahwa pria itu adalah laki-laki sejati.
Esok harinya, Ariana terbangun dengan rasa yang sakit di sekujur tubuhnya. Ia menatap aneh dengan dekorasi mewah di ruangan itu.
"Ini ..!"
Ariana tiba-tiba tersentak dan bangun seketika menyadari apa yang sudah ia perbuat semalam. Adegan mencengkeram dan wangi parfum semalam masih membekas.
Adegan demi adegan semakin muncul di kepalanya.
Tadi malam Ariana mendapati kekasihnya bersama wanita lain, demi membalaskan dendamnya ia juga mencari Pria bayaran.
"Ini adalah hadiah untukmu! B*****n sialan!" ucap Ariana sambil mengepalkan tangannya.
"Kamu sedang mengumumkan apa?"
Suara tenang itu mengejutkan Ariana.
Arian menatap Pria yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pria itu menutupi bagian tubuhnya dengan setengah handuk. Air dari rambut Pria itu menetes, wajahnya yang tampan terlihat sangat segar, otot-otot kekarnya terlihat jelas oleh Arian, ia menelan ludah sambil memalingkan wajahnya.
Ariana mengakui bahwa Pria ini benar-benar tampan, apa lagi mempunyai bentuk tubuh yang sangat bagus, tak heran jika dia adalah Pria bayaran, pikir Ariana.
"Kenapa kamu masih belum pergi?" ujar Arian bertanya tanpa melirik Pria itu.
Bibir tipis Daniel melengkung ke atas, terlihat senyum sinis menatap Ariana.
"Karena aku penasaran, setelah kamu berhasil merayuku lalu kamu menggunakan cara seperti apa untuk membuatku bertanggung jawab padamu?" ucap Daniel sinis.
Membuatnya bertanggung jawab itu adalah tujuan yang utama yang di inginkan para wanita yang mendekatinya sebelumnya.
Ariana memutar bola matanya ke atas.
"Siapa juga yang meminta seorang Pria bayaran untuk bertanggung jawab?"
Arian berpakaian dengan cepat, sementara Daniel tercengang dengan kata-kata perempuan itu, bibirnya sedikit terbuka ingin mengatakan sesuatu.
Sementara Ariana cepat-cepat membuka tasnya setelah mengenakan pakaiannya.
"Ini hadiah untukmu, ambillah, servis mu bagus tadi malam,"
Ariana meletakkannya uang sejumlah 4 juta di atas kasur, sambil beranjak pergi.
Daniel terdiam sesaat, matanya melotot. "Apakah wanita ini sudah bosan hidup?" pikir Danie
"Tunggu!" ucap Daniel menahan langkah Ariana. Daniel kesal, tapi perempuan itu sudah berjalan ingin keluar dari ruangan itu.
"Hei, berhenti!"
Teriak Danie dengan menggertakkan giginya dengan kasar sambil menahan emosi.
Ariana berhenti dan menoleh Pria tampan itu, ia tersenyum malu-malu.
"Apakah uangnya masih kurang? itu sudah banyak, sesuai dengan pelayanan kamu, lagi pula kamu juga menikmatinya kan?" Ariana tersenyum simpul.
"Kamu ...," desis Daniel dengan geram.
"Sudah ya, sampai jumpa bay ..." Ariana melambaikan tangannya melangkah dengan cepat meninggalkan kamar suite itu.
Daniel menatap pintu itu, dengan ekspresi wajah yang sangat gelap, menunjukkan kalau ia sedang menahan emosi.
"Wanita itu! lihat saja nanti!" geram Daniel sambil mengepalkan kedua tangannya.
Kalau saja ia tidak sedang memakai handuk, sudah di pastikan Daniel sudah mengejar dan mencengkeram leher perempuan itu. Ia benar-benar merasa terhina oleh perempuan itu.
.
.
.
.
Sembilan bulan kemudian,
Oekk ... oekk... !
Tangis bayi keras terdengar menyelimuti ruang operasi. Melihat bayi-bayi merah yang menunggu untuk di beri makan, Arian terlihat sibuk membersihkan ASI. Ini pertama kalinya ia menjadi seorang ibu, ia merasa kaku, belum begitu telaten bagaimana caranya mengurus bayi. Apa lagi memiliki bayi 4 sekaligus, ia bingung yang mana yang harus di beri makan duluan.
Tepat ketika ia berpikir bagaimana ia bisa mengurus bayi sekaligus, menjadi ibu yang hebat, sebuah wawancara keuangan di TV menarik perhatiannya.
Mata Ariana melebar seketika, ketika ia melihat seorang Pria tampan dengan setelah jas yang mahal dan elegan itu duduk di kursi utama.
"Jaman macam apa ini? Apakah seorang Pria bayaran bisa juga masuk dalam wawancara keuangan? " pikir Ariana sambil menyusui anak-anaknya dan ingin mendengarkan apa yang akan mereka bicarakan?
"Pak Daniel, saya mendengar anda sedang mencari seseorang tapi tidak dapat menemukannya, bolehkah saya bertanya siapa orang tersebut? siapa tau para pemirsa yang ada di rumah bisa membantu anda untuk mencari informasi yang berguna untuk pak Daniel?"
Mata tajam Daniel menatap lurus kedepan, giginya terkunci rapat, menahan emosi yang ia pendam.
"Saya mencari wanita yang uangnya tertinggal di saya, saya akan menggantinya 100 kali lipat!"
Seratus kali lipat?
Daniel berkata dengan lantang, wajahnya semakin gelap. Kemudian ia juga menjelaskan rupa dan penampilan wanita itu.
Ariana yang mendengarkan ternganga, matanya tidak berkedip memandang televisi. Bukankah yang di sebutkan Pria itu adalah gambaran bentuk dirinya.
"Siapapun yang dapat memberikan informasi berharga, saya akan membayarnya dengan harga yang cukup pantas, tidak kurang dari satu miliar,"
"Satu miliar hanya untuk mencari diriku, Pria ini terlalu sombong," gumam Arian.
Arian tiba-tiba memiliki firasat buruk, setelah ia mencari tau tentang Pria bayaran itu. hatinya bergidik ngeri.
"Ternyata dia bukanlah Pria bayaran ...!" Ariana membekap mulutnya dengan tangannya, untung Ariana cepat tersadar, kalau tidak bayinya sudah terlepas dalam gendongan yang sedang ia beri makan, ia tak hentinya merutuki dirinya. Ternyata namanya Daniel Mahesa Anugerah, Presedir direktur perusahaan internasional, hampir di seluruh negara perusahaan Mahesa berdiri sukses. keluarga terkaya, keluarga yang sangat di takutkan oleh kalangan bisnis di manapun.
Dan waktu itu Ariana menyebutnya Pria bayaran, Pria gigolo.
Menatap wajah angkuh Pria itu hati Ariana langsung bergidik, ada ketakutan di wajahnya.
"Jika Pria itu menemukannya, maka habislah aku dan anak-anak ku,"
Tidak, Ariana harus mencari cara agar menghindari Pria itu sejauh mungkin.
Apa yang akan Ariana lakukan? cara apa agar Ariana terhindar dari Pria menakutkan itu?
ikuti terus kisah menariknya. jangan lupa tap love agar kalian mendapatkan notifikasi update terbaru dari novel ku. jangan lupa dukungannya ya, selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Nor Azlin
cukup menarik ceritanya ...lanjutkan thor
2023-08-23
0
abu😻acii
awal yg menarik
2023-01-07
0
Inru
Tunggulah kedatangan Daniel, Ariana!
2022-08-30
0