Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
Carla dan Carlos saling pandang, kemudian keduanya berpencar saling menjauh. Sehingga musuh pun terbagi menjadi dua.
Carla di kepung oleh dua orang pria, namun ia tenang-tenang saja. Malah Carla seperti mengejek mereka.
"Ayo Paman tangkap aku kalau bisa," ucap Carla dengan suara lantang.
Dua pria itu tersenyum kemudian secara bersamaan menangkap Carla. Namun Carla segera menghindar hingga keduanya bertabrakan satu sama lain.
"Bodoh! Mengapa kamu juga ikut nangkap?" Kedua pria itu sama-sama mengusap keningnya.
"Bukankah kita harus menangkap anak itu?" tanya pria yang tidak mau disalahkan.
"Iya, tapi tidak secara bersamaan, goblok," jawab pria itu.
Kedua pria itu akhirnya saling menyalahkan, sementara Carla tertawa melihat kebodohan mereka.
"Bagaimana Paman, enak kan? Emang Paman pikir gampang menangkap kami?" tanya Carla sambil tertawa.
Sementara Carlos yang tidak ingin main-main langsung hajar saja, sehingga kedua lawannya sudah terduduk di tanah sambil memegangi muka mereka yang lebam.
"Dek, sadis amat main hajar saja, gak seru kalau tidak main-main," ucap Carla.
"Itulah kakak suka menyepelekan musuh, ingat apa yang Opa ajarkan, tunjukkan kekuatan kita pada musuh," ujar Carlos.
"Haah ... terserahmu lah." Akhirnya Carla pun menghajar kedua pria itu yang tadinya sempat berdebat.
Mereka semua yang hanya mengandalkan tubuh besar, tapi ilmu beladiri nol itupun hanya bisa meminta ampun.
Carla dan Carlos tidak peduli, mereka meneruskan joging nya mencari tempat yang nyaman.
Mereka hendak ke taman, namun jika jalan kaki lumayan jauh. Akhirnya mereka kembali ke rumah sambil berlari.
"Sudah pulang?" tanya Carlina saat mereka sudah tiba di rumah.
"Ma, sepertinya kami butuh kendaraan deh." jawab Carla tidak nyambung.
"Iya Ma, soalnya jika mau kemana-mana senang." Carlos menimpali.
"Motor kecil milik kalian tidak di bawa, disini ada gak ya motor kecil?"
"Sepeda juga gak apa-apa Ma, yang penting ada," jawab Carla.
"Nanti deh mama beli untuk kalian," kata Carlina.
"Gak perlu Ma, biar kami saja yang beli lewat online," ucap Carla.
Carlina tersenyum, kemudian merangkul kedua anaknya. "Bau acem, belum mandi."
"Hehehe." keduanya nyengir saja. Lalu masuk kedalam kamar mereka untuk mandi. Karena mereka sudah besar, jadi mandinya pun bergantian.
Carlos, sementara menunggu kakak mandi, ia membuka laptopnya untuk mencari tahu tentang keluarga mamanya.
Mereka sudah mengetahui kronologi kejadiannya hingga mamanya di usir dari rumahnya.
Tidak sulit bagi Carlos untuk mengetahui semuanya, bahkan dengan jahil nya, Carlos mengacaukan perusahaan milik kakeknya itu.
"Beri sedikit pelajaran gak apa-apa, siapa suruh jahat sama mama," gumam Carlos.
"Sedang apa kamu, Dek?" tanya Carla yang tiba-tiba muncul.
"Hehehe, kakak," jawab Carlos garuk-garuk kepala.
"Wah adik laknat, mau ngerjain orang gak ngajak-ngajak," ucap Carla saat melihat layar laptop yang masih menyala.
Carlos cepat-cepat mematikan laptopnya agar kakaknya tidak membaca semuanya. Biarpun mereka beda beberapa menit saja. Namun Carlos tetap menghormati kakaknya.
"Bagaimana? Kamu tidak buat kakek itu bangkrut, kan?" tanya Carla.
Carlos tidak menjawab, ia malah berlari masuk kedalam kamar mandi. Carla yang merasa jengkel karena tidak mendapatkan jawaban pun menggedor-gedor pintu kamar mandi.
"Kalau tidak di buka, aku dobrak pintu ini!" pekik Carla.
"Dobrak saja jika ingin melihat aku gak pakai apa-apa!" balas Carlos memekik pula.
Akhirnya Carla pun keluar menemui mamanya. Dengan wajah cemberutnya ia duduk di antara Oma dan Opanya.
"Kenapa mukanya?" tanya Anggita.
"Gak ada apa-apa Oma, Oma dan Opa jadi pulang hari ini?" tanyanya.
"Jadi, Opa tidak bisa lama-lama disini," jawab Harley.
"Adik kamu mana?" tanya Carlina.
"Mandi," jawabnya singkat.
Tidak berapa lama Carlos sudah keluar dengan pakaian lengkap. Dan langsung duduk di dekat sang mama.
"Mau sarapan apa? Roti atau nasi goreng?" tanya Carlina.
"Nasi goreng saja Ma, di negara A jarang makan nasi," jawab Carlos.
Carla juga meminta nasi goreng, dengan cepat Carlina melayani kedua anaknya itu. Carlina tidak mengetahui kejahilan putranya yang mengacaukan perusahaan papanya.
Setelah selesai makan, mereka akan ke bandara untuk mengantar Oma dan Opanya yang akan kembali ke negara A.
.....
Sementara disisi lain ...
Julian ketar ketir saat mengetahui perusahaan nya di bobol oleh hacker misterius.
Braak ... Julian menggebrak meja di ruangan komputer. "Bagaimana bisa ini terjadi? Aku tidak mau tau, cari tau siapa Mr C itu bagaimanapun caranya!"
"Tuan, saya sudah mencari tahu, namun komputer kita malah eror dan tidak bisa di gunakan," jawab pegawai yang bekerja di bagian IT.
"Sial, siapa sebenarnya dia? Aku tidak punya urusan dengan Mr C itu, tapi mengapa dia menyerang ku?"
Julian mengumpat terus menerus, sementara semua bawahan hanya mampu tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa.
"Apa kerja kalian? Melawan Mr C saja tidak becus!"
Ya, mereka mendapat pesan dari atas nama Mr C. Namun saat di klik, komputer mereka malah eror. Hanya tinggal satu komputer saja yang tidak eror. Karena tidak mengklik pesan tersebut.
Julian menggusar rambutnya hingga berantakan. Ia kembali ke ruang kerjanya bersama sang asisten.
Sang asisten juga tidak berani untuk bicara apalagi memberi solusi. Bagaimana tidak? Perusahaan milik Julian terkunci.
"Tuan, apa Tuan punya musuh?" tanya sang asisten memberanikan diri untuk bicara.
"Dalam bisnis pasti ada musuh, mungkin orang itu iri pada perusahaan ku," jawab Julian.
"Tapi Tuan, menurut analisa saya, sepertinya orang itu ingin balas dendam," kata sang asisten ragu-ragu.
"Sudah, sebaiknya kamu keluar. Aku lagi mumet sekarang," usir Julian.
Tanpa menunggu kedua kalinya, sang asisten segera keluar. Ia mengerti situasi Tuan nya saat ini. Pasti lagi kacau.
Dan berita itu dengan cepat menyebar kemana-mana, sehingga di dengar oleh para investor-investor lain.
Merekapun mendatangi perusahaan milik Julian untuk menarik kembali investasi mereka sebelum semuanya menjadi sia-sia.
Julian semakin panik, ia tidak punya cara untuk menyelesaikan masalah ini. Apalagi masalah ini datang dengan tiba-tiba.
"Beri saya waktu, Tuan-tuan semuanya. Saya akan selesai masalah ini dengan cepat," ucap Julian.
"Maaf Tuan Julian, sebelum saham kami hangus, lebih baik kami tarik kembali. Daripada nanti akan menjadi sia-sia," ucap salah satu investor.
Dan mereka sependapat untuk menarik kembali saham mereka. Ada tiga orang yang menjadi investor di perusahaan ini semuanya menarik saham mereka.
Julian mengamuk setelah para investor itu pergi, karena perusahaan nya sudah diambang kebangkrutan.
Segala yang ada diatas meja pun sudah jatuh ke lantai. Kecuali laptop yang dengan cepat sang asisten mengamankan nya.
Hidup itu selalu seimbang kiri dan kanan 😂😂
Apa jobdesk recesionis yaa? Satpam perusahaan? Ini perusahaan recehan ato gedean?
Kalo perusahaan gede, karyawan jiasa aja ga bisa asal masuk ke ruangan pimpinan..
Aahhgg ini kan dunia unreal, anything can happend right? 😂😂😂
🙏🏼🙏🏼
Semangay bosque 👌🏻
.