NovelToon NovelToon
Water Ripple (Morning Dew Series 3)

Water Ripple (Morning Dew Series 3)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta Paksa / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain / Toko Interdimensi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vidiana

Karena sebuah mimpi yang aneh, Yuki memutuskan untuk kembali ke dunia asalnya. Walaupun Dia tahu resikonya adalah tidak akan bisa kembali lagi ke dunianya yang sekarang. Namun, saat Yuki kembali. Dia menemukan kenyataan, adanya seorang wanita cantik yang jauh lebih dewasa dan matang, berada di sisi Pangeran Riana. Perasaan kecewa yang menyelimuti Yuki, membawanya pergi meninggalkan istana Pangeran Riana. Ketika perlariaannya itu, Dia bertemu dengan Para Prajurit kerajaan Argueda yang sedang menjalankan misi rahasia. Yuki akhirnya pergi ke negeri Argueda dan bertemu kembali dengan Pangeran Sera yang masih menantinya. Di Argueda, Yuki menemukan fakta bahwa mimpi buruk yang dialaminya sehingga membawanya kembali adalah nyata. Yuki tidak bisa menutup mata begitu saja. Tapi, ketika Dia ingin membantu, Pangeran Riana justru datang dan memaksa Yuki kembali padanya. Pertengkaran demi pertengkaran mewarnai hari Yuki dan Pangeran Riana. Semua di sebabkan oleh wanita yang merupakan bagian masa lalu Pangeran Riana. Wanita itu kembali, untuk menikah dengan Pangeran Riana. Ketika Yuki ingin menyerah, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Namun, sesuatu yang seharusnya menggembirakan pada akhirnya berubah menjadi petaka, ketika munculnya kabar yang menyebar dengan cepat. Seperti hantu di malam hari. Ketidakpercayaan Pangeran Riana membuat Yuki terpuruk pada kesedihan yang dalam. Sehingga pada akhirnya, kebahagian berubah menjadi duka. Ketika semua menjadi tidak terkendali. Pangeran Sera kembali muncul dan menyelamatkan Yuki. Namun rupanya satu kesedihan tidak cukup untuk Yuki. Sebuah kesedihan lain datang dan menghancurkan Yuki semakin dalam. Pengkhianatan dari orang yang sangat di percayainya. Akankah kebahagiaan menjadi akhir Yuki Atau semua hanyalah angan semu ?. Ikutilah kisah Yuki selanjutnya dalan Morning Dew Series season 3 "Water Ripple" Untuk memahami alur cerita hendaknya baca dulu Morning Dew Series 1 dan 2 di profilku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Ketegangan di udara semakin meningkat ketika Pangeran Riana membalas pukulan Bangsawan Voldermon dengan cepat. Pukulan keras itu menghantam wajah Voldermon, membuatnya terhuyung mundur sejenak sebelum segera mengumpulkan tenaga untuk kembali menyerang.

Pangeran Riana dengan suara dingin, menatap Voldermon dengan marah. “Kau tidak mengerti, Vold. Ini bukan tentang cinta atau hak. Ini tentang melindungi Yuki dan Garduete !”

Bangsawan Voldermon tidak gentar, melawan kembali. “Melindungi? Atau justru mengancamnya? Kau terlalu terobsesi untuk mengendalikan segalanya, Riana! Kau akan kehilangan Yuki jika terus bersikap seperti ini!”

Pukulan demi pukulan saling mengena, suara dentingan keras menghiasi malam yang sunyi. Keduanya bergerak cepat, berusaha menjatuhkan satu sama lain, tetapi tidak ada yang mundur. Pangeran Riana, dengan sikap posesif dan dinginnya, bertekad untuk mempertahankan Yuki, sementara Bangsawan Voldermon berjuang untuk membela Yuki, wanita yang Dia cintai meskipun Dia tidak akan pernah memiliki Yuki.

Keduanya saling bertukar serangan, keinginan dan emosi masing-masing membuat mereka semakin liar dalam perkelahian. Pangeran Riana berusaha mengendalikan kemarahannya, tetapi cinta dan kecemburuan membuatnya kehilangan kendali. Di sisi lain, Voldermon berjuang untuk menunjukkan bahwa ia adalah pria yang lebih baik untuk Yuki, bertekad untuk melindunginya dari apa pun yang mengancam.

Ketika mereka berdua terjatuh ke tanah, terengah-engah dan saling menatap dengan pandangan penuh kebencian, keduanya tahu bahwa perkelahian ini bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang hati yang terluka dan rasa cinta yang terancam.

...****************...

Yuki berlari keluar dari kamarnya, jantungnya berdebar kencang. Dia sudah mendengar perkelahian antara Pangeran Riana dan Bangsawan Voldermon semalam.

Yuki tahu betul betapa keras kepala dan posesifnya Pangeran Riana, dan kekhawatiran menggelayuti pikirannya—apakah Pangeran Riana mampu mengendalikan emosinya? Apakah Bangsawan Voldermon baik-baik saja? Yuki merasa perlu untuk mencari Bangsawan Voldermon, berharap dia bisa menemukan teman baiknya itu di taman tengah, tempat yang sering mereka kunjungi untuk berbincang-bincang dan menikmati waktu bersama.

Dengan langkah cepat, Yuki berlari menyusuri lorong-lorong istana, mengabaikan tatapan heran para pelayan yang melihatnya.

Saat tiba di taman tengah, pandangannya segera mencari sosok yang dikenalinya. Dia memindai setiap sudut, berharap menemukan wajah ramah yang selalu bisa memberinya ketenangan. Namun, taman itu tampak sepi. Yuki melangkah lebih jauh, merasakan semilir angin dingin menyentuh kulitnya.

“Vold!” panggilnya, suaranya menggema di antara pepohonan. Keresahan dalam hatinya semakin membesar ketika tidak ada jawaban. Dia mendekati bangku yang biasa mereka duduki, berharap dapat melihat jejak atau tanda keberadaan Bangsawan Voldermon.

Hatinya berdebar lebih cepat ketika dia teringat percakapan terakhir mereka, saat Bangsawan Voldermon berjanji untuk selalu ada untuknya. Yuki berusaha mengingat kembali setiap detail, dan saat itu juga, harapan menyala dalam dirinya.

“Dia pasti di sini,” gumam Yuki pada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan diri. Namun, saat tidak menemukan siapapun, kekecewaan mulai merayap masuk ke dalam hatinya.

Hanya ada kesunyian yang menjawab.

Dengan rasa putus asa, Yuki duduk di bangku, mengelus perutnya. Berpikir sesaat.

Kemudian Yuki kembali berlari dengan cepat menuju halaman istana, harapannya untuk menemukan Bangsawan Voldermon semakin membara. Namun, saat dia tiba, matanya langsung menangkap pemandangan yang membuatnya berhenti sejenak. Di tengah halaman, Pangeran Riana berdiri, wajahnya tampak penuh luka dan lebam, sementara Putri Marsha dan Bangsawan Xasfir berada di sisinya.

Jantung Yuki berdebar keras. Melihat luka-luka di wajah Pangeran Riana membuatnya merasakan campuran emosi—khawatir, marah, dan sedih. Bukti perkelahian antara Pangeran Riana dan Voldermon yang membangkitkan rasa cemas di dalam hatinya. Namun, dia juga merasakan kepedihan yang lebih dalam ketika menyadari bahwa, meskipun Pangeran Riana terluka, dia masih berada di dekat Putri Marsha, seolah-olah semua yang terjadi antara mereka tidak berarti apa-apa.

Yuki berusaha mengabaikan keberadaan mereka, langkahnya terus maju dengan tekad untuk mencari Bangsawan Voldermon. Dia tidak ingin terjebak dalam drama yang sedang berlangsung di hadapannya. Suara tawa Putri Marsha yang terdengar ceria di tengah suasana tegang itu semakin membuatnya merasa asing dan sendirian. Setiap detik yang berlalu membuat hatinya semakin terpuruk, dan dia tahu dia tidak bisa membiarkan hal itu mengganggu fokusnya untuk menemukan teman yang selalu mendukungnya.

“Vold… di mana kau?” pikir Yuki dalam hati, berharap menemukan sosoknya di sudut lain halaman yang tenang. Dia terus melangkah, merasakan angin yang berhembus lembut seolah mencoba memberinya semangat.

Saat dia menjauh dari kerumunan, Yuki menolak untuk membiarkan pikirannya teralihkan oleh Pangeran Riana dan interaksinya dengan wanita lain. Dia ingin menemukan Voldermon dan berbicara dengannya,

Akhirnya, setelah berkeliling, Yuki melihat sosok Bangsawan Voldermon baru saja turun dari kudanya, tampak lelah namun tetap berwibawa. Saat Yuki mendekatinya, perasaan lega mengalir dalam dirinya. Dia merasa seolah menemukan cahaya di tengah kegelapan yang menyelimutinya.

“Bangsawan Voldermon!” serunya, tanpa bisa menahan diri. Senyumnya muncul begitu melihat wajahnya yang familiar, meskipun hatinya masih bergetar karena kekhawatiran akan kabar perkelahian semalam.

Bangsawan Voldermon menoleh, dan seketika senyumnya muncul, meskipun ada sedikit ketegangan di matanya saat melihat Yuki. “Yuki, aku khawatir padamu. Apa yang terjadi? Kau terlihat tidak baik,” ujarnya, meraih tangan Yuki dan memeriksa apakah dia baik-baik saja.

“Tidak apa-apa,” jawab Yuki cepat, meski suara gemetar. “Aku hanya… aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja setelah semalam.”

Mereka berdua berdiri di bawah sinar matahari, angin berhembus lembut di sekitar mereka. Yuki merasa seolah beban di pundaknya sedikit lebih ringan dengan kehadiran Bangsawan Voldermon. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, dia tahu ada satu orang yang selalu mempercayainya dan siap mendukungnya tanpa syarat.

“Aku masih hidup Yuki. Ah sudahlah, Sekarang, Ayo kita pergi ke tempat yang lebih tenang dan bicarakan semuanya” kata Bangsawan Voldermon sambil merangkul bahu Yuki dan membawa Yuki ke sudut taman yang sunyi.

Yuki mengikutinya tanpa memprotes. Setidaknya belum sekarang. Dia harus mendengar terlebih dahulu dari Bangsawan Voldermon.

Mereka duduk di bangku panjang taman, suasana tenang menyelimuti sekeliling mereka. Yuki memeriksa luka-luka di wajah Bangsawan Voldermon, alisnya berkerut penuh kekhawatiran.

“Kenapa Kau malah berkelahi dengan Pangeran?” tanya Yuki, suaranya terdengar kesal. “Kau tahu bahwa itu tidak akan menyelesaikan apa-apa.”

Bangsawan Voldermon menghela napas, mengangkat bahu meski tampak kesakitan. “Dia membuatku marah, Yuki”

Yuki membuka kotak obat yang telah disiapkannya dengan hati-hati, tangan mungilnya mulai membersihkan luka di wajah Bangsawan Voldermon. Sesekali dia mengernyit, melihat goresan dan lebam yang terlihat parah.

“Kenapa Kau harus bertindak sejauh ini…” gumam Yuki, suaranya lembut namun terdengar sedikit kesal. Ia mengoleskan salep di pipi Bangsawan Voldermon, sementara dia hanya menatap Yuki dengan senyum tipis, seolah luka-luka itu bukan apa-apa baginya.

“Aku sudah bilang, ini tak masalah” jawab Bangsawan Voldermon dengan nada bersahaja, meski wajahnya sesekali menyeringai menahan perih.

Yuki terdiam sesaat, matanya menatap luka itu dengan cermat. “Tapi semua ini tak perlu terjadi jika Kau menahan diri.” katanya, menyentuh luka di dahi pria itu dengan lembut.

Selesai mengobati lukanya, dia menutup kotak obat dan memandang Bangsawan Voldermon dengan tatapan lelah namun penuh kasih. “Aku tidak ingin melihat kalian saling melukai. Kau adalah saudaranya… Bagian dari keluarganya.”

Bangsawan Voldermon menahan napas, lalu mengembuskan napas panjang dengan sorot mata yang penuh kepedihan namun tegas. “Yuki, bagian mana dari diriku yang tidak loyal padanya? Aku bahkan menyerahkan wanita yang kucintai demi dirinya.”

Yuki menusuk dengan jari di lebam Bangsawan Voldermon yang ada di pipi. Bangsawan Voldermon meringis, refleks menepis tangan Yuki di wajahnya.

Yuki tersenyum tipis, lalu menghela napas. “Setidaknya kau masih cukup waras untuk mempermainkan wanita lain,” ucapnya tajam, namun dengan nada bercanda yang menyiratkan kelegaan.

“Tapi Aku tidak pernah mempermainkanmu. Yuki jangan pergi. Aku bermimpi buruk, merasa Kau akan pergi meninggalkan Kami karena semua ini” Bangsawan Voldermon menatap Yuki dalam, wajahnya menyiratkan kepedihan yang tak mampu disembunyikan. “Aku dan Ibu Suri ada bersamamu. Aku harap itu cukup”

“Kenapa Kau berpikir Aku akan pergi ?”

Bangsawan Voldermon menjawab “karena Aku merasa Kau diam-diam merencanakannya dibelakangku”

Yuki terdiam, terkejut mendengar dugaan Bangsawan Voldermon yang tidak sepenuhnya salah. Dia menatapnya dengan mata yang menyiratkan perasaan tersinggung, tetapi juga tersentuh oleh kekhawatiran pria itu.

“Apakah aku terlihat seperti seseorang yang akan meninggalkan orang-orang yang masih mendukungku?” jawab Yuki dengan suara lembut, namun terdengar tegas.

Bangsawan Voldermon menghela napas, pandangannya melembut. “Karena semua ini berat untukmu, Yuki. Aku hanya takut… jika suatu hari rasa sakit itu membuatmu ingin lari.”

Yuki tersenyum tipis, lalu menepuk bahu Voldermon dengan lembut. Tidak mengatakan apapun.

1
Efrianto (@Efri-Sang-Pemimpi)
Thor, babnya knp terasa pendek. Aku baca sampai sini dlu ya, entar aku lanjutin. Semangat💪🏻💪🏻
Efrianto (@Efri-Sang-Pemimpi)
Aku mampir thor, maaf ngk bisa kasih Vote. Karena Vote lagi kosong, aku hanya bisa kasih like. Komen, bunga dan iklan. Tapi sebelum itu, saya mau bilang kalau terdapat banyak sekali penulisan yang salah dan juga menempatan tanda baca yang keliru. Tapi tetap semangat Thor💪🏻menulis tidak mudah, semua orang tanpa terkecuali memulai dari awal. Tetap Update rutin...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!