Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Serangan Musuh
Damian dan Celine sudah berada di lokasi klub malam milik Damian. Garis polisi sudah terpasang. Namun, seolah tak mempedulikannya, Damian, Mateo dan Celine berjalan memutar lewat pintu rahasia.
Celine merasa jika sejak kedatangan mereka, ada orang yang mengintai dari kejauhan dan Celine yang memang sudah terbiasa dengan situasi itu terlihat cukup waspada.
"Ada apa, Baby? Kenapa kau menegang?"
"Aku merasa tempat ini masih diawasi, Damian." Mateo yang sedang memimpin jalan menoleh dan menatap Celine dengan raut wajah penasaran.
"Cukup biarkan saja dan jangan menoleh. Aku tahu mereka mengintai kita."
Mateo membawa Damian dan Celine masuk. Mereka tahu resiko yang akan mereka hadapi jika berada di dalam Club yang bagian depannya telah habis terbakar.
Saat sudah berada di dalam, Celine melepaskan tangan Damian dan berjalan mengintari ruangan-ruangan yang ada di sana. Celine bahkan terlihat sama sekali tak takut.
"Aku semakin yakin dia bukanlah gaids biasa," kata Mateo setengah berbisik.
Damian dan Mateo masuk ke ruang kontrol, Celine mengikuti mereka berdua dengan terus mengedarkan pandangannya karena Celine merasa masih ada manusia hidup di dalam sana.
"Aku sudah mengamankan semua rekaman CCTV, sebenarnya apa yang kau cari?" tanya Mateo keheranan.. Damian belum menjawab, Namun, tiba-tiba ...
DOORR!
Celine melepas tembakannya. Meski pun suasana di sana gelap, tapi Celine masih bisa melihat sinar infrared yang menyorot ke arah ruang kontrol. Damian dan Mateo segera menghampiri Celine dengan tergesa-gesa.
"Celine apa kau terluka?" teriak Damian cemas. Celine menggeleng dan menunjuk ke atas. Damian dan Mateo segera berlari naik ke atas untuk memastikan apa yang Celine tembak.
Saat Damian dan Mateo memeriksa ke atas, tanpa diduga, seseorang membungkam mulut Celine dari belakang dengan sapu tangan. Beruntung reflek Celine cukup bagus. Dia menyodok perut orang yang membungkamnya, Sebelum Celine hilang kesadaran dia kembali melepaskan tembakannya.
"OH ****!!" Damian mengumpat keras. Sepertinya ini memang jebakan. Damian langsung melompat dari lantai 2 bangunan itu dan mengejar Pria yang sempat membekap Celine.
Celine jatuh tak sadarkan diri. Mateo langsung mengangkat Celine tanpa pikir panjang. Dia juga menyuruh anak buahnya bersiaga karena mereka diserang di dalam. Tak butuh waktu lama anak buah Damian langsung menyisir lokasi untuk mencari para penyerang itu. Sedangkan Damian masih mengejar musuhnya.
Damian melepaskan tembakan ke kaki pria di depannya hingga akhirnya pria itu jatuh tersungkur. Damian segera menahan Pria itu agar tidak melarikan diri. Dua orang anak buah Damian menuyusul Damian. Damian segera menyerahkan pria itu untuk dibawa ke markasnya. Damian segera mencari keberadaan Celine.
Mateo meletakkan Celine di dalam mobil. Dia merutuki kecerobohannya karena tak memeriksa tempat itu sekali lagi dan justru menempatkan gadis pujaan hati Damian dalam masalah.
Damian berjalan cepat menuju mobil dan langsung mengecek kondisi Celine. Dia mengusap wajah Celine dengan raut cemas.
"Mateo, kita ke rumah sakit sekarang, beraninya mereka menargetkan Celine."
Damian mengepalkan tangannya dengan tatapan yang terlihat sangat mengerikan. Tanpa menjawab Mateo segera mengemudikan mobilnya, sedangkan Damian duduk dengan memangku kepala Celine.
"Pastikan mereka semua tertangkap karena aku ingin memberikan pelajaran pada mereka," kata Damian tak ingin dibantah. Mobil Mateo tiba di sebuah rumah sakit swasta. Damian langsung mengangkat Celine dan meletakkannya di brankar.
Celine segera ditangani oleh dokter jaga, sedangkan Damian menunggu dengan cemas di luar ruang Emergency. Mateo segera kembali ke lokasi Klub untuk menangani para penyerang itu.
Beberapa waktu kemudian dokter keluar dengan wajah tenang. Damian pun mendekatinya.
"Bagaimana kondisi kekasihku, Dok?"
"Kondisinya baik-baik saja, tapi kita tetap akan terus memantau kondisinya."
"Sebentar lagi pasien akan diantar ke ruang perawatan. Jadi silahkkan tunggu dulu." Dokter itu segera berlalu karena ada pasien yang harus dia tangani lagi.
...****************...