Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Sejak Awal Sudah Mengetahuinya
...“Tidak! Nathan adalah milikku! Akan aku tunjukan padamu bahwa Nathan hanya milikku seorang.”...
...“Benarkah? Apakah kau mau bertaruh denganku?”...
“Kau akan menyesal karena telah berani menantangku, Zhea!” Giselle tidak lagi menyembunyikan sifat aslinya, dia dengan jelas mengancam dan menantang Zhea.
“Justru, aku akan menyesal jika tidak bisa merebut Kak Nath dari wanita sepertimu,” balas Zhea tanpa kenal takut sedikitpun.
Zhea pun kembali berlalu pergi dengan senyuman puas yang terpatri di wajah cantiknya, meninggalkan Giselle yangh yang tengah berusaha meredam amarahnya. Giselle akhirnya kembali masuk ke kamar Nathan setelah berhasil sedikit meredakan kemarahannya.
Tapi tidak dengan Zhea yang tidak langsung pergi menemui Mommy nya untuk meminta obat Nathan, dia malah pergi menemui Shea dan Noah yang ternyata memperhatikan perdebatannya dengan Giselle dari kejauhan.
“Wahh, kalau masalah berdebat kau memang jagoannya, Zhe!” puji Shea pada suadari kembarnya saat melihat Giselle berkali-kali terdiam karena perkataan Zhea.
“Apa yang tadi kalian bicarakan?” tanya Noah dengan rasa penasaran yang memuncak.
“Seperti dugaanku, dia memang tidak sebaik yang Kak Nath kira,” jawab Zhea, “Tentang informasi yang aku dapatkan dari salah satu korban pembunuhan itu sepertinya memang benar bahwa Giselle dalang dibaliknya, begitu juga dengan pelaku penyerangan terhadapmu kemarin Shea. Hanya saja dia salah sasaran karena mengira kau adalah aku,” sambungnya menjelaskan secara detail.
...Flashback …....
Ya, begitu Zhea mengungkapkan perasaannya kepada Nathan malam itu. Seorang wanita tiba-tiba menghadang jalannya ketika dia baru keluar dari gerbang rumah keluarga Coopers. Wanita itu tampak berantakan dan sangat kacau, bahkan sampai Zhea berpikir dia adalah orang gila yang tengah berkeliaran.
“A-apakah kau Dr. Nathan dan mengenal wanita iblis itu?” tanya wanita itu dengan air mata yang mengalir deras membasahi wajahnya.
“Siapa yang kau maksud? Apakah Dr. Giselle?” Zhea segera memastikan.
“Ya, tapi dia tidak pantas disebut sebagai dokter. Dia lebih pantas disebut dengan wanita iblis … Hiks!” Perkataan wanita itu semakin membuat Zhea tidak mengerti, apalagi wanita itu semakin menangis keras.
Hingga ucapan wanita itu selanjutnya membuat Zhea semakin tidak percaya, “Seorang dokter seharusnya menjadi penyelamat bagi orang lain, tapi wanita iblis itu malah menjadi malaikat maut bagi adikku yang malang. Hiks … Dia pembunuh! Dia membunuh adikku dengan sangat kejam hanya karena Dr. Nathan sempat sangat memperhatikan adik perempuanku yang malang. Hiks …”
“A-apa maksudmu sebenarnya? Tidak baik berbicara menuduh seperti itu tanpa adanya bukti. Kau bisa dilaporkan karena pencemaran nama baik dan tuduhan palsu.”
Zhea hanya sekadar mengingatkan dan sedikit mengancam. Karena yang dia tahu seorang dokter pasti berhati mulai, seperti Mommy nya, Olivia dan Nathan sendiri.
“Aku memiliki buktinya, karena sebelum adik perempuanku menghembuskan napas terakhirnya dia memberikan ini padaku!” Wanita itu menyerahkan sebuah pulpen yang terdapat alat perekam suara di dalamnya.
“Ke-kenapa kau melakukan ini padaku? A-apa salahku?”
Terdengar suara wanita disertai rintihan kesakitan begitu Zhea menyalakan alat perekam suara tersebut.
Hingga suara wanita lainnya yang jelas sangat tidak asing baginya juga terdengar jelas dengan berkata, “Bukankah kesalahanmu sudah sangat jelas? Kau berani menggoda dan merayu pria milikku. Dr. Nathan adalah milikku, kenapa wanita tidak tahu malu sepertimu berniat merebutnya dariku, Hah?”
“Kau tahu wanita sepertimu sudah banyak aku temui. Dan kau tahu apa yang aku lakukan pada mereka? Membunuhnya dengan cara yang mengenaskan, perlahan membuatnya merasakan rasa sakit sampai dia menghembuskan napas terakhirnya.”
“Tidak! Tolong lepaskan aku … hiks! Biarkan aku tetap hidup, aku sungguh tidak bermaksud menggoda ataupun merayu Dr. Nathan. Ka-kami … Arghhh!!”
Zhea tak kuasa untuk mendengarkannya lebih jauh lagi. Teriakan itu begitu menyakitkan, bahkan wanita di depannya juga sudah kembali menangis terisak membayangkan betapa menyakitkannya penyiksaan yang adiknya terima sebelum ditemukan oleh polisi.
“To-tolong, Nona! Berikan keadilan untuk kematian adikku. Hiks … Dr. Nathan adalah pria yang sangat baik, dia tidak pantas bersama dengan wanita iblis itu. Hiks … Tolong bantu kami untuk membuka wajah aslinya yang sebenarnya,” pinta wanita itu yang bahkan bersujud di kaki Zhea yang masih termenung dengan fakta mengerikan yang baru saja dia dapatkan.
“Kau benar! Kak Nath adalah pria yang sangat baik dan pria yang sangat aku cintai. Mana mungkin aku akan membiarkan Kak Nath bersama dengan iblis berwajah malaikat itu. Kau tenang saja, aku akan membantu adik perempuanmu untuk mendapat keadilan atas kematiannya,” ujar Zhea yang ikut berjongkok untuk menyamakan tatapannya dari wanita itu.
“Katakan padaku! Apa yang harus aku lakukan pada wanita iblis itu? Haruskah aku mengirimnya ke penjara atau ke neraka?” tanya Zhea dengan sorot mata yang bersungguh-sungguh.
“Mengirimnya ke penjara hanya untuk manusia! Dia adalah sosok iblis yang sesungguhnya, maka hanya neraka tempat yang pantas untuknya.” Ungkap wanita itu yang menginginkan kematian yang sama pada Giselle seperti kematian yang dialami adik perempuannya.
“Baiklah, pegang janjiku! Bahwa aku akan mengirimnya ke neraka dengan tanganku sendiri.” Janji Zhea pada wanita itu yang datang tepat waktu membongkar kebusukan Giselle.
Padahal awalnya Zhea berniat untuk melepaskan Nathan bersama dengan perasaan cintanya. Namun, setelah mengetahui fakta yang sebenarnya Zhea akhirnya bertekad untuk merebut Nathan dari Giselle apapun yang terjadi. Namun, Zhea menyembunyikan pertemuannya dengan wanita itu dan membiarkan semua orang berpikir bahwa dirinya hanya tergila-gila mencintai Nathan sampai meminta sebuah kesepakatan.
Y, awalnya Zhea memang berniat untuk menyembunyikan informasi itu sendirian. Tapi ketika Shea juga mendapat penyerangan dari orang tak dikenal yang mengira kembarannya itu adalah dirinya. Malam itu juga Zhea menemui Shea dan Noah, lalu menceritakan tentang informasi pembunuhan yang di lakukan Giselle pada para wanita yang selama ini yang hampir dekat dengan Nathan. Sehingga kini Shea dan Noah mengetahui siapa Giselle sebenarnya.
...Flashback Off …....
Bersambung....
Giselle memang menghubungi seseorang yaitu papahnya dan kedua kakaknya...👍
ayo cpt cari tau sebelum ada hal mengerikan