Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Diego masih berada di kamar mandi. Pria sedang berusaha untuk menenangkan sesuatu yang tiba-tiba saja berdiri. Untuk pertama kalinya dia merasakan ada suatu gelayar yang aneh merasuki tubuhnya. Membuat tubuhnya kepanasan.
"Shiiiiit! Mengapa dia harus telanjang seperti itu?" Diego mengumpat dengan nada kesal.
"Ingat Diego! Dia adalah target yang harus kamu bunuh!" Diego mencoba untuk memperingatkan dirinya sendiri.
Beruntung sekali sang jantan sangat penurut terhadap majikannya. Kini telah tertidur kembali. Membuat dia sangat merasa tenang.
"Akhirnya tidur juga." Diego sangat bernafas lega.
Drrrrt!
Drrrrt!
Drrrrt!
Ponselnya Diego bergetar, dia mendapatkan pesan dari Tuan Leo.
[Bagaimana rencana pernikahan kamu dengan putrinya Arthur Mahendra?]
Rupanya Diego telah meminta izin terlebih dahulu kepada Tuan Leo tentang pernikahan yang dia jalani bersama dengan Vanessa. Karena bagaimana pun juga Tuan Leo adalah calon mertua dia yang sesungguhnya dan Tuan Leo adalah sosok seorang pria yang sangat dia hormati.
Apalagi perusahaan Murphy Group adalah perusahaan raksasa, otomatis berita pernikahan dia dan Vanessa akan tersebar dengan cepat.
Diego segera membalas pesan tersebut.
[Sudah, tetua. Sebentar lagi aku akan melaksanakan misiku. Untuk keluarga Mahendra, biarlah mereka menjadi misi terakhirku.]
Mungkin maksud Diego, Tuan Arthur adalah otak pembunuhan terhadap ayahnya. Dia ingin membalas perbuatannya kepada pria itu dengan cara yang lebih sadis dibandingkan dengan yang lainnya.
Tak lama kemudian, Diego mendapatkan balasan pesan kembali dari Tuan Leo.
[Baiklah, aku sangat mempercayai kamu. Sejujurnya Grace sangat terluka dengan keputusan kamu ini. Tapi karena kamu melakukannya demi melancarkan misi dan kamu memang harus masuk ke dalam perusahaan milik ayahmu. Aku akan menenangkan Grace dan meyakinkan Grace bahwa kamu dan Vanessa hanya menikah untuk sementara. Karena itulah, jangan pernah sekalipun kamu menyentuh wanita itu!]
Bagi Diego apapun yang diperintahkan oleh Tuan Leo kepadanya merupakan sebuah tugas yang harus dilaksanakan. Termasuk perintah Tuan Leo untuk tidak menyentuh tubuhnya Vanessa. Dia bergegas membalas pesan dari sang tetua.
[Tentu saja, tetua. Saya akan melakukan apapun yang anda perintahkan.]
...****************...
Di Amerika. Tuan Leo tersenyum smirk setelah membaca pesan yang dikirim oleh Diego kepadanya. Dia sangat mempercayai Diego. Dari dulu pria itu selalu patuh kepadanya dan selalu menuruti apapun yang dia perintahkan. Sehingga dia sama sekali tidak meragukan dengan rencananya Diego untuk menjadi menantunya Tuan Arthur. Diego tak pernah mengkhianatinya dan Diego tak pernah mengecewakannya.
Tuan Leo menghela nafas ketika melihat Grace yang sedang merengek, mungkin karena Grace sama sekali tidak setuju dengan keputusan Diego yang menikah dengan wanita lain demi melancarkan misi balas dendam nya itu.
"Mengapa ayah mengizinkan Samuel menikahi wanita lain? Bagaimana kalau Samuel tergoda?" Rengek Grace dengan nada manja.
Wanita itu sangat egois, padahal kemarin malam dia sudah melakukan cinta satu malam dengan pria asing. Karena memang dia sudah terbiasa melakukannya, ketika dia sedang mabuk di sebuah bar, kemudian berkenalan dengan seorang pria. Pasti selalu berakhir di ranjang.
"Kamu pikir papa tidak tahu dengan kelakuan kamu?" Bentak Tuan Leo sambil mencari sesuatu di dalam laci meja. Kemudian dia mengeluarkan sesuatu di dalam laci tersebut, dan menunjukkannya kepada Grace.
Grace menjadi gelagapan ketika melihat banyak sekali foto-foto ketika dia sedang memasuki sebuah kamar hotel dengan beberapa orang pria yang berbeda-beda. "I-itu hanya iseng, Pa. Lagian kami melakukannya selalu memakai pengaman."
"Samuel sangat mempercayai papa. Karena itulah dia tidak pernah sedikitpun untuk berpikir memata-matai kamu. Lain kali kamu harus berhati-hati, jangan membuat kesalahan lagi."
Grace hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu tidak perlu khawatir tentang Samuel. Dia menikahi wanita itu hanya untuk sebuah misi. Setelah misinya selesai, dia akan menikahi mu."
Bukan hanya menikahi Grace saja, tapi setelah misi Diego selesai, itu artinya pria itu telah berhasil menjadi pewaris di perusahaan Murphy Group. Sang pewaris yang telah dianggap mati itu pun akan menjadi seorang pria yang sangat kaya raya dan memiliki perusahaan raksasa yang telah diakui dunia.
Grace mencoba mempercayai rencana ayahnya dan Diego. Lagian selama ini Diego sikapnya begitu dingin, tidak pernah bersikap macam-macam kepada wanita manapun. Bahkan Diego sama sekali tidak tergoda untuk menyentuh tubuhnya Grace, padahal Grace sudah berpenampilan seksi di hadapannya. Sehingga dia sangat mempercayai Diego, pria itu tidak mungkin berbuat macam-macam kepada wanita yang kini telah menjadi istrinya itu.
"Baiklah, terserah papa saja. Aku hanya ingin setelah misi ini selesai, aku dan Samuel segera menikah." Pinta Grace dengan penuh penekanan.
"Tentu saja, Samuel pasti akan menikahi kamu. Samuel tidak pernah mengecewakan papa." Jawab Tuan Leo dengan penuh percaya diri.
...****************...
Setelah merasa dirinya telah tenang, Diego memutuskan untuk segera keluar dari kamar mandi. Namun, dia nampak terperangah ketika melihat Vanessa yang sedang duduk pinggiran ranjang sambil mengenakan piyama yang sangat seksi. Membuat jakun Diego naik turun melihatnya.
"Me-mengapa kamu berpakaian seperti itu?" Tanya Diego. Pria itu masih berusaha untuk memperlihatkan sikap datarnya.
"Aku memang setiap hari selalu tidur dengan berpakaian seperti ini. Lagian kan menurut kamu tubuh aku biasa saja. Jadi tidak masalah kan kalau aku tidur dengan berpakaian seperti ini?" Setelah berkata seperti itu, Vanessa segera menumpangkan kakinya, membuat pahanya yang putih dan mulus itu sangat terlihat jelas.
Diego menjadi gelagapan, dia segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Pria masih berusaha untuk terlihat cool di depan Vanessa.
"Apakah kamu tidak ngantuk?" Tanya Vanessa sambil tersenyum manis.
"Ten-tentu saja. Aku akan tidur di sofa." Jawab Diego sambil berjalan ke arah sofa.
"Aku rasa kasur ini sangat besar sekali. Kenapa kamu tidak tidur di kasur saja denganku?"
Perkataan Vanessa membuat Diego seketika menghentikan langkahnya. Pria itu terdiam sambil memandangi Vanessa yang sedang tersenyum menggoda. Apakah wanita sama sekali tidak menyadari bahwa penampilannya sangat terlihat begitu seksi? Membuat Diego teringat kembali dengan apa yang sudah dilihat dari ujung kaki ke ujung kepala di seluruh tubuh wanita itu.
Mungkin Vanessa hanya ingin memastikan saja dengan kecurigaannya itu. Dia sangat yakin bahwa pria itu pasti akan menolak ajakannya, Diego pasti akan memilih untuk tidur di sofa.
"Pantas saja dulu dia menolak lamaranku dan selalu bersikap dingin padaku. Rupanya dia adalah seorang pria ho-mo. Aku yakin dia akan menolak ajakanku ini." Gumam hati Vanessa.
"Bagaimana, Sam?" Tanya Vanessa sambil menepuk-nepuk kasur. Wanita itu berusaha dengan sekuat hati untuk menahan tawa. Setidaknya malam ini menjadi hiburan untuknya karena telah mengerjai suami menyebalkannya itu.