NovelToon NovelToon
Aghnia Dan Dosen Killer

Aghnia Dan Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Dosen / Cintamanis / Romansa
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Renyah

Kisah Aghnia Azizah, putri seorang ustadz yang merasa tertekan dengan aturan abahnya. Ia memilih berpacaran secara backstreet.

Akibat pergaulannya, Aghnia hampir kehilangan kehormatannya, membuat ia menganggap semua lelaki itu bejat hingga bertemu dosen killer yang mengubah perspektif hatinya.

Sanggup kah ia menaklukkan hati dosen itu? Ikuti kisah Nia mempelajari jati diri dan meraih cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Tugas Pertama

Hari berjalan begitu cepat, kini Aghnia akan bertemu dengan Alfi di taman, gadis itu meminta tolong Monica untuk mengantarnya. Ia merasakan tubuhnya telah pulih, namun ia juga merasa badannya mudah lelah dan selalu ingin berbaring. Aghnia berharap dirinya segera pulih total, agar tidak merepotkan orang di sekitarnya.

Aghnia bersiap di kamar, menata penampilannya. Aghnia menggunakan gamis polos hitam dipadu dengan kerudung segi empat instan berwarna senada, tanpa make up di wajahnya, hanya memoles sunscreen agar terlindung dari paparan sinar matahari. Ia benar-benar ingin menjadi sosok yang lebih baik, dimulai dengan membenarkan caranya menutup aurat dan menjauhi pamer.

Ia tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin, mengambil Sling bag kecil lalu keluar kamar.

"Masyaa Allah" gumam Monica memandang Aghnia.

"Kenapa sih Mon?" Tanya Aghnia heran.

"Kamu cantik banget Nia pake gamis itu" ujar Monica melihat Aghnia dari atas ke bawah.

Aghnia lantas meninju pelan bahu Monica untuk menutupi saltingnya.

"Udah ah ayok, ntar keburu dosen killer itu marah kelamaan nunggu" ujar Aghnia melangkah keluar lebih dulu.

Sesampainya di taman, Aghnia menolak diantar Monica hingga ke bangku taman, meyakinkan Monica jika dirinya mampu berjalan agak jauh. Monica percaya, ia menyerahkan satu botol air mineral lalu meninggalkan Aghnia.

Jarak parkiran hingga bangku taman sekitar 200 meter, Aghnia sudah berjalan setengah jalan. Gadis itu menyender pada pohon karena lelah, ia meneguk minumannya.

"Jadi lemah banget gini" gumam Aghnia melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di bangku taman, Aghnia menghembuskan nafas lelah. Masih sepi, gadis itu memainkan ponselnya sembari menunggu Alfi datang.

Tak lama Alfi datang dengan setelan kaos polos berwarna navy dan celana jogger hitam. Ia sedikit terpukau melihat penampilan Aghnia yang berbeda dari biasanya. Alfi menghempaskan badannya di samping Aghnia.

"Sudah lama menunggu?", tanya Alfi.

Aghnia tersentak kaget karena dirinya sedang menonton film di ponsel, ia segera mematikan ponselnya dan memasukkan ke Sling bag di pangkuannya.

"Oh, nggak pak" jawab Aghnia.

"Bagaimana kondisimu?", tanya Alfi, memandang Aghnia dari samping.

Entah karena kaget atau Aghnia yang mulai menaruh rasa pada Alfi, jantungnya berdetak kencang saat Alfi memandang wajahnya.

"Sudah lebih baik pak" jawab Aghnia, gadis itu menunduk tak berani beradu pandang dengan Alfi.

"Ini buatmu, di situ tertera tugas dan benefit kamu menjadi asdos" ucap Alfi menyerahkan map berisi tiga lembar kertas.

Aghnia menerima map yang diberikan Alfi, membuka dan mulai membacanya.

"Apa fisikmu sudah siap?" Tanya Alfi sedikit ragu.

"Siap pak" jawab Aghnia yakin.

Alfi menyerahkan flash disk kepada Aghnia.

"Buatkan materi presentasi dari setiap jadwal materi sesuai daftar yang kuberikan itu. Modul juga sudah kuletakkan di dalam flashdisk, tinggal kamu rangkum saja. Jika sudah selesai kirimkan via email", ujar Alfi.

Aghnia menelan ludahnya susah payah, dosen gila ini tidak membiarkan Aghnia istirahat sebentar menikmati kelulusannya.

"Kuharap kamu mampu menyelesaikannya, maksimal empat jam sebelum jadwal" imbuh Alfi.

Aghnia mengangguk patuh. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat memicu adrenalin untuknya, menjadi asisten dosen killer.

"Saya tidak perlu ikut masuk kelas kan pak?", tanya Aghnia.

"Untuk besok, tidak perlu. Cukup buatkan materi itu saja. Tapi, jika fisik kamu sudah kuat, maka kamu harus bantu menjadi operator sekaligus mengoreksi tugas mahasiswa saya" jelas Alfi.

Setelah mengatakan itu, mereka berdua terjebak dalam keheningan, membuat Aghnia tak nyaman, hendak berdiri dan akan pamit.

"Tunggu dulu!", cegah Alfi, membuat Aghnia mengurungkan niatnya.

"Boleh aku tahu, bagaimana pendapatmu tentang manusia diciptakan berpasangan tapi dirahasiakan takdirnya?", Alfi tiba-tiba melontarkan pertanyaan sulit.

"Belum sarapan nih pak. Pagi-pagi udah ngasih tebakan sulit", keluh Aghnia.

"Ck! Pulang sana, makan sendiri di kontrakan!", usir Alfi.

"Siapa juga yang mau makan berdua sama pak Alfi", sahut Aghnia seraya bangkit dan melangkah pergi. Ia memesan ojek online untuk mengantarnya pulang, malas bertengkar dengan Alfi.

"Eh, ayo kuantar pulang", tawar Alfi yang mengikutinya dari belakang.

"Telat! Sudah pesan ojek!", sahut Aghnia tanpa memalingkan badan, lantas terus melangkah ke arah pintu taman.

Baru 150 meter, Aghnia sudah tidak sanggup dan duduk sebentar di bangku taman. Alfi nampak terus mengikuti, lantas duduk di bangku yang sama namun agak berjauhan.

"Kalau sakit, jangan dipaksakan. Kamu di kontrakan saja", tutur Alfi, merasa kasihan.

"Iya", sahut Aghnia dengan nada ketus.

Aghnia pun bangkit dan berjalan ke pintu taman, nampak mencari mobil ojek yang menjemputnya. Nampak seorang driver muda melihat ke arah Aghnia. Gadis itu pun memastikan plat nomor kendaraan sesuai aplikasi lantas bergegas menghampiri driver dan masuk ke seat belakang sopir.

"Hati-hati", ucap Alfi yang ternyata mengikuti Aghnia sampai ke mobil. Gadis itu tidak menjawab lantas menutup pintu mobil. Nampak Alfi masih terus memperhatikan mobil hingga melaju pergi.

"Hufh", Aghnia menghela nafas panjang. Entah kenapa perasaannya terasa rumit terhadap Alfi.

"Hanya perasaanku saja. Dia pasti cuma merasa kasihan karena kondisiku", gumam Aghnia, mencoba menafsirkan perhatian Alfi di taman.

Sesampainya di kontrakan, Aghnia bergegas merebahkan diri di kasurnya.

"Kapan aku sembuh sih? Ngga enak banget lemes terus begini", keluh Aghnia yang masih mengenakan gamis dan kerudungnya.

"Eh, sudah pulang, kok ngga nelepon aku aja?", tanya Monica.

"Ngga usah, biar ngga ngerepotin ", sahut Aghnia seraya melepas kerudungnya.

"Kita kan sudah seperti saudara, Nia", tampik Monica.

"Meski saudara juga, ngga boleh ngerepotin kalau bisa sendiri", Aghnia pun duduk, mengambil laptopnya dan mulai mempelajari data dalam flashdisk yang diberikan Alfi.

"Oh, kamu udah resmi jadi asdosnya si killer, Nia?", Monica penasaran dan melihat layar laptop Aghnia.

"Kepo ih!", ucap Aghnia, seraya mulai membuka berkas terkait sesuai jadwal.

"Ini materinya si killer kan?", Monica masih memantau apa yang Aghnia baca.

"Ish, urusin tuh skripsi kamu. Kepo aja dari tadi", usir Aghnia.

"Ck! Iya iya, si paling cantik, jodohnya si killer", ledek Monica seraya bangkit. Aghnia hendak melempar Monica dengan map pemberian Alfi, namun urung karena perutnya mendadak sakit.

"Auh..", lirih Aghnia.

"Tuh kan. Lebih baik istirahat dulu deh", saran Monica, melihat Aghnia memegangi perutnya.

"Udah ah, pergi sana! Kelamaan sembuhku kalau terus menerus rebahan doang", tolak Aghnia, lantas meminum obat pereda nyeri dari dokter.

"Halah, pengen cepet sembuh apa pengen cepat menyanding si killer?", Monica kembali meledek, namun ia segera berlari meninggalkan kamar Aghnia.

"Dasar Monica nggak nikah nikah!", ucap Aghnia pelan. Perutnya masih sakit, tak mampu berteriak.

Aghnia membaca cepat dan mulai membuat presentasi dengan artificial intelligent yang banyak beredar di internet.

"Untung sudah banyak fasilitas, tinggal penyesuaian saja di beberapa hal", syukur Aghnia. Hanya butuh 10 menit saja membuat presentasi menarik yang Aghnia yakin sesuai keinginan Alfi.

Ia pun mengirim file hasil untuk pertama kalinya lewat surel.

"Silahkan diperiksa dan perlu koreksi apa?", tulis Aghnia dalam kolom isi surel dan melampirkan presentasinya.

Aghnia menunggu balasan Alfi, namun ia malah teringat pertanyaan Alfi di taman.

"Pasangan dan rahasia jodoh?", Aghnia bergumam lantas tenggelam dalam pikirannya.

1
Tabuut
Waduh, kayaknya Elviana mau nyerah nih.
Rian Moontero
kapan doubel up lagi??🤔🙄😵
Tabuut
Kasihan, ayo ayo, peluk dan cium dia, Fi. Eh, tapi belum sah, sabar ya
Elen Gunarti
huh tegang Thor,,lnjuttt
Tabuut
Hampir saja
Tabuut: Harusnya superAlfi yg datang thor
Renyah: kenapa?
total 2 replies
Tabuut
Ayo Bah! Sergappp!
Tabuut
Waduh, diculik nih Fi. Ayo, buka kemejamu, jadi superhero!
Renyah: saya taunya Supra fit
Tabuut: Kaya supraman itu loh thor
total 3 replies
Rian Moontero
kapan doubel up lgi thoor,,🙄😫
Elen Gunarti
boleh double up lge kan thor 👍👍👍
Renyah: boleh. tunggu ya
total 1 replies
Rian Moontero
smoga rutin doubel upnya ya thooorr,,SEMANGAAATT👍💪💪🤩🤸🤸
Tabuut
Nah, akhirnya double up juga. Lagi dong thor/Grin/
Renyah: hmmm maumu.
total 1 replies
Tabuut
Nah kan, cembukur
Renyah: cuma kesal, bukan cemburu itu.
total 1 replies
Tabuut
Authornya paling mimpi sudah double update. Ditunggu lama, ngga jadi double update. Ayolah thor, jangan pelit lah.
Renyah: sabar ya.
total 1 replies
Tabuut
Wah saingan Aghnia datang
Rian Moontero
kapan doubel upnya thor😭🤧
Rian Moontero: ingusku buat kenang"an thoor😝🤸🤸
Renyah: sebentar lagi. ingusmu jangan ditinggal ya.
total 2 replies
Elen Gunarti
double up thor 👍
Renyah: oke, ditunggu.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up thor
Rian Moontero
kapan doubel upnya thoor😪😪
Renyah: sabar ya kak
total 1 replies
Rian Moontero
yuuk doubel up thoor💪💪🤩🤸🤸
Rian Moontero
yoook jodohkan aghni sama dosen killer itu thooor🤩👍🤸🤸
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!