Kirana seorang gadis yang tertukar saat bayi di sebuah Rumah sakit. Dia berakhir di panti asuhan yang akhirnya di temukan keluarganya dan di bawa kembali ke Rumah keluarga kandungan nya. namun Karena keluarga lebih mencintai gadis yang palsu, akhirnya dia tak di anggap . usaha dia untuk mendapat cinta dari keluarga ternyata Sia- sia. dan akhirnya diapun mati menggantikan sang Kakak yang hampir terbakar di dalam mobil . Namun ternyata semua pengorbanan nya sia- sia belaka . saat dia mendengar sang Kakak tertua berkata.
"Kau tidak apa- apa Leo..."
"Tidak kak...tapi Kirana ada di dalam mobil..." jawab kakak kedua.
"Tidak masalah , lebih baik dia mati dari pada jadi beban kita...asalkan bukan Jeni yang di sana..." ucap sang Kakak tertu. mendengar ucapan tadi. hati Kirana bagai di tikam belati.
"Begitu hinakah hidupku Tuhan... andai kau beri aku kesempatan untuk hidup lagi. tak akan kusia- siakan hidupku untuk mendapatkan kasih sayang mereka. Dan Tuhan maha adil. dia di lahirkan kembal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU LION.
Kirana langsung keluar dari dalam kamar inap Jendral Kun Jin. Bagaimana bisa mereka meremehkan Dia . Bukankah sudah di katakan kalau yang melakukan operasi pada Lion adalah Dia, bukan Dokter Bram. dengan langkah ringan Kirana meninggalkan tempat itu. Sedangkan Prof Hanson terlihat sangat marah. beraninya mereka menghina Ak. apalagi sebenarnya Ak lah yang akan melakukan pengangkatan tumor itu.
"Karena anda meragukan muridku, akupun tidak sanggup melakukannya. Lalu untuk apa aku ada di sini . Jadi akupun akan pergi . selamat pagi..." Ucap sang Professor sambil melangkah pergi. Dia segera mengejar sang Murid yang telah pergi menjauh dari tempat itu. Melihat kepergian mereka berdua, tentu saja Dokter Bram dan Dokter Leo saling pandang . Mereka tak percaya kalau Prof Hanson dan Ak pergi dari tempat itu . Mereka tak percaya dengan semua yang terjadi.
Melihat kepergian Kirana dan Prof Hanson membuat Dokter Bram dan Dokter Leo terkejut dan menatap pada Pria gagah di depan mereka. Bagaimana bisa pria ini menyinggung Ak...Apakah pria ini tadi malam salah minum obat, ataukah menang ini sifat dari Dia. Meremehkan orang lain . Kedua Dokter itu menatap pada Putra Jendral Kun Jin dengan tatapan Tak percaya.
"Mayor. Apa yang anda lakukan..? Anda sadar dengan ucapan dan perbuatan anda..?" Tanya Dokter Bram marah.
"Dokter Bram..Saya ini membantu anda.. kenapa anda malah marah pada Saya. Mana mungkin Saya percaya pada wanita Muda seperti Dia. Sudahlah biar kan saja mereka pergi. Bukankah anda sediri bisa melakukan operasi pada Papa tanpa mereka...." ucap Mayor Yun dengan nada meremehkan .
"Maaf.. apa anda tadi tidak mendengar kan perkataan Saya. Operasi tumor di otak Jendran Kun Jin itu sangat rumit dan berbahaya. Tahukah anda resiko apa yang akan di timbukkan jika sampai salah langkah...? Mati atau gila. Anda tahu itu...mati atau gila Mayor.... Karena itulah tidak Ada dokter yang berani melakukan nya. Apa lagi Saya... Dan anda telah membuang kesempatan untuk Papa anda sembuh dengan mengusir Dokter tadi..anda Fikir Siapa Saya...Siapa Saya yang berani melakukan Operasi sebesar itu dengan resiko sangat tinggi...;" kata Dokter Bram marah.
"A..apa maksud anda. Bukankah anda bisa membuang tumor yang Ada pada Putra dari keluarga Bastian, lalu apa sulitnya melakukan juga pada papa Saya..." Ucap Mayor Yun . Mendengar ucapan Mayor Yun yang terlihat meremehkan , Dokter Bram terlihat semakin marah.
"Maaf... Apakah anda tadi tidak mendengar perkataan Saya. Atau anda mengabaikan ucapan Saya...? Bukankah Saya tadi sudah berkata kalau bukan Saya yang melakukan Operasi itu. Tapi dia, wanita Muda itulah yang melakukan Operasi . Dia yang mengangkat tumor itu dari dalam tubuh tuan Muda Lion. Kalau anda tidak percaya. Mari Saya bawa anda ke tempat tuan Muda Lion, dan tanyakan pada Dia siapa yang melakukan operasi itu. atau akan saya berikan saksi para merawat yang telah ikut dalam Operasi itu..." Seru Dokter Bram marah.
"Apaa... jadi maksud anda tadi anda mengatakan yang Sebenarnya...bukan Karena anda Segan atau mendapat tekanan dari Prof Hanson..?" Ucap Mayor Yun dengan wajah kaget.
"Apakah anda tadi melihat wajah Saya dalam keadaan tertekan..? Apakah sikap dan ucapan saya tidak terlihat jujur...?" ucap Dokter Bram dengan wajah kesal . Mayor Kun Yun terlihat tertegun dengan Wajah pucat. Melihat Kejadian itu tiba- tiba Dokter Leo menyodorkan Ponselnya pada Mayor Yun.
"Anda lihat dan baca artikel ini..." Ucap Leo.
Dengan tangan gemetar Mayor Kun Yun menerima ponsel Dokter Leo. Dengan cepat dia membaca artikel yang berisi tentang Ak yang telah menyelamatkan Nyawa kembali. Dan di sana Mereka juga menunjukkan beberapa perbuatan Ak yang telah menyembuhkan banyak orang. Hinga dia mendapat julukan si tangan malaikat . bukan hanya julukan saja , tapi memang Dokter Muda Ak mampu membawa orang di ujung Kematian nya. Ke alam kehidupan kembali . Nyonya Kun Jin serta Putrinya yang berada tidak jauh dari Mayor Yun juga ikut membaca. Mereka terlihat semakin marah para Mayor Kun Yun.
"Yun'er.. Kau lihat sendiri apa yang Kau lakukan.. Kau ingin membunuh Papa mu...?" Ucap Nyonya Kun Jin dengan nada marah dan kecewa.
"Kak...bukankah kami sudah mengatakan pada kakak untuk mengiyakan. Tapi Kakak terlalu curiga pada niat seseorang. Lalu apa yang terjadi pada Ayah...bukankah seharusnya besok Ayah melakukan Operasi. Tapi sekarang apa yang harus kita lakukan. kak...pasti mereka tidak akan mau lagi melakukan tindakan operasi pada Papa...." Ucap sang Adik dengan wajah cemas dan sedih. Wajah Mayor Yun terlihat Panik dan Pucat.
"Dokter Bram... lalu apa yang harus Saya lakukan..." Ucap Mayor Yun dengan cemas.
."Meminta maaf pada mereka..."ucap Dokter Bram.
"Baik Saya akan meminta maaf pada mereka. Tapi di mana tempat tinggal mereka. .." kata Mayor Yun dengan wajah cemasnya.
"Andai kami tahu, bukan hanya anda yang ingin bertemu dengan Dokter Jenius itu. Saya yang telah Bertahun- tahun mengidolakan dia, untuk mendapatkan Nomer Ponselnya saja kami tidak bisa. apalagi Menemukan tempat tinggalnya. .." Ucap Dokter Leo .
"Apa yang di ucapkan Dokter Leo memang suatu kebenaran . Saat kami melakukan operasi pada Putra dari keluarga Bastian itu karena Dia yang memanggil Saya. Bukan saya yang memanggil dia. Dan untuk Prof Hanson bukankah anda tahu sendiri betapa sulitnya menghubungi dia. Jika bukan karena Prof Hanson teman Jendral Kun Jin. Mungkin akan sulit membuat Prof Hanson membuat jadwal Operasi ini..." Ucap Dokter Bram.
Walaupun Dia memiliki nomer Kontak Ak. Dokter Bram tidak berani memberikan Nomer Ak pada orang lain. Mendengar ucapan Dokter Bram membuat Mayor Yun kaget bukan main.
"Maksud anda anda tidak tahu tempat tinggalnya dan kita tidak bisa menghubungi dia. ?" Kata Mayor Yun lagi.
"Benar , Karena itulah Saya tadi mencegah anda mengatakan ucapan yang membuat mereka kesal...tapi anda dengan sengaja memperlihatkan kalau anda meremehkan Ak si tangan malaikat itu. Akhirnya Ini yang bisa kita dapatkan.." Ucap Dokter Bram.
"Lalu apa yang harus kami lakukan Dokter..." Ucap nyonya Kun Jin dengan wajah cemas.
"Kita harus mendapatkan Prof Hanson dan Ak. Hanya mereka yang bisa melakukan pekerjaan itu.." ucap Dokter Bram dengan nada kesal.
"Kalau begitu Bantu Saya mencari mereka. Saya akan berusaha mencari mereka juga Dokter..." Ucap Mayor Yun dengan penuh sesal.
"Kalau begitu kita pergi. Semoga Kejadian ini Menjadi Pelajaran untuk kita agar tidak meremehkan orang lain..." Ucap Dokter Bram. Dia segera keluar dari ruang Inap Jendral Kun Jin.
"Berani sekali mayor Yun meremeh kan Ak... kalau sudah seperti ini, Baru dia kebingungan. aku pun akan melakukan apa yang di lakukan Ak jika seseorang dengan sangat jelas meremehkan diriku..." Ucap Dokter Leo dengan marah .
"Benar Katamu Le...hanya karena Dia Putra seorang Jendral, Dia berani meremehkan orang lain. Lalu kalau sudah seperti ini apa yang akan dia lakukan. Apakah Dia bisa mencari orang lain sebagai pengganti Prof Hanson dan Ak... " ucap Dokter Bram Kesal. Mereka berjalan ke ruangan mereka. Dan saat mereka akan berpisah, Dokter Leo berkata.
"Bram...kalau besok mereka datang, kabari aku. Aku sangat penasaran dengan Operasi itu. Aku ingin tahu, apakah Ak mampu mengangkat tumor ganas itu..." Ucap Dokter Leo.
"Baik...akan aku lakukan, tapi jika Kau besok tidak datang , itu bukan salahku Kan...?" Goda sang Teman .
"Ck...Kau punya Telfon kan... Ya Tolong Telfon aku lah .." Kata Dokter Leo lagi. melihat Sikap sang sahabat terdengar Bram Tertawa.
"Aku ingin melihat wajahmu saat melihat Siapa Ak Le..." Ucap Dokter Bram dalam hati.
"Baik akan aku lakukan..."ucapnya dengan tenang. Mereka berpisah . Setelah masuk kedalam ruang Kerja nya, Leo segera pulang ke apartemennya.
Sedangkan Kirana setelah keluar dari ruang Inap Jendral Kun Jin , terlihat berjalan dengan tenang di sepanjang lorong rumah sakit . Dia menuju jalan keluar. Sang Guru yang Ada di sebelahnya terlihat cemas.
"Nak kasihan Jendral Kun Jin.. Dia sudah di jadwalkan Operasi Besok..." Ucap Sang Guru berusaha membujuk sang Murid .
"Tapi apa tadi Guru tidal lihat penolakan Putranya.." ucapnya dengan wajah terlihat tenang.
"Tapi ini tanggung jawabku Ka.." Ucap Prof Hanson .
"Tenang saja guru...sebentar lagi Ponsel guru akan bordering. Lihat saja..."ucap Kirana.
"Apa maksudmu...?" tanya sang guru.
"Aku hanya memberi Pelajaran pada Mayor sombong itu. Biar dia bisa menghargai orang lain. aku mau melakukan operasi ini Karena guru. Kalau tidak, jangan harap aku akan kembali ke kamar mereka.. Pria Sombong tanpa etika seperti dia perlu di beri pelajaran guru. . ." Ucap Kirana dengan wajah kesal.
"Jadi Kau masih mau melakukan Operasi itu...?!" seru sang guru gembira.
"Akan Aku lakukan , tapi semua ini hanya Karena guru. Guru....Memangnya Jendral Kun Jin itu sahabat Guru.. ?Atau seseorang yang Guru kenal..." Ucap Kirana sambil melihat sang guru.
Tak terasa mereka sampai di depan Mobil milik Kirana. Mereka segera masuk kedalam Mobil itu. Dan dengan segera Kirana membawa pergi Mobilnya meninggalkan tempat parkir Rumah sakit.
"Guru berhutang budi pada Jendral Kun Jin dan Adiknya terutama sang adik . mereka pernah menolong guru..." Ucap Prof Hanson.
"Oo..Begitu.. Ya sudah, dengan Kita menolong dia terlepas dari penyakit itu, guru harus mencatat dalam hati Guru. Kalau guru tidak lagi memiliki hutang Budi pada Jendral Kun Jin..dan jika suatu saat mereka meminta tolong dan mengungkit hutang budi lagi, Guru sudah tidak berhutang lagi.. ." Ucap Kirana. Dia tidak mau melihat sang guru memiliki perasaan seperti itu. Bisa- bisa sang guru di manfaatkan seseorang.
"Trimakasih nak...Kau memang murid terbaikku..." Ucap Prof Hanson. Mobil Kirana Melanju Di jalanan.
"Guru...apakah guru akan Kembali ke Hotel...?" Tanya Kirana.
"Kau sendiri mau kemana..?" Tanya Prof Hanson.
"Bertemu seseorang . " jawab Kirana.
"Sebenarnya aku ingin membawamu ke Suatu tempat. Tapi ternyata Kau memiliki kesibukan.. ya sudah antar Guru pada Suatu tempat. Lalu Kau boleh pergi... "Ucap sang Guru.
"Maaf guru...tapi mungkin besok Kirana akan menemui guru kembali..." Ucap Kirana.
"Baik...besok akan Ku tunggu kedatangan mu..." Ucap sang Guru .
"Baik...Kirana akan datang..." Jawab Kirana. Namun Percakapan mereka terhenyi saat Ponsel Milik sang guru berbunyi. Prof Hanson segera melihat nama si penelfon
Terlihat wajah sang guru cemberut.
"Siapa guru...? Kenapa wajah guru jadi jelek seperti itu.
"Kun Huo Li . Adik Sang Jendral. Sebenar nya pada Dialah Guru berhutang . Dia orang baik. Begitu juga Jendral Kun Jin. tapi entah kenapa mereka memiliki Putra yang sombong seperti Mayor Yun ..." Ucap Prof Hanson.
"Kalau begitu angkat guru...tapi tunggu. Biar kan sampai dua Kali dia menelfon..." Ucap Kirana sambil tersenyum jail. Dan sang Guru menuruti apa kata Murid Jenius nya. Setelah panggilan kedua berdering kembali , Prof Hanson segera menjawab pada dering ke tiga .
"Hallo..." Sapa Prof Hanson sambil memencet pengeras suara. Hingga Kirana bisa mendengarkan juga .
"Selamat pagi menjelang siang Profesor..." Sapa orang Dari sebrang dengan ramah .
"Selamat pagi menjelang siang tuan Kun.. tumben anda menelfonku..?" ucap Prof Hanson dengan nada tenang.
"Maaf Prof... aku dengar kalau Ada masalah di Rumah sakit. Apa benar Prof...?" Ucap Pria Dari sebrang dengan nada cemas .
"Kenapa anda bertanya pada Saya...Apakah anda sudah menanyakan masalahnya pada keponakan anda, apa yang Sebenarnya terjadi..." Jawab Prof Hanson datar.
"Dia sudah mengatakan padaku. Dia ingin meminta maaf pada kalian. Terutama pada murid anda...Dia tidak tahu siapa Ak , Prof.." Ucap Tuan Kun Huo Li dengan nada terlihat cemas.
"Untuk apa Dia ingin menemui muridku.. Bukankah dia Tidak mempercayai Muridku..." Ucap Prof terdengar mulai kesal dan marah.
"Maaf...maafkan dia Prof... Dia tidak tahu Ak. Kehidupan dia selama ini berada di antara Prajurit. Dia tidak tahu banyak tentang berita di luaran . Dia tidak tahu siapa Ak sebenarnya..." ucap Tuan Kun Huo Li dengan. suara terdengar memohon.
"Karena itulah dia berani menghina orang lain, atau karena Dia seorang mayor putra dari Jendral Kun Jin.. ?" ucap Prof Hanson marah.
"Bukan begitu Prof...Dia hanya menghawatirkan Ayahnya. Karena itu tanpa sengaja dia mengucapkan kata- kata yang menyinggung perasaan muridmu ..." ucap tuan Kun Huo Li. Tuan Kun Huo Li tahu tabiat Profesor satu ini. tapi tidak ada yang berani padanya karena keahliannya . Apalagi menyangkut Murid jeniusnya.
"Andai dia bukan keluargamu. Dan yang berbaring itu bukan Jendral Kun Jin. Tak akan sudi aku melakukan operasi itu. Kesombongan Keponakan mu membuatku kesal...." ucap Prof Hanson .
"Aku sebagai pamannya mewakili dia meminta maaf Prof...." ucap tuan Kun Huo Li dengan nada menyesal .
"Baiklah aku akan mengoperasi Jendral Kun Jin Besok. Katakan pada Keponakanmu yang gagah dan berkuasa itu untuk tidak berada di sana saat aku datang. Aku takut Muridku tidak suka dan operasi itu tidak jadi..."ucap Prof Hanson dengan nada masih kesal. Mendengar ucapan sang Guru, Kirana hanya bisa menahan tawa. Sedangkan Tuan Kun Huo Li merasa Kembali bahagia saat Dia Mendengar profesor Hanson mau kembali merawat sang Kakak. Dia segera menyampaikan berita itu pada keponakannya dan juga sarat yang di katakan Prof Hanson .
"Aku harap kau besok tidak datang ke rumah sakit terlebih dahulu. Atau mereka tidak akan melakukan operasi. Kau yang salah , untung dia masih menghormati Aku dan Papa mu kalau tidak, mereka tidak akan melakukannya. Biar besok aku yang akan datang menemui mereka. Kau bisa datang sore hari saja..." ucap sang Paman .
"Baik paman..."ucap Mayor Yun patuh. Dia juga merasa bersalah karena meremehkan orang lain. Andai tidak ada sang Paman , Pasti masalah ini tidak akan mudah mereka selesai kan.
Sedangkan di tempat Kirana, terlihat sang Guru turun dari mobil Kirana.
"Kau tidak mampir ke tempat guru..?" ucap Prof Hanson.
"Tidak guru...ada seseorang yang harus aku temui, setelah itu aku harus menyiapkan diri untuk operasi besok..."ucap Kirana .
"Baik...kalau begitu Guru masuk dulu. Hati-hati di jalan..." ucap Prof Hanson.
"Baik guru...jangan khawatir..." ucap Kirana.
Dia segera melajukan mobilnya kembali ke jalanan . Dia kembali ke Apartemen nya untuk ganti baju. Dan saat dia keluar dengan pakaian Jean belel dengan kaos lengan panjang dan topi di kepala, serta tak lupa kacamata hitam di wajahnya, membuat penampikannya mempesona siapapun yang melihatnya. membuat para mata-mata Alex terkejut dengan Kirana yang baru keluar. mereka melihat Kirana berjalan keluar gerbang Apartemen itu. Tak berapa lama , Kirana terlihat naik taksi. Dengan cepat mereka mengikuti Kirana yang ternyata pergi ke Rumah sakit. Namun tiba- tiba Kirana sadar kalau dia sedang di buntuti. Dia lalu memberi kabar pada Dokter Bram kalau mereka Akan bertemu di depan ruang kamar Lion. dia meminta nomer kamar Lion.
*Ak ; Di kamar berapa Lion tinggal.* tulisannya.
*Dokter Bram. : Kau di mana...?*
"Ak. : Depan Lobby..* sambil menjawab Kirana melanjut kan langkahnya.
*Dokter Bram : aku akan menunggumu di depan ruang Praktek.
Ak. : Jangan ...ada seseorang yang membuntutiku. Aku tidak tahu siapa mereka. Jadi kau bisa menungguku di depan ruang inap Lion beritahu aku nomer Kamar Lion. ..* tulis Kirana dengan cepat.
*Dokternya Bram : tapi arah kamar Lion melalui ruang Praktekku juga Ka...begini saja, aku akan menunggumu di luar, dan nanti kalau aku melihatmu aku akan berjalan ke ruang si Lion. dan kau bisa mengikutiku...*
*Ak. : Baiklah aku akan mengikutimu....*
Tak berapa lama Dokter Bram melihat Kirana yang telah memakai baju anak muda dengan topi di kepalanya berjalan kearahnya Penampilan Kirana sangat beda dengan Penpilan dia tadi. Kacamata hitam di wajahnya membuat dia semakin cantik namun terkesan dingin dan acuh. Setelah melihat Kirana , Dokter Bram segera melangkah pergi dari depan ruang praktek . Mereka berjalan menuju Ruang VVIV tempat Lion berada . Namun saat mereka melewati Ruang anak- anak , yang di samping kamar tersebut ada jalan yang memiliki Jalan bercabang . Mereka berpapasan dengan Mayor Yun . Sepertinya pria itu akan pergi entah kemana . Sebab dia berjalan. berlawanan arah dengan mereka. Di sini ada tiga jalan (pertigaan jalan ) . jalan sebelah Kiri memang menuju ruang VIV tempat Jendral Kun Jin Di rawat. Juga Jalan menuju tempat ruang operasi berada. Sedangkan yang Kekanan menuju Ruang VVIV . Saat Mayor melihat Dokter Bram ada di depannya. Mayor Yun menyapa.
"Dokter Bram...mau kemana...?" ucapnya ramah.
"Mau melihat pasien..."jawab Dokter Bram.
"Oh ya Dok.. besok operasi Papa akan berlanjut. Kemungkinan besar di lakukan pada pagi hari ..." ucap Mayor Yun dengan senang.
"Oo baguslah...apakah ada Dokter yang bisa melakukan itu...!" ucap Dokter Bram lagi .
"Tidak... Yang melakukan itu tetap Prof Hanson dan Muridnya.." jawab Mayor Yun dengan wajah terlihat bahagia. Tanpa sadar Dokter Bram menatap Kirana yang berjalan melewatinya. Begitu juga dengan Mayor Kun Yun. Terlihat dia terpanah sesaat. saat melihat Kirana .
"Apakah anda sudah bertemu dia...?" tanya Dokter Bram menyadarkan Mayor Yun dari pesona Kirana.
"Oo bukan aku...tapi pamanku yang menelfon Profesor . Paman bersahabat dengan Prof Hanson..." jawab Mayor Yun kembali .
"Begitu Ya...kalau begitu saya pergi dulu.. sebab Pasien menanti kedatanganku maaf..." ucap Dokter Bram yang melihat Kirana semakin menjauh.
"Silahkan Dokter...maaf mengganggu Dokter.." Ucap Pria muda itu.
"Tidak masalah...mari..." lalu Dokter Bram bejalan cepat menyusul Kirana. Dia sampai sedikit berlari agar bisa sampai di tempat Lion bersama Kirana. Dia tak mau gadis itu menunggu Dia. Benar saja ketika Dia sampai di depan Ruang inap Lion, Dia melihat Kirana memainkan ponselnya sambil bersandar di tiang yang ada si sana. dengan cepat Dokter Bram mendekat.
"Ayo masuk ...." ucapnya tanpa menghentikan langkahnya
Mereka segera masuk bersama- sama. Dan ternyata didalam ruangan itu ada kedua orang tua Lion. Saat mereka melihat Dokter Bram masuk kedalam ruangan bersama seorang gadis cantik yang memakai topi. Mereka tersenyum dan menyapa.
"Dokter Bram..apa kabar...?" sapa Nyonya Alecia.
"Baik Nyonya....bagaimana keadaan Lion sekarang...?" tanya Dokter Bram sambil melihat Lion yang menatap Kirana dengan wajah bahagia.
"Dia semakin Baik Dokter..." ucap Nyonya Alicia. Mereka sama- sama melihat wajah Lion berbinar gembira.
"Kak... Kau kan yang telah menolongku..?" seru Lion bahagia. Dia ingin berdiri dan berjalan kearah Kirana.
"Ee...jangan bangun dulu...kau baru sembuh ...! Nanti lukamu kambuh lagi..." seru Kirana kaget . Dan dia berseru sambil berjalan mendekat. Bagaimana bisa anak ini mau berdiri dengan sembrono. Sebab dia baru beberapa hari ini sembuh dari luka operasi yang dia alami. Apalagi Rusuk yang Patah dan retak harus membuat dia beristirahat di atas tempat tidur .
"Kak...akhirnya kau mau datang juga...Papa , Mama dialah Dewi penolongku. Kalau tidak ada kakak ini, mungkin aku sudah mati di tangan para preman itu . Saat aku melihat Pisau di tangan salah satu preman itu, aku merasa hidupku sudah berakhir. Namun Ternyata Tuhan mengirim Kakak ini untuk memperpanjang umurku...kak...Namaku Dong Han Lion. Aku di panggil Lion. Aku boleh tahu nama Kakak...?" ucap panjang Pemuda tampan itu dengan wajah gembira. Sampai kedua orang tuanya keheranan melihat perubahan sang Putra. Sebab Lion jarang berbicara dengan orang asing , apalagi sampai seakrab itu. jangankan dengan orang asing, dengan mereka saja dan keluarganya, Lion sangat irit berbicara. Jika tidak ada keperluan, Pria muda dan tampan itu hanya akan diam dan pergi menghindar. Tapi kini dengan riangnya dia berbicara dengan gadis itu.
"Aku Kirana. Dan jangan berbicara seperti itu. kakak bukan Dewi, kakak masih manusia yang banyak melakukan kesalahan. Oh Ya ...gimana keadaanmu sekarang ...?" tanya Kirana lembut.
"Kakak boleh melihat keadaan ku sendiri..." ucap anak itu sambil menyodorkan tangannya. Kirana tertegun dan menatap Dokter Bram . dan pria itu tertawa.
"Bukankah aku sudah bilang padamu... " ucapnya dengan tenang. akhirnya Kirana mengambil tangan Lion dan melihat denyut nadi pria muda ini.
"Kau sudah semakin sehat. Dan ingat ketika sampai di rumah, jangan banyak bergerak Atau melakukan gerakan. yang berat dan berlebihan dahulu. Oh Ya.. Kakak hampir lupa. Kau masih Sekolah dasar kan... kelas berapa..?" tanya Kirana .
"Kakak salah...Aku kelas tiga Kak...maksudku kelas tiga SMP. sebentar lagi ujian.. ." ucap Lion.
"Hey.. Umurmu berapa ...? Aku fikir kau masih berumur tuju atau delapan tahun...!" seru Kirana dengan wajah kaget.
"Dia memang masih berumur delapan tahun Nak...tapi dia sering loncat kelas..." ucap sang Mama.
"Aah maaf Nyonya...saya lupa mengucap salam.. Terlalu asyik berbicara dengan Lion. Salam nyonya, tuan...." Ucap kirana sambil menunduk memberi salam.
"Tidak, tidak masalah...aku malah sangat suka kau datang dan berbicara dengan Lion. Kau tahu setelah dia siuman , Dia malah mencarimu...dan saat dia tidak bisa melihatmu , wajahnya selalu cemberut. Setiap hari dia seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Dan aku sekarang yakin, pasti kau yang dia tunggu..." ucap Sang ibu. Dan saat mereka melihat wajah Putranya memerah, terdengar tawa dari kedua orang tua Lion.
"Benarkah kau mencariku...? Aa..bahagia sekali aku...ternyata aku memiliki seorang penggemar..." goda Kirana yang membuat wajah Lion semakin merah.
"Bukan hanya dia yang menjadi penggemarmu Ka... aku dan banyak lagi orang yang selalu menyukaimu ingin mengenalmu lebih dekat lagi . Kau juga idola kami Ka..." batin Dokter Bram saat mendengar ucapan Kirana.
"Dan ternyata aku sekarang bertemu anak jenius.. " Lanjut Kirana.
Merekapun berbincang bersama. dan ternyata pengetahuan Lion sangat luas. maka terlihat Kirana sesekali berbicara serius dengan Lion. Sepertinya Lion menemukan teman berbicara yang mempunyai isi otak yang sama dengannya.
Maaf udahan duli ya...aku lanjut besok lagi. Jangan lupa Luke, Vite dan Komennya aku tunggu.
Bersambung.
hoodie ✅
map ✅
video call ✅
VIP/VVIP ✅
VVIP ✅
biangka ❎
bianca ✅