Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku merindukannya
"Kurang ajar sekali dirimu, dasar kuntilanak!" seru Monica
Arini tertawa, "Iiihhh takut Mak lampir marah," timpal Arini
Monica yang kesal mencoba mencari pembelaan dari Sean.
"Lihatlah sayang, pelayan kamu ini sungguh kurang ajar. Kenapa kamu hanya diam saja dan tidak melakukan apa-apa." Monica mengadu
Sean yang merasa terganggu mengusap rambutnya kasar, "Diaaaaammmmmm!" teriak Sean.
Arini dan Monica sama-sama menutup telinga mereka karena suara menggelegar Sean.
"Kalau kalian mau adu mulut jangan di sini, sana ikutlah acara debat di TV," maki Sean
Arini yang sudah tidak berselera makan beranjak dari tempat duduknya, namun baru beberapa langkah, Sean bersuara
"Siapa yang menyuruhmu pergi?" tanya Sean dengan nada yang sedikit tinggi
"Aku sendiri," jawab Arini membalikkan badannya
"Duduk," perintah Sean
dengan datar
Dengan malas dia kembali lagi ke kursinya sedangkan Monica hanya tertawa kecil melihat Arini.
"Sekarang layani aku," perintah Sean
Arini menatap Sean dengan sinis, "Kan ada kekasihmu, kenapa harus aku yang melayani anda tuan?" tanya Arini yang kini membuang tatapannya ke arah Monica.
"Meskipun aku kekasihnya, tugas melayani Sean adalah tanggung jawab pelayan," sela Monica
"Laksanakan saja tanpa bertanya dan membantah, kalau kamu kebanyakan bertanya dan membantah bisa-bisa aku telat ke kantor," sahut Sean dengan datar
Arini pun menyiapkan sarapan Sean, dia mengambilkan Sean roti, selai coklat dan kacang yang di mix sesuai keinginan Sean.
"Silahkan tuan," kata Arini lalu meletakkan roti Sean di piringnya.
"Aku juga dong pelayan," titah Monica
Arini membolakan matanya, namun Sean mengkode Arini untuk melayani Monica, dan mau nggak mau Arini harus melayaninya
"Makan apa?" tanya Arini ketus
"Sandwich, dengan isi telur sayur dan juga saos tomat jangan sampai keliru saos pedas" jawab Monica
Arini menyunggingkan senyuman
Saat Sean asik dengan sarapannya dan Monica sibuk dengan ponselnya, Arini menambahkan saos pedas yang banyak.
"Mampus kamu Mak lampir," batin Arini dengan menahan tawa
Setalah tersaji, Monica langsung saja memakannya
Aaaaaaaaa, "Pedas, pedas," teriak Monica dengan mengibaskan tangan di mulutnya.
Arini pura-pura tidak tau, " Anda kenapa nona?" tanya Arini
Monica langsung menyambar minuman Sean, dalam sekejap minuman di tangannya habis tak bersisa.
"Pelayan brengsek, beraninya dirimu mengerjai ku lagi." Maki Monica dengan mulut yang terasa terbakar
"Maaf, aku kira tadi itu saos tomat," sahut Arini
"Bohong!" teriak Monica tak percaya
Sean yang pusing dengan kedua kaum hawa di depannya hanya bisa memijat pelipisnya.
Tanpa berkata apa-apa Sean keluar dan meninggalkan Arini dan Monica yang sedang baku hantam di ruang makan.
"Kita berangkat Nick," ucap Sean lalu masuk mobil.
Sean yang pusing hanya diam sambil memijat pelipisnya. Nick yang melihatnya pun bertanya-tanya.
"Anda Ok boz?" tanya Nick khawatir
"Iya," jawab Sean singkat dan datar
Nick kembali memfokuskan pandangannya ke depan sedangkan Sean setia dengan posisinya semula. Alih-alih membawa Monica pulang untuk memenuhi hasratnya dia malah dibuat pusing oleh istri dan kekasihnya tersebut.
Setelah sampai di kantor Sean segera masuk dan berjalan menuju ruangannya.
Sean melemparkan tubuhnya di sofa mencari tempat bersandar sejenak
"Kedua wanita itu bisa-bisanya mengacaukan pikiran ku," gumam Sean
Sean mengambil ponselnya dan menghubungi Nick, dia menyuruh Nick untuk membatalkan semua janji pada hari ini.
Tak ingin terpuruk dengan pikirannya, kini Sean mulai memfokuskan pikiran ke pekerjaannya.
Hingga Monica datang, "Sayang kenapa aku ditinggal?" tanya Monica yang tiba-tiba muncul
Sean hanya memutar bola matanya lalu kembali ke aktivitasnya.
"Pelayanmu benar-benar sayang, aku tidak betah di rumah kamu," imbuh Monica
Sean menghentikan aktivitasnya, "Nanti kita ke hotel saja," sahut Sean datar
"Aku harus ke luar negeri sekarang, uangnya dong sayang," timpal Monica dengan meletakkan dirinya di pangkuan Sean
"Nanti aku transfer," kata Sean yang membuat Monica mencium bibir Sean.
Tak kuat dengan godaan Monica, Sean membalas ciuman Monica, Mereka berpaut cukup lama hingga suara ketukan harus menghentikan kegiatan panas mereka.
Sean mendorong tubuh Monica untuk turun dari pangkuannya, dia juga mengusap bibirnya dari sisa-sisa Saliva yang menempel
"Masuk," sahut Sean dari dalam
Manager datang untuk menyerahkan laporan yang dibutuhkan setelahnya dia langsung pergi karena tidak ingin mengganggu Sean dan kekasihnya.
"Keluarlah, aku masih banyak pekerjaan," pinta Sean
Tanpa protes Monica keluar ruangan Sean.
**********
Beberapa hari ini Sean disibukkan dengan pekerjaannya, hingga dia selalu pulang malam bahkan dia harus pergi ke luar kota untuk mengawasi proyek di sana.
"Sepi juga gak ada Monster kampret itu," gumam Arini sambil merebahkan dirinya di tempat tidur.
Mata Arini memandangi langit-langit kamarnya yang lebih tepatnya kamar Sean, pikirannya jauh menerawang. Dia memikirkan ibunya yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Selama Sean tak ada di rumah, Arini seharian menemani ibunya di rumah sakit, itu pun setelah mendapatkan ijin dari Sean
Puas memikirkan ibundanya Arini memutuskan untuk mandi supaya fresh.
Setelah mandi Arini mengganti pakaiannya di kamar, di sisi lain Sean yang melihat Arini ganti pakaian jadi menegang. Tubuh itulah yang dia rindukan seminggu belakangan ini,
Sebelum berangkat ke luar kota, Sean secara sembunyi-sembunyi memasang CCTV di kamarnya untuk memantau kegiatan Arini di kamar.
"Kita pulang Nick," perintah Sean yang secara tiba-tiba
Nick menatap Sean dengan bingung, kenapa tiba-tiba mengajak pulang namun dia juga tidak berani protes. Melakukan protes sama saja kerja bakti selama satu bulan karena pasti gajinya akan dipangkas atau dibekukan oleh Sean.
Nick mengangguk," Baik pak," sahut Nick
Nick segera mengambil ponselnya untuk menghubungi pilot dan lain-lain untuk menyiapkan jet karena Sean harus kembali saat ini juga.
Butuh waktu dua jam untuk menyiapkan jet pribadi Sean mulai dari mesin, bahan bakar serta pramugari.
"Kenapa lama sekali," protes Sean
"Bukankah biasanya juga dua jam bos," sahut Nick
"Iya tapi ini terasa dua abad," timpal Sean
Nick hanya bisa menggelengkan kepala atas sikap bosnya. Biasanya juga selalu menunggu selama dua jam sebelum jet siap untuk lepas landas.
Tiga puluh menit baru berlalu namun Sean sudah protes lagi, " Lama sekali." Gerutu Sean dengan mondar-mandir.
"Sabarlah bos sebentar lagi siap jetnya." Nick mencoba menenangkan Sean
Arrrrggggg
Teriak Sean frustasi, "Sial wanita itu, awas saja kalau di rumah terimalah hukuman kamu karena membuat aku tak kuat menahan api dalam diriku," gumam Sean
Tepat pukul sembilan malam, Jet Sean mendarat di bandara kota setempat. Dengan langkah cepat Sean keluar bandara dan langsung naik mobil sendiri tanpa dibukakan pintu oleh supirnya.
"Cepat jalan," perintah Sean
Mobil perlahan meninggalkan bandara, sopir mulai menambah kecepatan. Lama dalam perjalanan kini sampai juga di rumah.
Sean segera keluar mobil lalu segera mungkin masuk ke dalam rumah dan bergegas ke kamar.
Saat membuka pintu Sean melihat Arini meringkuk di tempat tidur.
Sean membuka dasi serta jasnya lalu naik ke tempat tidur.
Tangan Sean menyusup dan memeluk Arini dari belakang.
Merasa ada yang memeluknya, Arini pun membuka mata
"Tuan," panggil Arini
"Hem," sahut Sean
"Kok sudah pulang?" tanya Arini
"Iya sudah," jawab Sean
"Baru sampai atau sudah dari tadi?" tanya Arini lagi
"Diam lah, kamu ini cerewet sekali. Aku merindukannya, cepat layani aku," jawab Sean dengan datar
"Dasar cabul, seharusnya kamu memintanya dengan sopan dan romantis bukan seperti ini," umpat Arini
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣