"Lupakan status kita sebagai saudara tiri, kau yang menggagalkan ku bermain dengan para wanita maka kau sendiri yang menggantikan posisi mereka." (Ares Leonardgo).
1 Tahun tinggal sendirian Naomy Laura Gilbert biasa dipanggil Nao terpaksa harus meninggalkan dunia bebasnya demi keinginan sang mama untuk tinggal bersama keluarga barunya..
Di rumah baru itu Nao bertemu dengan kakak tirinya pria tampan blasteran France (Ares Leonardgo) yang tanpa sepengetahuan Nao jika keduanya pernah satu ranjang menghabiskan waktu dalam satu selimut.
.
.
Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua? simak kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
Tampak remang-remang Ares sedang melakukan penyatuan di bawah selimut dengan seorang wanita yang sama-sama telanjang dada sepertinya, namun Nao menutup area dadanya dengan tangan.
"Lakukan lagi!." Bisik Ares dengan gerakan palsunya yang dimana Nao dapat merasakan sendiri milik Ares mengenai tubuh.
"Sial kau Ares!." Maki Nao dalam hati.
Mau tak mau Nao melantunkan kembali d*sahan lembutnya seolah-olah mereka sedang bercinta, Ares membalas erangan lembut itu.
"Ares!???." Ujar Tessa. "Apa-apaan ini bukankah kau tahu status kita ke depannya akan bagaimana? bisa keluar dan temui aku, kita bicara!."
Dengan perasaan kecewa Tessa keluar dari kamar Ares, menyalakan lampu di ruang kerja pria itu dan menunggunya. "Padahal dia bisa melakukannya denganku jika menginginkannya!." Kesal Tessa masih kecewa.
Setelah Tessa keluar, Ares dan Nao saling tatap dengan posisi yang begitu intim tentunya.
"Pakai kembali bajumu.." Setelah berucap Ares keluar dari dalam selimut dan mengenakan kembali pakaiannya untuk menemui Tessa.
Nao hanya bisa mengumpat dari dalam hati. "Kenapa harus aku? masih banyak pegawai wanita yang lain!." Untuk melakukan hal ini jantung Nao berdetak kencang saat Ares menindihnya, dan tentu saja malam yang pernah mereka habiskan bersama terasa kembali vibes-nya.
Ares keluar kamar dan menemui Tessa.
"Kau bisa menghubungiku jika menginginkannya Res, jika aku hamil juga hubungan kita sudah resmi ke depannya. Kenapa mesti menyewa kupu-kupu malam!?." Ujar Tessa kecewa juga marah.
"Perjodohan kita mungkin terjadi jika aku menyetujuinya, selama aku tak mengambil keputusan antara kita maka kau juga bukan siapa-siapa dan tak berhak mengaturku!." Dingin Ares. "Dan ingat dia bukan wanita malam, dia wanitaku!
"Biarkan aku melihatnya!." Ujar Tessa hendak pergi menuju kamar pribadi Ares, namun pria itu menahannya.
"Pergi dari sini dan jangan terus mendekatiku lagi! karena kau tahu aku sudah memiliki seorang wanita." Tegas Ares.
Dengan rasa kecewa dan tak terima tentunya mau tak mau Tessa pun berlalu pulang dari sana, sikap Ares ini tak bisa ditebak kemarin begitu baik dan sekarang bersikap sangat tak berperasaan.
Setelah Tessa pulang Ares kembali masuk ke dalam kamarnya untuk melihat Nao.
"Bisa nyalakan lampunya aku tak tahu dimana." Ujar Nao.
Ares mendekati saklar lampu dan menyalakannya, terlihat Nao sedang mengenakan kembali pakaian menutup kembali tubuh indah itu."Apa harus menggunakan adikmu? dibayar berapa aku?." Tanya Nao dengan kesan menyindir.
Ares hanya diam menatap lekat Nao, Nao yang tidak ingin lama-lama bersama Ares memilih melangkah untuk pulang.
"Jangan terus menghindar! kau pikir aku tak tahu?."
Langkah Nao seketika terhenti dan beralih menoleh pada Ares, pria yang membuatnya tak tenang akhir-akhir ini. "Apa maksudmu bicara seperti itu?."
Ares menatap manik indah yang menatap intens dirinya. "Apa kau merasakan sesuatu antara diri kita berdua?."
Mendengar pertanyaan Ares Nao tak langsung menjawab, pria dingin yang sering membuatnya jengkel ini kini tampak seperti bukan Ares saat sorot matanya menghangat.
"Malam itu membuatku sering lupa bahwa kita ini saudara tiri, aku tak tahu harus apa dan berhenti menunjukkan wajah! namun kau jangan pernah menghindar." Tukas Ares yang membuat Nao mengerutkan kening.
Nao menggigit bibir bawahnya mendengar pengakuan Ares, rasanya kini begitu canggung. "Maksudmu....
"Ya, kau membuatku gila sampai aku sangat susah mengambil keputusan Nao." Timpal Ares dengan tatapan beratnya.
"Bagaimana caranya aku harus menjauh darimu? namun aku juga tidak boleh menghindar? yang benar saja."
"Maka dari itu tetaplah bersamaku..." Potong Ares seraya menarik leher jenjang Nao, menutup bibir ranumnya dengan bibir Ares.
Mata Nao melotot saat Ares menciumnya, me*umat lembut diiringi gairah yang membuat sensasi lain tumbuh untuk melakukan lebih.
Nao panik dan tegang ia pun langsung mendorong Ares membuat ciuman itu terlepas. "Orang tua kita saling mencintai kau tahu itu?."
Ares mengangguk seraya mengelus bibir ranum Nao yang basah akan ulahnya. "Aku tahu dan aku tak bisa menahan diriku."