Putri, seorang mahasiswa semester 3 dengan pribadi yang tenang dan lembut, menyimpan rahasia kecil.
ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe. Namun, yang seharusnya menjadi tanda ketangguhan dan tanggung jawab, menjadi sumber perundungan. Teman-temannya membuat dugaan bahwa Putri bekerja karena kekurangan ekonomi.
Situasi memburuk ketika Fabian menyebarkan berita bohong bahwa dia dan Putri pernah tidur bersama, sebuah tuduhan yang sepenuhnya tidak berdasar. Berita ini seperti api di tengah hutan kering, seketika Dia harus menghadapi masalah yang serius.
Meski demikian, Putri tetap tangguh, menahan semua kepedihan dengan anggun. Namun, di tengah kegelapan ini, ada cahaya yang mulai muncul dari sosok Rafiy, siapakah Rafiy ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovey Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Aza yang melihat Haira pergi dengan mata berkaca-kaca seperti itu sungguh merasa tidak tega, ia hendak mengejar tapi Haira pasti akan lebih marah padanya, jadi Aza memutuskan pulang tapi di jalan ia bertemu Hesa sedang ngedate dengan pacar barunya
"Za?"
"Pacar baru lagi Sa?" Aza menghampiri Hesa yg tengah duduk duduk di tepi Taman Mentari bersama pacarnya
"Baru jadian, Kenalin namanya Giselle, sayang dia temen aku, Aza" Hesa mengenalkan Giselle pada Aza dan keduanya saling berjabat tangan
"Mana gebetan lo? Katanya tadi lo mau pergi sama dia"
"Dia Pergi"
"Ha? Kenapa? Pasti ada apa2 kan, gak mungkin dia tiba2 pergi ninggalin lo"
"Jadi tu..." Aza menceritakan kejadian tadi
"Gila ya lo, bisa2 nya lo ngomong kayak gitu ke dia? Katanya lo percaya sama dia, Biarin dia cerita dulu lah, baru lo bisa menyimpulkan klo dia cewek kayak gitu apa bukan, cewek mana sih yang gak sakit hati dibilang kayak gitu?, mikir dong Za lo itu"
"Tau nih temen kamu sayang, kalo aku digituin pasti juga marah" Ucap Giselle simpati karena sama2 merasa perempuan
"Trus lo gak kejar?"
Aza menggeleng "Nanti dia malah tambah marah sama gue"
"Bodoh banget si lo"
***
Haira menangis tersedu sedu di sebuah tempat yg sangat sepi, ia tak menyangka Aza akan mengatakan sesuatu yang menyakitinya padahal ia sudah mulai perlahan membuka hatinya, ia terus memukul tembok yang ada disana dengan sangat keras, tiba2 seseorang memegang tangannya dan menghentikan aksinya, Haira menatap laki2 itu ketakutan
"Jangan lukai diri lo" Ucap laki laki itu
"Mau apa kamu kesini" Haira berusaha melepaskan tangannya dari genggaman laki laki itu tapi tenaga laki2 itu lebih kuat
"Lihat ini, jadi merah merah kan, sini gw obatin"
"Gak perlu" Haira tetap berusaha melepaskan tangannya
"Ssst, ini pasti akan terasa perih, tahan ya" Cowok itu mengambil obat merah dari sakunya dan mengobati luka Haira
"Mmhh..." Haira Meringis Perih
"Sudah selesai" laki-laki itu lalu melepaskan tangan Haira dan memasukkan obat merah dalam sakunya lagi
"Maafin gw ya"
Haira tidak menjawab, dia menundukan pandangannya dan matanya semakin berkaca kaca, Aza lalu memeluk Haira dan mengusap rambutnya dari belakang "Hei, menangislah, Menangis sampai lega, jika itu bisa meredakan rasa sakit lo, gw akan melindungi lo dari rasa sakit, sampek lo gak pernah merasa sakit lagi"
***
Aza mengajak Haira ke Apartemen nya, Sebelumnya Haira menolak karena teringat perkataan Aza tadi, tapi Aza meyakinkan dirinya dan Aza bersedia mendengarkan crita Haira tentang Fabian dan Aza akan berusaha mempercayainya
Haira dan Aza duduk di sofa ruang tamu apartemen Aza,Haira menarik nafasnya dulu dan Haira mulai bercerita, Aza mendengarkan dengan seksama
"Dia, Bian, dulu dia temen 1 jurusan sm aku pas masih semester 1, dulu dia sangat menyukaiku, dia melakukan hal hal gila untuk mendapatkan hatiku, dan aku pun tertarik padanya, pas semester 2 dia ngungkapin perasaannya, tapi aku bilang kalau aku gak mau pacaran dulu, mau fokus kuliah, habis itu dia kan mau pindah ke bogor tapi sebelum dia pindah, dia sakit sampai dirawat di rumah sakit, dan aku gak sempet jenguk, karena banyak tugas waktu itu, trus pas dia udh boleh pulang dan itu hari terakhir dia di jakarta, dia nyuruh aku buat datang ke rumah nya, nginep, buat nemenin dia, aku awalnya gak mau, trus dia bujuk aku, tapi waktu itu karena aku masih ada perasaan sama dia, akhirnya yahh aku mau aja, pas di rumah dia, gak ada orang, cuma ada dia sama pembantu nya, trus yaudah pokok intinya aku ketiduran di sofa di kamarnya dia, pas aku tidur tiba2 di pipi aku kyk ada sesuatu, aku sadar trus bangun dong, ternyata dia nyium pipi aku, aku kaget, trus aku marah2 sama dia, trus aku pergi dari sana, gK jadi nginep, karena itu aku kecewa bgt sama dia, dan perasaan ku sama dia udah ilang semenjak itu, trus 2 minggu setelah dia pindah tiba2 ada postingan gila itu, aku kaget dong,, aku kan gak ngapa2 in sama dia, tapi dia membuat di postingan itu, ada foto aku sama dia, seolah-olah aku sama dia tidur bareng, padahal gak, gara gara postingan dia, semua nya jadi kayak gini" Haira menangis tersedu sedu menceritakan semua yang telah terjadi, ini adalah pertama kalinya ia menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada orang lain yang bukan keluarganya
Aza terkejut mendengar cerita Haira, ternyata kebenarannya seperti ini, Aza merasa bersalah karena tadi dia malah bersikap seperti itu kepada Haira
"Gw baru tau, Maaf ya, tadi gw malah bersikap kayak gitu, gak seharusnya gue kyk gitu.. Gue jadi ngrasa bersalah"
"Iyaa gpp, semua orang juga kyk gitu, krna mereka gak tau kebenarannya"
"Iya, gw juga, gw yakin sebenernya dari awal, lo itu perempuan baik-baik, di kampus gw sering ngeliat lo di baca buku, di perpustakaan, makanya pas berita itu keluar, gw berusaha nyangkal, dan gak mau percaya sampai akhirnya hari ini gue tau kebenarannya langsung dari orang nya"
Haira yang masih sedikit sedih karena habis menceritakan semua itu, Aza bertanya lagi
"Oh ya, Bian sakit apa tuh, kok sampai dirawat di rumah sakit"
"Jadi, semenjak dia aku tolak, dia sedikit memiliki gangguan mental, karena dia obsessed bgt sm aku ternyata, terlebih lagi keesokannya setelah aku menolaknya, orang yang paling dia sayangi di dunia ini yaitu Mamah nya meninggal, dia sangat terpuruk jadi Papah nya membawa nya ke psikiater untuk mengobati mental nya"
"Jadi mentalnya terganggu?"
Haira mengangguk "Iya, begitulah"
"Tapi kenapa dia bisa ada di jakarta, bukannya dia pindah di bogor?"
"Entahlah, Mungkin dia ingin bersama dengan Papah nya, karena terakhir kali aku dengar, Papahnya dipindah tugaskan lagi di Jakarta"
"ooh begitu, Ra.. Gw benar-benar minta maaf ya, gw seharusnya dengerin penjelasan lo dulu, dan gak asal ngomong hal yang nyakiti lo"
"Iyaa Gakpapa kok ZA"
"Ohh ya, Bajunya, aku kelupaan membawanya" Haira yg keingat baju yang Aza pinjamkan saat ia ketiduran disini
"It's okay , Ambil aja, Itu milik lo sekarang"
"Ahh enggak, Aku akan mengembalikannya"
"Gak usah, itu baju Mamah yg udah gak kepakai, lo bisa pakai itu, gak usah dikembaliin"
***
.
.
.
.
.
.
.