Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Pagi harinya
Devan sudah berada dikantor dan sudah duduk dikursi kebesarannya. Devan baru ingat iya belum tau tentang kehidupan Zahra. Ia pun menelpon Roy untuk membawa semua biodata tentang Zahra.
"Roy, keruangan sekarang." Kata Alfa di sambungan telpon.
Beberapa saat kemudian Roy datang membawa beberapa berkas tentang penyelidikannya. Sesampainya diruangan, Roy celingukan mencari keberadaan Zahra disana.
"Gadis itu sedang keluar. Mana berkas yang saya inginkan?" ucap Alfa yang tau apa yang asistennya cari sehingga dia langsung memberitahukan keberadaan Zahra.
"Ini tuan. Ini berkas tentang nona Zahra yang tuan minta. Semua data diri dan keluarganya ada didalam." Jelas Roy pada bosnya.
"Sejak kapan kau memanggil dia dengan sebutan nona?" Tanya Alfa seraya membaca berkas tersebut.
"Em sejak hari ini tuan." Jawab Roy dengan senyum kaku.
"Jadi, dia masih mempunyai kedua orang tua sama adiknya perempuan?" Kata Alfa.
"Iya tuan, nona Zahra ke kota jakarta untuk mencari uang buat berobat bapaknya yang berada di kampung," ucap Roy.
"Dia anak dari Yuda Permana dan Heni Lestari. Terus adik....." Ucapan Alfa terhenti ketika pintu ruangan diketuk oleh seseorang. Dan ternyata itu Zahra, gadis itu masuk kedalam membawa beberapa kantong makanan yang Alfa minta.
"Permisi, apa saya mengganggu?" Tanya Zahra yang sudah menyelonong masuk.
"Ya sudah, kau boleh keluar" Ucap Alfa kepada sang asisten.
"Baik, saya permisi tuan, Nona" Roy menganggukan kepalanya undur diri dari ruangan tersebut.
"Mana pesanan saya?" Tanya Alfa yang bangkit menghampiri Zahra.
"Ini tuan. Lengkap dengan minuman yang tuan minta juga." Zahra meletakkan makanan diatas meja dan menyusunnya.
"Saya mau tanya sama kamu," Ucap Alfa.
"Mau tanya apa tuan?" ucap Zahra.
"Jadi kamu merantau dari kampung ke kota ini?" Tanya Alfa.
"Kenapa tuan menanyakan hal itu?" Zahra bukannya menjawab malah balik tanya.
"Jawab saja pertanyaan saya." Ucapnya
"Saya tinggal bersama kedua orang tua saya, saya memang dari kampung. Saya merantau ke kota ini untuk...." Ucapan Zahra terhenti. Dia tidak mau menceritakan kehidupannya, dia tidak mau dikasihani oleh siapapun.
"Baiklah kalau tidak mau cerita. Saya harap hidup kamu bahagia dan bisa membiayai bapak kamu untuk berobat " Ucapan Alfa membuat Zahra mendongakkan kepalanya, menatap heran pada sang bos yang seakan tau apa yang Zahra alami selama ini.
"Makanan ini untuk kamu, kamu bisa berbagi dengan teman kamu yang ada disini. Saya akan keluar hari ini dan mungkin saya tidak balik lagi kekantor. Jadi, kamu bisa pulang lebih cepat jika pekerjaan kamu sudah selesai." Kata Alfa.
"Tuan serius kasih semua makanan ini untuk saya bagikan ke karyawan lain?" Tanya Zahra tidak percaya.
"Apa saya terlihat seperti pembohong?" Tanya Alfa.
"E e.. Ti-tidak tuan. Terimakasih untuk makanannya, saya akan bagikan keteman-teman saya." Zahra kemudian mengemas semua makanan yang ada dimeja.
"Saya permisi tuan. Sekali lagi terimakasih." Zahra berpamitan dan keluar membawa makanan dan minuman. Zahra masuk ke pantri dan disana sudah ada beberapa OB/OG yang ingin beristirahat.
"Hai teman-teman, aku bawain kalian makanan enak." Sapa Zahra sembari memamerkan makanan yang dia bawa.
"Waahh... Banyak banget. Kamu abis dapat bonus dari tuan?" Tanya salah satu OB yang bernama Zidan.
"Engga, ini dari tuan Alfa katanya buat kita semua." Ucap Zahra enteng.
"Tumben bener tuan kasih makanan kaya gini?" Ucap salah satu teman OG yang bernama Gea.
"Atau jangan-jangan kamu ada apa-apa sama tuan bos ya?" Ucapan Gea membuat semua menoleh kearah Zahra.
"Engga lah. Ini memang rejeki kita aja. Orang seperti aku mana mungkin disukai sama bos besar" Celetuk Zahra dengan tertawa.
"Bisa aja kamu pake pelet buat melet tuan Alfa. Secara dia kan masih muda, tampan, orang terkaya nomer satu lagi." Kali ini bukan temannya yang berbicara, tapi Zaskia yang saat itu hendak mengambil air minum.
"Kalo ngomong dijaga dong. Jangan fitnah orang seenaknya" Ucap Zidan.
"Iya, Zahra ga mungkin ngelakuin hal kaya gitu. Dia orang baik," Sambung Luna.
"Bilang aja iri gak bisa deket sama tuan Alfa," Sambung Acha.
"Gue? Iri sama dia? Helooo... Gak level banget sih. Orang kampung kaya dia apa yang dibanggakan," Ucap Zaskia.
"Udah jangan dengerin, biarin aja. Kita makan aja yuk." Zahra berusaha menghentikan percepatan itu agar tidak terjadi keributan disana.
"Sok baik banget, cok cantik, cantikan juga gue," Gumam Zaskia yang berlalu dari tempat itu.
"Gue heran deh. Kenapa orang seperti itu bisa masuk kekantor ini sih. Bikin sepet mata aja" Celetuk Acha.
"Udah, makan makan. Biarin aja dia" Ucap Zahra.
Kemudian mereka berlima akhirnya makan siang bersama didalam pantri. Biasanya mereka akan makan siang dikantin kantor, tapi berhubung Zahra menawarkan makanan, akhirnya mereka mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantin.
Selepas makan siang, semua kembali bekerja sesuai tugas mereka. Dan Zahra dengan sigap membantu teman-temannya membersihkan kantor.
Sampai akhirnya jam kerja berakhir, semua karyawan bergegas pulang begitupun Zahra. Saat sedang menunggu bus, Zahra dikagetkan dengan suara perempuan yang memanggilnya.
"Zahra? Kamu apa kabar?" Tanya Nanda.
"Nanda? Ya Allah, aku kangen banget sama kamu. Kamu apa kabar?" Zahra tak menyangka jika dia akan bertemu dengan sahabatnya itu didepan kantor Alfa. Mereka berpelukan dengan sangat erat, menyalurkan rindu yang sangat dalam satu sama lain.
"Kamu lagi ngapain disini? Ini lumayan jauh dari kosan kamu,"" Tanya Nanda kemudian.
"Aku kerja di kantor itu. Dan ini sedang menunggu bus. Kamu sendiri ngapain disini?" Tanya Zahra.
"Aku tadi abis ketemu sama temen, tapi ban mobil aku bocor Jadi supir lagi ke bengkel dulu. Jadi kamu nggak keliatan lagi dicafe paman aku ternyata kamu kerja di perusahaan itu?" Ucap Nanda yang menunjuk perusahaan yang Zahra maksud.
"Iya, aku jadi OG disana, lumayan bisa nabung Nan," Ucapnya berbohong padahal kerja di perusahaan itu ia tidak digaji, sedangkan menjadi pembantu dirumah Alfa digaji.
"Syukurlah. Aku ikut bahagia," ucap Nanda.
"Maafin aku ya, karna nggak ngabarin kamu. Aku langsung keluar dari cafe itu begitu aja, aku jadi nggak enak sama kamu sama paman kamu Nan," ujar Zahra yang merasa tak enak hati.
Nanda menggeleng lalu tersenyum."Nggak papa Ra, nanti aku bisa ngomong sama paman aku," ucapnya.
"Aku ga pernah libur sind, sekali libur dikantor
"Eh bus aku udah datang, aku pulang dulu ya." Pamit Zahra.
"Bentar. Kalau kamu butuh aku, hubungi nomer ini ya" Nanda memberikan kertas berisi nomernya kepada Zahra.
"Makasih Nanda, lain kali aku hubungi." Ucapnya
"Hati2 dijalan Ra," Ujar Nanda kepada sahabatnya yang sudah naik kedalam bus.
semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...