Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tekanan Oma & Kejutan Alpha
Waktu berlalu, bulan pun berlalu Alpha semakin membaik namun belum beraktivitas berat, tangannya juga sudah sembuh namun masih dia sembunyikan dari Shafa.
Shafa semakin pandai dalam menjadi sekertaris pribadi suaminya, bahasa asingnya semakin baik, cara berpakaiannya pun sudah semakin menunjukkan posisi dan jabatannya yang semakin baik, hanya saja dia tetap rendah hati dan ramah.
Namun ada yang mengganjal di hati Shafa, selama sekian waktu Alpha seolah masih menjaga jarak dari dirinya, Alpha seolah masih terus menatap dirinya sebagai bocah kecil dan puncaknya hari ini Shafa benar-benar merasa lelah hati.
Hari ini hari libur, Alpha pergi bersama Fabian dengan alasan bertemu teman lama, Shafa sendirian di rumah dan Kenzie pergi ke permukaan.
Shafa bosan sendirian, dia pun ingin menyusul Kenzie namun langkahnya terhenti Oleh wanita tua yang berdiri di hadapannya saat dia membuka pintu rumah.
Oma Erika oma dari Alpha berdiri dengan angkuh di hadapannya, membuat Shafa terkejut dan membeku di tempatnya, untuk pertama kalinya Oma datang kesini sejak Shafa tinggal di sini.
"O Oma..." Shafa sedikit gugup.
"Silahkan masuk." Kata Shafa setelah sudah bisa menguasai diri.
Oma Erika masuk tanpa menjawab lalu duduk dengan angkuh tanpa di persilahkan, membuat Shafa merasa tidak nyaman apalagi jika melihat tatapan meremehkannya itu.
"Aku ingin memintamu segera hamil, karena Alpha sudah tidak muda lagi." Katanya to the point membuat Shafa mengangguk namun hatinya sejujurnya ragu, bagaimana dia bisa hamil jika Alpha tak mau menyentuhnya lebih.
"Waktumu tak banyak jika dalam satu tahun pernikahan kalian kamu tak hamil, tinggalkan Alpha atau biarkan dia menikah dengan jodoh pilihanku, yang jelas dia keluarga yang berada, berkelas dan berpendidikan tinggi, bukan seperti dirimu." Kata Oma Erika seperti jarum yang menusuk hati Shafa seolah dia di tampar dengan kata-kata dan di minta sadar dari mana dirinya berasal.
"Kau tau, Alpha harus memiliki penerus karena perusahaan kami butuh pemimpin berikut-berikutnya. Jadi entah bagaimana caramu harus hamil benih dari Alpha." Kata Oma lagi yang hanya bisa Shafa angguki dengan sendu.
"Tapi Oma, kondisi Kak Alpha belum pulih sepenuhnya." Shafa berusaha menyanggah dan meminta pengertian dari Oma mertua itu.
"Tapi kamu juga penyebab tanganya patah! Kau lupa??" Kata Oma tak terima sanggahan apapun membuat Shafa mendesah kasar dan merasa serba salah.
"Kau tau, jangan jadi penghalang untuk keberlangsungan penerus keluarga kami, kau jangan jadi wanita pembawa sial bagi keluarga kami!" Kata Oma pedas membuat Shafa mengepalkan tangan tertahan menahan sesak hatinya, haruskah berkata sekasar itu pada dirinya.
"Oma Shafa akan berusaha yang terbaik untuk Kak Alpha, tentang keturunan biarkan Kak Alpha yang memutuskan, Shafa tak bisa berjanji apapun." Kata Shafa rendah menahan amarahnya.
"Aku tak main-main tunjukkan jika kamu layak menjadi istri Alpha dengan memberikan keturunan!" Kata Oma lalu bangkit dan meninggalkan rumah tanpa salam membuat Shafa geleng kepala tak percaya pada sikap arogan Oma mertuanya.
"Ah pantas Kak Alpha kadang tampak angkuh ternyata begini pola didiknya." Kata Shafa begitu Oma pergi dengan para pengawalnya.
Shafa pun duduk dan berpikir keras bagaimana caranya memenuhi permintaan dari Oma mertuanya, sementara suaminya masih saja menganggap dirinya seolah gadis kecil dan tak ingin membuat dirinya hamil terlebih dulu.
\*
Malam hari di rumah Alpha.
Alpha ingin membuat kejutan jika tangannya sudah sembuh dirinya keluar dari kamar tanpa penyangga tangannya, namun niat hati ingin memberi kejutan Shafa yang terjadi justru sebaliknya.
Alpha yang terkejut begitu membuka pintu dan menatap ranjangnya, untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan menikah Alpha menatap begitu takjub istrinya.
Kulit putih itu kini makin bersinar saat di padu dengan baju satin hitam bertali tanpa lengan dan hanya sepanjang lutut, Alpha menelan ludahnya kasar saat menatap itu semua.
"Shafa???" Alpha bersuara berat hingga membuat istrinya kecilnya itu menoleh.
"Ya Kak??" Jawab Shafa sambil tersenyum namun sama terkejutnya saat melihat Alpha tak lagi memakai penyangga tangannya.
"Kak Alpha udah sembuh???" Shafa bangkit dan mendatangi Alpha yang membeku di tempatnya tak berkedip menatap keindahan yang justru menghampiri dirinya.
Balon segar yang tersembunyi itu begitu mengayun saat berjalan mendatangi dirinya, sumpah demi apapun Alpha laki-laki normal yang sudah lama menahan diri saat tidur bersama, saat memakai piyama tidur tanpa berhijab saja Alpha sudah sering tergoda apalagi dengan baju kurang bahan begini, Alpha makin tak bisa mengendalikan deru nafas beratnya.
"Ini serius?? Wah... Alhamdulillah akhirnya." Shafa raih tangan suaminya lalu di tekuk dan di genggamnya bahagia, dirinya amat senang karena tangan suaminya berfungsi seperti dulu lagi.
"Shafa, apa maksud kamu berpakaian begini?" Tanya Alpha berat dan parau menatap dalam Shafa yang mendadak juga membeku dengan tatapan ingin Alpha pada dirinya.
"Aku ingin, Kak Alpha melihat diriku sebagai wanita, bukan Anak kecil lagi." Kata Shafa jujur sambil menggigit bibirnya, membuat Alpha makin menelan ludahnya.
"Bagaimana? Aku sudah pantas di sebut wanitakan?" Kata Shafa lagi.
"Aku belajar dari internet cara agar Suami tertarik, ehm begini salah satunya." Kata Shafa agak malu sejujurnya.
"Kak Alpha tidak su... Ehmmm" Belum selesai ucapan itu namun Alpha sudah tak tahan melihat dua baris merah yang sedari tadi ingin dia rasakan, karena sudah candu, namun kali ini Alpha tak ingin Shafa mundur dari ingin menjadi seorang wanita.
Tangan Alpha sudah berani menyapa dan berkenalan dengan wanita halalnya, bukan tak bisa namun lebih menahn diri apa yang Alpha lakukan selama ini, bukan tak menarik apa yang ada pada istri kecilnya namun Alpha tak ingin istrinya menyesal setelah menjadi dirinya seutuhnya.
"Apa kamu yakin ingin aku lihat sebagai wanita??" Tanya Alpha parau sembari membelai lembut pipi Shafa yang mulai merasa seluruh tubuhnya aneh atas apa yang Alpha lakukan pada dirinya.
"Lihat aku seorang Kak, lihat aku sebagai wanita halalmu selamanya." Pinta Shafa pelan penuh permohonan.
Alpha tersenyum lalu membawa istrinya itu ke ranjangnya membaringkan penuh lembut dan dia tatap keindahan yang selama ini tersimpan baik di balik baju longgarnya itu.
Tubuh ramping kecil itu ternyata sempurna, dengan kulit dan aset yang pas di genggamannya, Alpha melepaskan penghalang pada dirinya sembari melihat Shafa yang memucat saat melihat sesuatu pada dirinya.
"Kak!"
"Tu tunggu."
"Aku... Aku belum... "
Shafa takut jujur itu terlalu mengerikan bagi dirinya, tak pernah terbayang sebelumnya jika pada akhirnya setelah di pandang wanita dirinya akan begini.
"Aaa takutttt Hmmmm."
Alpha bungkam dengan sapuan lembut tak ingin mundur lagi, "Terlambat bagimu untuk mundur sayang." Batin Alpha.
\*
Sampai di sini kelanjutannya biar mereka yang tau ya, jangan lupa like komen dan Vote dong biar author makin semangat 🙏😍
Aq blm tav vaf nih 🤭